Proyek Jalan Rp 28 Miliar Diprotes Warga
RAJEG,SNOL Proyek pembangunan Jalan Sukatani-Daun-Jambu Karya di Kecamatan Rajeg sudah menuai protes sebelum dibangun. Bebatuan yang digunakan untuk menguruk badan jalan sepanjang 4 KM itu diratakan asal-asalan sehingga rentan menimbulkan kecelakaan bagi pengendara yang melintas.
Pantauan wartawan di lokasi, bebatuan untuk menguruk badan jalan tidak dirata dan padat. Diduga perataan hanya dilakukan secara manual dan tidak menggunakan alat berat. Sehingga hasilnya, banyak batu urukan besar yang berserakan. Batu-batu tajam pada bagian ujungnya juga tampak menganga. Kondisi itu membahayakan para pengendara pengguna jalan tersebut.
“Sudah dua bulan terakhir ini banyak warga yang mengalami kecelakaan, karena kontraktor tidak meratakan batu urugan itu dengan baik,” ujar Ahmad, tokoh masyarakat Rajeg yang juga menjabat sebagai Camat Sepatan Timur, Selasa (8/5/2012).
Ahmad menuding bebatuan yang digunakan untuk menguruk tersebut bukanlah batu yang sudah digiling. Hal itu dapat dilihat dari bentuk batunya yang cukup besar.
Terkait proses pengurukan itu, jika memang saat ini masih proses pemadatan seharunya kontraktor yang mengejarkan proyek tersebut menggali tanah terlebih dahulu untuk diratakan, bukannya langsung menambal jalan-jalan yang bolong dengan batu besar.
“Saya memang bukan orang teknis tapi yang saya tahu selama ini pengerjaan jalan harus diratakan oleh tanah dulu. Bagaimana bisa tahan lama jika dikerjakan asal-asalan seperti itu,” tukasnya dengan nada kesal.
Seharusnya, kontraktor yang mewakili pemerintah daerah dalam mengerjakan proyek tersebut mengerjakan dengan baik, karena nantinya akan berimbas pada kredibilitas pemerintah daerah, terlebih proyek itu menggunakan APBD 2012 hingga Rp28 miliar.
“Nantinya masyarakat tidak akan mau tahu, mereka hanya tahu proyek pembangunan tersebut dikerjakan oleh pemerintah. Jika kualitasnya jelek, mereka akan menilai pemerintah jelek juga,” jelasnya.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Pi’i warga Desa Jambu Karya. Dia mengaku sangat kesal dengan pengerjaan proyek pembangunan jalan yang telah lama warga nantikan ini. “Telah bertahun-tahun warga mengharapkan jalannya agar diperbaiki, saat diperbaiki pengerjaannya asal-asalan begini,” ujar Pi’i yang ditemui saat hendak mengantar istrinya dengan sepeda motor.
Sementara itu untuk mengetahui data tentang pengerjaan proyek tersebut pihak PU Bina Marga belum bisa dihubungi. Begitu pula saat mencoba melihat di plang proyek ternyata tidak ada. Padahal sebelumnya plang itu telah terpasang namun entah kenapa dicabut. (hendra/jarkasih)