Bunga Api Sebesar Keranjang

Dampak Meletusnya Gunung Sinabung
KARO,SNOL Selamat Sembiring, warga Desa Berastepu mengisahkan kepanikan ribuan warga saat menyelamatkan diri di gelapnya malam, menyusul meletusnya Gunung Sinabung, kemarin.
“Awal kami mengetahui Gunung Sinabung meletus setelah ada getaran sekira pukul dua pagi,” katanya membuka cerita. Getaran tersebut tak terlalu kuat, namun berlangsung beberapa menit hingga membangunkan warga yang tengah terlelap.
Berselang 10 menit kemudian, lanjut Selamat, dia keluar rumah mencari tahu apa yang terjadi. Saat melihat ke arah gunung, mata Selamat tiba-tiba terbelalak melihat pencaran api yang diperkirakan sebesar keranjang dan terpecah seperti bunga api, tepatnya tidak jauh dari lobang kawah pada letusan yang terjadi pada 2010 lalu.
“Kami langsung panik. Tanpa menunggu aba-aba lagi, seluruh warga Desa Berastepu saling menyelamatkan diri dengan kendaraan masing-masing. Situasinya paniklah,” ujar Selamat saat ditemui Posmetro Medan (Grup JPNN) di Ndokum Siroga, lokasi pengungsian warga Desa Berastepu.
Tak jauh beda dengan pengakuan Yusuf Tarigan. Sekira pukul tiga pagi mendengar suara letusan yang bunyinya seperti deru pesawat, dia sontak membangunkan keluarganya dan beranjak menyelamatkan diri. “Abunya memang banyak, tapi kami terus bergerak biar selamat,” kenang Tarigan di lokasi pengungsiannya di Jambur (balai pertemuan) Sempakata Kabanjahe.
“Semula kami ke rumah dinas Bupati Karo, di pendopo itu. Tapi diarahkan ke jambur sini, maka kami semua kemari,” sambung Tarigan menyebutkan tebalnya abu sempat mengganggu penglihatan warga saat menyelamatkan diri.
Meski hujan debu menyelimuti warga dan sempat menyesakkan nafas, namun usaha mereka menyelamatkan diri akhirnya berhasil. Warga melakukan evakuasi mandiri sebelum pertolongan dari Pemkab Karo tiba.
Warga Hilang Kepercayaan
Tak ada pemberitahuan mengenai status Gunung Sinabung jelas sangat mengecewakan warga, khususnya yang menetap di sekitar kaki gunung. Selain itu, warga juga mengaku tak percaya lagi dengan kinerja petugas pemantau.
Hal ini dikatakan Rata Sitepu (43), warga Desa Naman, Kec. Naman Teran saat ditemui di Bundaran Tugu Perjuangan Berastagi, satujam usai letusan.
“Kami minta sekali lagi ketelitian dan antisipasi tinggi dari pihak Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung lebih ditingkatkan, agar tak lagi secara tiba tiba atau setelah meletusnya gunung baru kami diberitahu,” kesal Sitepu.
Seperti diketahui, setelah mengeluarkan rekomendasi evakuasi bagi warga di radius 3 kilometer, Pos Pengamatan Gunung Sinabung juga mengimbau warga  menggunakan masker guna menjaga kesehatan diri dari dampak debu vulkanik yang belum juga berhenti keluar.
Bahkan, abu vulkanik telah sampai ke Berastagi dan sebagian wilayah Kec. Simpang Empat dan Merdeka. Sedang di daerah lain debu vulkanik tidak begitu banyak terlihat, bahkan yang berada dekat dengan areal kawah aktif Sinabung. Abu vulkanik juga telah membuat warga terserang penyakit ISPA. (nang/mar/win/deo/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.