Masyarakat Beralih Gunakan Perahu Eretan
TANGERANG, SNOL Pasca penutupan Jembatan Pintu Air 10 untuk keperluan perbaikan oleh Pemkot Tangerang, masyarakat banyak yang beralih menggunakan perahu eretan yang berada di Kedaung, Kecamatan Neglasari. Menurut mereka, alternatif perahu eretan dinilai lebih cepat dan praktis untuk menuju beberapa kawasan yang berada di Kabupaten Tangerang seperti Sepatan, Bayur dan sekitarnya.
“Dari pada lewat Pintu Air. Saya harus muter-muter. Rumah saya di Sepatan, kerja di bandara. Mendingan lewat sini,” ujar Hadi Subakti salah seorang pengendara motor yang lebih memilih menaikkan motornya ke perahu eretan guna sampai ke tempat tujuan. Dikatakan Subakti, dengan menggunakan perahu eretan, dirinya bisa menghemat waktu hingga 30 menit, jika dibandingkan dengan menggunakan jalur darat.
“Lewat sini jauh lebih cepat. Ya walaupun agak sedikit ngeri sih. Namanya juga nyeberang kali cuma naik perahu gini. Tapi enggak apa-apa dari pada lewat jalur darat. Selisihnya bisa sampai 30 menit. Itu belum termasuk macetnya,” ujarnya. Di sisi lain, hal ini menjadi berkah tersediri bagi para penyedia jasa angkutan penyeberangan tersebut. Pasalnya dengan begitu, jumlah pendapatan mereka semakin meningkat.
“Sebelum ada perbaikan jembatan, sehari paling dapet Rp 200 ribu. Tapi sekarang bisa sampai Rp 350 ribu,” tutur Eko, seorang pemilik perahu eretan. Lebih lanjut Eko menambahkan, jika dalam sekali perjalanan perahunya bisa mengangkut hingga 30 unit motor beserta pengendaranya. Namun, jumlah tersebut masih disesuaikan dengan debit air dan cuaca.
“Kita juga sudah punya itung-itungan. Kalau airnya deras, paling cuma bisa bawa 15 motor. Cuma kalau lagi surut begini bisa sampai 25 motor,” tukasnya. Untuk bisa menggunakan sarana transportasi tersebut, penumpang hanya dikenakan biaya Rp 2.000 sekali perjalanan. Operasional perahu eretan juga sudah dimulai sejak pukul 06:00 sampai 20:00 WIB. (kiki/made)