Banjir Pandeglang Telan 2 Nyawa
Terendam, Tol Tangerang-Merak Macet
PANDEGLANG, SNOL Banjir yang melanda Sembilan Kecamatan di Pandeglang, menyisakan dua. Dua orang warga dilaporkan tewas akibat terseret arus dan derasnya aliran air sungai yang meluap.
Dua orang korban masing-masing Usep (21), warga Kampung Ciparungpung RT 01/04, Desa Pasir Jaksa, Kecamatan Koroncong dan Irman (60), warga Kampung Simpang Tiga Ciparay, Desa Citeluk, Kecamatan Cibitung.
Kapolsek Cadasari AKP Achmad Boy mengatakan, akibat hujan deras beberapa hari terakhir, Usep diduga terseret arus sungai yang deras. Kemudian korban ditemukan sekitar tujuh kilometer dari dilaporkan hilang, tepatnya di Sungai Cisangu di Kampung Bojongneros, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Lebak.
“Ada satu warga yang dilaporkan terbawa arus di Kampung Ciparungpung, Desa Pasirjaksa dan mayatnya sudah ditemukan di Kecamatan Warunggunung, Lebak, Rabu lalu. Saat ini korban sudah berada di rumah duka,” kata AKP Achmad Boy, Rabu (22/1).
Sedangkan korban tewas Irman (60), dilaporkan hilang sejak Minggu 19 Januari lalu. Korban paruh baya ini dilaporkan hilang oleh keluarganya terakhir sedang berada di Sungai Citeluk.
Kapolsek Cibitung, AKP Yayat Jatnika A menjelaskan, Sabtu 18 Januari sekitar pukul 20.00 WIB korban hendak menjenguk anaknya yang tinggal di kampung seberang sungai. Kata dia, di atas batu dekat pusaran air di Sungai Citeluk ditemukan sarung dan pakaian yang diduga milik korban. Namun, lanjut dia, pihaknya belum memastikan hilangnya korban karena terbawa arus sungai atau hal lain.
“Keluarga korban laporan ke kami itu dua hari setelah korban hilang. Kami belum bisa memastikan korban hilang karena tenggelam atau lainnya, karena hingga saat ini korban belum ditemukan,” ungkap AKP Yayat Jatnika di Polres Pandeglang, kemarin.
Sambung dia, hingga saat ini anggota kepolisian, TNI dibantu warga masih melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Citeluk. Bahkan, tim juga melakukan pencarian ke hutan didekat aliran sungai. “Tim masih melakukan pencarian dan sampai hari ini (kemarin siang, red) tim belum menemukan korban,” pungkas pria asli Bandung ini.
Peristiwa orang hilang terseret arus sungai juga menimpa siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wirasinga Desa Pangaur Kecamatan Jasinga Bogor Jawa Barat, Safullah bin Uding (18). Korban terseret arus ketika menyeberangi Sungai Cidurian sewaktu pulang sekolah. Saat ini korban masih dalam pencarian tim SAR dan relawan serta aparatur dari Muspika Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak.
Camat Curugbitung, Sukanta, mengatakan, saat ini relawan, tim SAR dan Muspika dibantu masyarakat masih melakukan upaya pencarian terhadap korban yang diketahui bernama Safullah. “Kami saat ini masih di sekitar Sungai Cidurian melakukan upaya pencarian korban. Hingga sekarang belum ada petunjuk keberadaan korban,” ujarnya
Pada bagian lain, meski debit air di Sungai Ciujung sudah berangsur normal dan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Serang, warga juga memilih tetap bertahan di pengungsian karena mengkhawatirkan banjir susulan. Berdasarkan pantauan, pengungsi dari Desa Undar-andir Kecamatan Kragilan dan di Desa Panosogan dan Desa Gandayasa di Kecamatan Cikeusal belum kembali ke rumahnya karena air masih menggenangi wilayah mereka.
Di Desa Undar-andir, warga bertahan di tenda pengungsian yang didirikan di bahu ruas Tol Tangerang-Merak KM 57. Meski para pengungsi berada di bahu jalan, operasional tol tersebut tetap berjalan seperti biasanya hanya dengan membuka satu jalur dari arah Merak ke arah Jakarta dan sebaliknya.
“Mending di pengungsian saja, lebih aman. Lagi pula kami masih trauma dengan banjir tahun lalu sehingga kami buru-buru mengungsi ketika mendengar banjir datang. Kami baru akan meninggalkan pengungsian jika air benar-benar sudah surut,” tutur seorang pengungsi dari Desa Undar-andir bernama Muhadi.
Sementara itu, UPT Bendung Pamarayan yang di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang menyatakan jika pihaknya sudah mencabut status awas untuk debit di bendung tersebut. Pencabutan status tersebut dilakukan seiring dengan telah turunya debit air dari 2.400 meter kubik per detik pada Selasa (21/1) malam menjadi 561 meter kubik per detik pada Rabu (23/1) sore. Dengan perhitungan debit terakhir tersebut tergolong sudah masuk dalam kategori normal.
“Status awas sudah kami cabut pada hari ini (kemarin, red) karena debit iar sudah menurun hingga batas aman yakni 561 meter kubik per detil pada pukul 17.00 WIB,” ujar Kepala UPT Bendung Pamarayan, Hermanto, saat di temui di ruang kerjanya.
Menurut Hermanto, dengan dicabutnya status tersebut bukan berarti Banten belum terlepas dari ancaman banjir susulan. Pasalnya, debit air bisa saja kembali meningkat jika Kabupaten Lebak kembali diguyur hujan. “Masih belum aman, bisa saja kembali naik kalau Kabupaten Lebak kembali diguyur hujan dengan waktu yang cukup lama,” katanya.
Tol Tangerang Banjir
Akibat curah hujan yang tinggi dan banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Tangerang membuat air menggenangi badan Jalan Tol Tangerang-Merak di KM 38 di Kecamatan Balaraja, Rabu (22/1). Akibatnya, kemacetan panjang arah Jakarta hingga sekitar 3 kilometer. “Jalan tol masih bisa dilalui kendaraan, meski tergenang air,” kata Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandalasakti, Indah Permanasari, kemarin.
Menurut Indah, banjir tersebut akibat luapan Sungai Cogrek yang berada di dekat jalan tol. Air meluap sejak Rabu siang dan hingga malam ini belum terlihat tanda tanda akan surut menyusul curah hujan yang tinggi.
Genangan air yang cukup panjang itu membuat kendaraan yang melintas memperlambat laju kendaraanya sehingga menyebabkan kemacetan panjang. Kemacetan diperparah karena adanya pekerjaan proyek pelebaran jalan. (mardiana/arif/aditya/deddy/bnn)