Banjir Membawa Pilu
Dua Warga Ciledug Indah Meninggal Dunia
TANGERANG, SNOL Banjir yang melanda Tangerang, menghadirkan kisah pilu. Dua orang warga perumahan Ciledug Indah I dan II , Kota Tangerang meninggal dunia akibat musibah yang melanda kawasan perumahan setempat pada Rabu (13/11) malam.
Indra (65) masih terpukul, Kamis (14/11). Warga Perumahan Ciledug Indah I Rt 03/05, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang ini baru saja ditinggalkan istri tercintanya Ratna (63) yang meninggal dunia saat akan menyelamatkan diri dari kepungan banjir di rumahnya Rabu (13/11) malam.
Di depan jasad istrinya, Indra dan anak-anaknya tidak henti-hentinya tersedu. Di sekelilingnya, keluarga, kerabat dan kerabat terus menenangkannya.
Saat kejadian memilukan itu, Indra bercerita kalau malam itu dia baru saja menitipkan sepeda motor kepada tetangga untuk selanjutnya mengungsi ke posko pengungsian yang telah disiapkan Tim Tanggap Bencana (Tagana) Kota Tangerang. Namun, saat kembali ke rumah, pria renta ini kaget bukan kepalang mendapati istrinya sudah terkulai lemas tak berdaya bersandar di tangga rumahnya.
“Kebetulan cuma ada saya dan anak waktu itu. Kejadiannya sekitar pukul 21.00 WIB. Ibu sudah lemes dan sendaran aja di tangga,” kata Indara saat ditemui Satelit News kemarin.
Mengetahui istri dalam kondisi sekarat, Indra langsung meminta bantuan kepada warga sekitar dan tim SAR. Hanya saja, waktu malam kejadian debit air yang cukup deras membuat proses evakuasi berlangsung agak lama. “Ada sekitar 45 menit saya nunggu perahu karet. Setelah itu istri saya langsung dibawa ke RS Mulia untuk penanganan pertama. Tapi tersanyata sudah tidak tertolong,” tuturnya dengan raut wajah sedih.
Diceritakan Indra, istrinya memang sudah lama mengidap penyakit jantung. Namun, pada malam itu kondisinya masih baik-baik saja. Ada kemungkinan sang istri kaget karena air banjir datang tiba-tiba dengan cepat. “Mungkin dia shock juga, dan kedinginan. Karena memang banjir semalam tiba-tiba sekali. Hujannya cuma sebentar, tapi tahu-tahu sudah naik aja dan masuk ke rumah,” terangnya.
Petugas medis RS Mulia, Maria Mubarikah mengatakan, saat dibawa ke rumah sakit, kondisi Ratna dalam keadaan tidak bernyawa. “Korban masuk ke sini (rumah sakit) pukul 22.10 WIB. Dan saat ditangani memang kondisinya sudah meninggal. Hasil pemeriksaan korban meninggal akibat kedinginan dan serangan jantung,” tuturnya.
Suasana duka akibat banjir Ciledug juga dialami keluarga Rizka Novianti (55), warga Perumahan Ciledug Indah II, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. Ibu satu anak ini harus merelakan kepergian sang suami, Sukamto (61), yang tewas akibat terpeleset di rumahnya sendiri saat sedang membersihkan sisa air yang menggenang akibat banjir.
“Bapak mungkin kecapean habis bersih-bersih rumah. Bapak tiba-tiba saja sudah jatuh di dapur. Pas diperiksa sudah tidak ada nafasnya,” ujar Rizka Novianti dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di rumah duka kemarin.
Menurut Rizka, awalnya dia berencana membawa sang ayah ke rumah sakit. Namun, karena kondisi jalan yang banjir dan korban yang sudah tidak bernyawa, pihak keluarga akhirnya mengikhlaskan. “Ini musibah, dan kami keluarga ikhlas. Musibah ini memang bertubi-tubi. Belum surut banjir di rumah, bapak juga dipanggil Sang Maha Kuasa,” tuturnya sambil terisak.
Tangerang Dikepung Banjir
Banjir yang terjadi sejak Rabu (13/11) masih terus terjadi hingga Kamis (14/11). Ribuan rumah di Tangerang terendam. Selain karena hujan deras yang terus mengguyur kawasan Tangerang dan sekitarnya, banjir juga disebabkan meluapnya sejumlah sungai akibat kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Di Kota Tangerang, sedikitnya ada tujuh titik banjir yang menggenangi sejumlah wilayah. Yakni Perumahan Ciledug Indah I dan II, Perumahan Pondok Bahar, Kampung Candulan Petir, Pendurenan dan Gondrong. Ketinggian air di lokasi tersebut bervariasi antara 50 centimeter sampai 1 meter. Bahkan akibat banjir membuat sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan KH Ashim Ashari atau persisnya depan perumahan Ciledug Indah I, terputus.
