Tenggak Miras Oplosan, 14 Nyawa Melayang

Belasan Korban Kritis Masih di RS
MOJOKERTO,SNOL Minuman keras (miras) jenis arak kembali menelan korban. Sedikitnya 14 orang asal kota dan Kabupaten Mojokerto tewas setelah menenggak minuman maut tersebut. Mereka tewas bergilir sejak tiga hari terakhir. Sementara itu, belasan orang lainnya kini dinyatakan kritis.
Korban yang tercatat meregang nyawa paling awal adalah Tri Triyono Hari, 38, warga Sooko, Kabupaten Mojokerto. Nyawanya tidak tertolong setelah dirawat di RSU dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Dia meninggal pada 3 Januari. “Dia dibawa ke rumah sakit siang, yakni sekitar pukul 02.00,” kata petugas rumah sakit kepada Jawa Pos Radar Mojokerto kemarin.
Hampir bersamaan dengan Tri, Sugeng Hernowo, 31, warga Kebunagung, Kecamatan Puri, juga tengah dirawat intensif di rumah sakit pelat merah tersebut. Dengan kondisi kritis, remaja itu meninggal tepat pukul 23.00. Mendekati dini hari, sedikitnya lima orang lainnya juga mengembuskan napas terakhir.
Memasuki Sabtu pagi (4/1), RSU Kota Mojokerto terus kebanjiran pasien pesta miras yang berujung maut. Saat masuk di UGD, keluhan mereka nyaris sama. Yakni kepala pusing, muntah-muntah, dan pandangan mata buram. Selama sehari, tiga orang kembali meninggal di rumah sakit tersebut. Mereka adalah Adi Siswanto, 22, warga Jagalan II, Kecamatan Magersari, yang meninggal pukul 21.35; Rahmatulloh, 26, warga Balongrawe, Magersari meninggal pukul 22.15; dan Kholiq, 44, warga Mentikan IV, Prajurit Kulon, meninggal pukul 23.40.
Pagi kemarin seorang korban kembali meregang nyawa di rumah sakit itu. Dia adalah Ponidi, warga Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon. Dia meninggal pukul 04.45. Ponidi langsung dibawa ke rumah duka dan selanjutnya dimakamkan di pemakaman umum Losari, Kecamatan Gedeg, bersama dengan tetangganya yang bernasib sama.
Bukan hanya di RSUD Surodinawan yang menjadi jujukan keluarga korban miras jenis arak tersebut. RSUD RA Basuni, Gedeg, juga merawat seorang pasien miras. Yakni Sudiro, 40, warga Japanan Lor, Desa Japanan, Kemlagi. Korban yang juga dikenal sebagai penjual miras di kampungnya tersebut meninggal pada Sabtu sore.
Selain itu, di RSI Hasanah, Jalan Hos Cokroaminoto, disibukkan dengan penanganan pasien serupa. Dua orang meninggal pada waktu yang hampir bersamaan. Mereka adalah  Yoyok Tranggono, 33, warga Batan Krajan, Kecamatan Gedeg, dan Jemi Andrianto, 17, warga Jagalan, Gang II.
Sebanyak 14 orang di antara sejumlah korban meninggal di tiga rumah sakit berbeda selama tiga hari terakhir. Meski banyak korban berjatuhan, hingga kini masih ada sebelas orang yang dirawat tim medis. Berdasar data di beberapa rumah sakit di Mojokerto, korban miras oplosan yang kritis, antara lain, M. Arif, 16, warga Balongrawe Baru III; Asidiki, 24, warga Suromurukan; Farisal, 25, warga Kranggan; Binarto, 38, warga Sinoman VIII; dan Ali Imran, warga Mentikan. Mereka kini dirawat di ruangan yang berbeda di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto.
