Diulang, Iti Malah Menang Telak
Hasil Quick Count SMRC
LEBAK, SNOL Pilkada Kabupaten Lebak memang terlilit kasus suap. Namun, pemungutan suara ulang (PSU) yang telah diputus pada sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) saat ketuanya masih dijabat Akil Mochtar yang kini menjadi tersangka suap, sudah digelar, Kamis (14/11).
Hasilnya, pasangan Octavia Jayabaya-Ade Sumardi (IDE) yang digugat kemenangannya pada pemungutan suara sebelumnya malah unggul telak. Berdasarkan quick count (hitung cepat) Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan IDE meraih suara sebanyak 67,74 persen, disusul pasangan Amir Hamzah-Kasmin (HAK) dengan perolehan suara 28,64 persen dan pasangan Pepep Faisaludin-Aang Rasidi (Panglima) dengan 3,62 persen suara.
“Sampel yang kita teliti sebanyak 200 TPS (tempat pemungutan suara-red) di 28 kecamatan di Lebak yang dibagi ke dalam enam zona,” kata peneliti SMRC Dudi Herlianto, saat menggelar jumpa pers di aula Wisma Sugri, Kecamatan Rangkasbitung kemarin.
Berdasarkan perbandingan dari hasil Pemilukada 31 Agustus 2013 lalu, suara IDE mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen, Panglima naik sebesar 0,7 persen, sementara suara pasangan HAK turun enam persen. “Kenaikan suara IDE diperkirakan karena solidnya massa pendukung calon dan kepuasan publik terhadap kepemimpinan Mulyadi Jayabaya,” paparnya.
Dudi optimis hasil surveinya tidak akan jauh berubah dengan hasil perhitungan manual KPU Kabupaten Lebak yang akan diplenokan pekan depan. “Margin error kita hanya dua persen, bisa naik atau turun,” paparnya.
Sementara berdasarkan tabulasi penghitungan sementara yang dipampang di depan kantor KPU Lebak hingga Kamis (14/11) malam, suara IDE mencapai 117.740 suara disusul pasangan HAK dengan perolehan suara sebesar 93.585 suara dan pasangan Panglima sebanyak 49.008 suara. “Hasil suara ini belum final, karena baru sebagian kecamatan saja yang masuk. Datanya berdasarkan SMS yang masuk dari PPS (panitia pemungutan suara-red),” ujar salah satu staf KPU Lebak yang namanya enggan dikorankan.
Menanggapi kemenangan versi quick count, pasangan IDE mengaku bersyukur. “Ini membuktikan kami tidak melakukan pelanggaran pada Pemilukada tanggal 31 Agustus. Buktinya suara kami tidak berkurang, malah bertambah,” ujar Sekretaris Tim Pemenangan Pasangan IDE, Khairul Umam.
Kata Khairul, IDE akan merangkul dua kandidat lain untuk memajukan Kabupaten Lebak hingga lima tahun mendatang. “Intinya sudahilah pertarungan ini, mari kita bersama-sama membangun Kabupaten Lebak yang kita cintai ini,” paparnya.
Sementara pasangan HAK berkeyakinan masih memiliki kesempatan untuk memenangkan PSU. “Saat ini suara yang baru masuk ke KPU hanya sekitar tujuh persen, jadi suara kami masih bisa mengejar,” ujar anggota tim pemenangan HAK, Iman Sampurna.
Menurut Iman, pada dasarnya pasangan HAK akan menerima siapapun yang terpilih, yang terpenting prosesnya dilalui dengan cara yang sehat dan tidak ada kecurangan. “Dari awal kita sudah siap kalah siap menang kok, asal Pemilukada berjalan fair,” ujar Iman.
Bagaimana kalau tetap kalah? Apakah akan kembali menggugat ke MK. “Kita tidak ingin berandai-andai, karena kami saat ini masih fokus pada pengawalan perhitungan suara,” tukas Iman.
Di tempat terpisah, pasangan Panglima mengaku legowo dan menerima apapun hasilnya. “Siapapun yang terpilih tentu kita akan mendukungnya, karena ini merupakan pilihan masyarakat,” ujar cabup Pepep Faisaludin.
Partisipasi Menurun
Tingkat partisipasi warga dalam pemungutan suara ulang (PSU) Pemilukada Lebak yang digelar Kamis (14/11) menurun jika dibanding Pemilukada tanggal 31 Agustus lalu. Faktor penyebabnya bervariatif mulai dari malas hingga bosan dengan kegiatan mencoblos.
“Ya, berdasarkan survei yang kita lakukan, dulu waktu tanggal 31 Agustus 2013 partisipasi pemilih mencapai 74 persen, namun pada PSU hanya di kisaran 65 persen,” kata salah satu peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Muhammad Dahlan, Kamis (14/11).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan SMRC di berbagai Pemilukada di Indonesia partisipasi warga dalam PSU selalu rendah jika dibanding Pemilukada sebelumnya. Mereka menganggap pasangan calon terpilih tidak akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik daerahnya hingga lima tahun ke depan. “Survei yang kita lakukan di Lebak juga memang seperti itu, namun mudah-mudahan hipotesa kita ini salah,” ujar Dahlan.
Ketua KPU Lebak Agus Sutisna tidak menampik partisipasi warga dalam PSU menurun jika dibanding Pemilukada 31 Agustus lalu. Menurut dia, penurunan partisipasi tersebut bukan semata-mata kesalahan KPU Lebak. “Kita sudah maksimal melakukan sosialisasi,” klaimya. (ahmadi/deddy)