“Banjir terjadi karena intensitas hujan yang tinggi ditambah meluapnya kali angke,” ujar Plt Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah saat melakukan sidak di lokasi banjir kemarin.
Selain meluapnya kali angke, meluasnya banjir yang ada di kota Tangerang juga disebabkan ada salah satu tanggul di Pondok Bahar, Karang Tengah yang jebol lantaran belum selesai diperbaiki. “Ada dua tanggul yang sedang diturab pengerjaannya oleh Kementerian PU. Namun belum rampung dan membuat lubang sehingga air masuk ke areal perumahan yang ada di Pondok Bahar,” tukasnya
Sementara Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang sudah mengevakuasi 107 Kepala Keluarga (KK) dan 503 jiwa korban banjir warga Ciledug Indah. Sebanyak empat buah perahu karet dan 20 personel diturunkan untuk siaga dan penyelamatan.
Kepala Bidang Penyelematan Korban, Damkar Kota Tangerang, Endang Maturidi memaparkan, sejumlah posko telah didirikan untuk warga mengungsi. “Daerah yang termasuk titik banjir terus diwaspadai, kita tetap standby sampai sekarang,” ungkapnya.
Banjir Tangsel
Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sejumlah perumahan mewah jalan Graha Raya Bintaro Jaya, Kelurahan Paku Jaya, Kecamatan Serpong Utara, terendam banjir. Bahkan akses jalan penghubung Kota Tangsel dan Kota Tangerang itu, sejak Kamis (14/11) malam sudah terendam air hingga setinggi 60 cm.
Akibatnya, tak jarang pengguna jalan, terutama pengendara motor yang harus mendorong kendaraannya karena mogok. “Parah ini sih, sebenarnya enggak aneh lagi. Tapi kenapa enggak ada penanganan dari pengembangnya ya,” ketus salah seorang pengendara, Syafril Muhammad (26), yang harus rela mendorong motornya hingga pintu gerbang Graha Raya Ciledug.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Uci Sanusi mengaku heran, bila jalan raya BSD juga ikut terkena imbas genangan air. Akibatnya, pada Rabu (13/11) malam, kemacetan panjang terjadi mulai dari Bundaran BSD hingga fly over Cikokol Kota Tangerang. “Air meninggi di beberapa titik di Kawasan BSD. Dan titik itu berada di jalan utama, seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Pahlawan Seribu, Jalan Letnan Soetopo,” jelasnya.
Uci pun mengakui bahwa genangan air kemrain malam di kawasan BSD merupakan titik banjir terbaru di Kota Tangsel. Sebelumnya ada 31 titik banjir dan genangan air di Tangsel. Antara lain di Perumahan Bukit Pamulang Indah, Kayu Gede, Komplek Maharta, Pondok Kacang Prima, Jurang Mangu Permai, Taman Mangu Indah, Perumahan Payung Mas, dan puluhan titik lainnya.
“Mungkin karena saluran air dan intensitas hujan yang tinggi. Tapi kami akan melakukan pencegahan dan mempelajari lebih jauh lagi,” pungkasnya.
Banjir Kab Tangerang
Di Kabupaten Tangerang, Bupati Ahmed Zaki Iskandar langsung meninjau musibah banjir yang melanda Perumahan Mustika Tigaraksa, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa.
Dalam peninjauannya itu, tahun 2013 ini Pemkab telah berupaya membuat tanggul kali saluran pembuangan Ciranjien yang menelan anggaran Rp2,9 miliar. “Kami sedang menyusun anggaran tahun 2014. Kami akan mencarikan solisi yang tepat dan membuat grand desainnya dulu, atau kami buatkan waduk penampungan air di belakang perumahan tersebut agar bisa menampung air dari luapan sungai-sungai yang ada,” kata Zaki.
Zaki menambahkan penanganan banjir di Kabupaten Tangerang sekarang sudah ditingkatkan karena sudah masuk musim penghujan. Contohnya di Perumahan Mustika yang sudah ditangani oleh Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran dengan mengirimkan 2 perahu katret untuk evakusi warga ke tempat yang aman. Kemudian bantuan logistik berupa air minum kemasan, mie instan, beras, dan telah disiapkan posko untuk dapur warga.
Kepala Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kabupaten Tangerang, Teteng Jumara mengaku sudah melibatkan Tagana dan pihak lainnya jika banjir kian meluas di seluruh kecamatan. “Status sudah siaga banjir, kami sudah aktifkan pos-pos penanggulangan bencana kami,” pungkasnya. (kiki/pramita/aditya/aditya/deddy)