Sementara itu, Wuri Larasati, 17, warga Malang yang sempat dirawat di UGD, dirujuk keluarganya ke RSUD Saiful Anwar, Malang. Ali Imran yang ditemui Jawa Pos Radar Mojokerto kemarin menyatakan, dia dan tiga temannya mengadakan pesta miras pada Sabtu dini hari di kawasan Mentikan. Hingga kemarin, kondisinya lemas dan memutuskan pergi ke rumah sakit. “Saya hanya minum segelas,” katanya singkat.
Ali mengungkapkan, di antara tiga temannya, hanya dia yang mengalami mual dan muntah terus-menerus. Selain itu, matanya terlihat sayu dan tampak tidak bertenaga. “Badan terasa sangat lemas,” paparnya.
Di RSI Hasanah, korban yang selamat, antara lain, Totok Ariyanto, 35, warga Jeruk Macan, Kecamatan Gedeg; Kasminto, 38, warga Sawo, Kecamatan Jetis; dan Ahmad Basuki, 33, warga Mentikan, Gang IV. Mereka kini dinyatakan kritis oleh tim rumah sakit.
Di RS Sakinah, Jalan RA Basuni, Sooko, terdapat dua pasien dengan kondisi lemah. Mereka adalah Muhammad Ridwan, 25, warga asal Banjaragung, Kecamatan Puri, dan Bayu Topan, warga Perum Teratai, Sooko. Korban kritis lainnya adalah Muhammad Arif, 16, warga Balongrawe Baru III. Dia mengeluhkan matanya yang tidak bisa melihat. “Matanya sudah tidak bisa melihat. Ngakunya kepanasan. Padahal, tubuhnya sangat dingin,” ucap salah seorang perawat singkat.
Kepada polisi, Arif mengaku menenggak miras pada 1 Januari bersama dengan sejumlah temannya. Pesta tersebut dilakukan setelah merayakan tahun baru di sekitar rumahnya di kawasan Balongrawe Baru. Dengan mata yang tidak bisa melihat, polisi tidak mampu mengorek informasi yang cukup mendalam. Sebab, banyak pertanyaan polisi yang dijawab sekenanya. (jpnn)
Korban Pesta Miras Malam Tahun Baru
Tewas
-Tri Triyono, 38, warga Sooko
-Pungki Febriawan, 33, warga Mentikan, Prajurit Kulon
-Sugeng Hernowo, 31, warga Kebonagung, Puri
-Saiful Anam, 31, warga Surodinawan, Prajurit Kulon
-M. Hartono, 21, warga Kenanten, Puri
-Edi, 23, warga asal Kedungkwali, Miji, Prajurit Kulon
-Rahmatulloh, 23, warga Balongrawe, Magersari
– Adi Winarno, 42, warga Miji, Prajurit Kulon
-Adi Siswanto, 31, warga asal Jagalan
-Kholik, 44, warga Mentikan, Prajurit Kulon
-Ponidi, 56, warga Mentikan, Prajurit Kulon
-Yoyok Tranggono, 33, warga Batan Krajan, Gedeg
-Jemi Andrianto, 17, warga Jagalan
-Sudiro, 40, warga Japanan Lor, Kemlagi
Kritis
-M. Arif, 16, warga Balongrawe Baru
-Asidiki, 24, warga Suromurukan
-Farisal, 25, warga Kranggan
-Binarto, 38, warga Sinoman
-Ali Imran, warga Mentikan
-Totok Ariyanto, 35, warga Jeruk Macan, Gedeg
-Kasminto, 38, warga Sawo Jetis
-Ahmad Basuki, 33, warga Mentikan
-M. Ridwan, 25, warga Banjaragung
-Bayu Topan, warga Perum Teratai
-Wuri Larasati, 17, warga Malang
Lokasi Minum
-Jayanegara, Kecamatan Puri
-Japanan, Kecamatan Kemlagi
-Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon
-Balongrawe Baru, Kecamatan Magersari
-Bypass Lengkong, Kecamatan Mojoanyar
-Desa/Kecamatan Sooko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.