Bidang Pendidikan Masih Sisakan PR

TANGERANG,SNOL Ke p e mimp i n a n Wahidin-Arief periode 2008-2013 secara resmi sudah berakhir Sabtu (16/11). Selama itu sudah banyak program terlaksana dan tidak kurang pula yang menjadi pekerjaan rumah untuk pasangan walikota/wakil walikota Tangerang periode berikutnya.
Mulai dari persoalan macet, banjir, kesehatan hingga kesejahteraan masyarakat butuh kecakapan dan kecerdasan pemimpin selanjutnya untuk menyelesaikannya. Salah satunya adalah bidang pendidikan.
Hal yang cukup mencolok untuk mendapat perhatian serius, adalah program pendidikan. Indeks Partisipasi Masyarakat (IPM) bidang pendidikan Kota Tangerang, dianggap kalah dari Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Cilegon. Ini artinya angka putus sekolah masih tinggi di Kota Akhlakul Karimah. Padahal uang yang digelontorkan untuk membiayai urusan pendidikan mencapai ratusan miliar. “Saya juga heran. Konon katanya di Kota Tangerang pendidikan sudah bagus. Tapi kenapa IPM kita masih di bawah Tangsel dan Cilegon,” ungkap Arief saat silaturahmi dengan Pokja Wartawan Tangerang, Sabtu (16/11) di salah satu rumah makan.
Mengatasi ketertinggalan ini, kata Arief, tahun depan Pemkot Tangerang memprogramkan beasiswa kepada siswa miskin yang bersekolah di swasta hingga tingkat SMA. Skema itu sudah masuk dalam rancangan APBD 2014 yang tengah dibahas Badan Anggaran DPRD. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, masyarakat miskin dan rentan miskin tingkat SD, SMP dan SMA ada 38 ribu siswa. Rencananya akan diberikan bantuan sebesar Rp 100 ribu per bulan untuk seragam, sepatu, tas dan lain sebagainya serta bantuan SPP sebesar Rp 40 ribu per bulan. Untuk membiayai program ini dibutuhkan anggaran sebanyak Rp 91,941 miliar.
Sedangkan penanganan banjir, normalisasi Kali Angke sebagai solusi masih terganjal pembebasan lahan. Banyak tanah warga yang belum dibebaskan dari kebutuhan sekitar 17 hektar. “Tahun depan mau tidak mau, tanah masyarakat harus dibebaskan untuk proyek ini,” kata Arief yang mengaku Pemkot kebingungan mencari sumber dana untuk pembebasan lahan normalisasi kali.
Tak kurang akan halnya kemacetan, mantan Presiden Direktur Sari Asih Group ini menjelaskan, transportasi di kota ini semakin semrawut. Arief menyebut tahun depan DKI akan membangun elevate busway hingga daerah perbatasan Kota Tangerang. Jika Pemkot ingin menarik busway hingga wilayah Kota, harus menyediakan dana tak sedikit. Estimasinya sekitar Rp 250 miliar per kilometer. “Duitnya nggak ada. Ini yang sedang dipikirkan,”papar Arief. Ia mengutarakan, walikota ke depan harus berpikir keras memecahkan permasalahan Kota Tangerang. “Intinya banyak ‘PR’ untuk walikota ke depan. Tapi saya berharap siapa pun nanti tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.