2 Siswa Dianiaya Oknum Guru PGRI 397 Panongan

PANONGAN,SNOL Oknum guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 397 Panongan, Kabupaten Tangerang, berinisial I menampar dan memukul dua orang siswanya.
Akibatnya, kedua siswa bernama Ali Hikni (13) dan Al Ayubi (14) mengalami luka memar di pipi dan lecet di kaki.
Suryatmini (30) ibu Ali Hikni mengatakan bahwa anaknya ditampar oleh oknum guru SMP PGRI 397 di Desa Ranca Iyuh Kecamatan Panongan pada Kamis pekan kemarin.
“Tiba-tiba anak saya pulang dan mengeluhkan memar di pipinya. Setelah saya tanya ternyata ia ditampar oleh gurunya,” ujarnya di rumahnya, Rabu (3/9).
Pengakuan anak keduanya yang menjadi korban kekerasan oknum guru membuat Suryatmini kaget. Terlebih tidak hanya tamparan tetapi juga pukulan menggunakan gagang sapu di kaki sampai lecet.
Warga Kampung Garuduk Rt.08/07 Desa Ranca Iyuh Kecamatan Panongan inipun mempertanyakan perlakuan kasar guru tersebut.
“Saya langsung tanya ke sekolah, kenapa anak saya ditampar sampai memar begitu. Kata guru dan pihak sekolah, anak saya sering membolos,” jelas Suryatmini.
Akibat tindak kekerasan ini membuat Ali Hikni tidak masuk sehari. “Seharusnya kalau memang anak saya bandel dan suka membolos sampaikan ke orang tua, jangan main kekesaran,” imbuhnya.
Rupanya selain Ali Hikni, ada siswa lainnya yang juga mengalami kekerasan yakni Al Ayubi siswa kelas sembilan di sekolah tersebut yang mengalami luka lecet memanjang pada bagian betis kanannya akibat di tendang oleh I lantaran sering telat.
“Tapi Selasa malam kemarin guru-guru sekolah itu datang, termasuk guru yang menampar anak saya. Kemudian mereka meminta maaf dan guru yang menampar anak saya juga membuat surat pernyataan tidak akan melakukan kekerasan lagi. Ia pun mengaku sebelum ke rumah saya, guru-guru lebih dulu ke rumah Al Ayubi. Kami keluarga sepakat menyelesaikan masalah ini dengan musyawarah serta tidak memperpanjang masalah ini,” tegasnya.
Saat disambangi wartawan ke SMP PGRI 397, sejumlah guru dan Kepala Sekolah sedang membahas masalah ini di Dinas Pendidikan. ”Para guru dan Kepala Sekolah tidak ada, sedang rapat mengenai masalah dua siswa yang dipukul guru,” salah seorang guru di sekolah tersebut.
Terpisah, Ketua PGRI Kabupaten Tangerang, Kosrudin membenarkan adanya peristiwa kekerasan terhadap murid di SMP PGRI 397 tersebut. Menurutnya, langkah yang ditempuh guru tersebut sebagai bentuk kepeduliannya dan rasa sayangnya kepada murid. Terlebih murid tersebut sering membolos.
”Sudah dilakukan pertemuan. Masalahnya sudah diselesaikan secara musyawarah melibatkan Dinas Pendidikan juga. Dari pihak guru juga sudah meminta maaf ke murid. Ia berjanji tidak akan melakukan kekerasan lagi terhadap murid,” pungkasnya. (aditya/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.