Perajin Tahu Tempe Tangerang Ancam Mogok Massal
TANGERANG,SNOL Para perajin tahu di Tangerang mengancam akan mogok produksi jika harga kedelai masih tinggi hingga dua pekan ke depan.
Pengurus Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Tangerang (Gakopti), Kasbari mengatakan, mogok massal ini akan dilakukan oleh 135.000 perajin se-Tangerang.
ereka merasa tidak sanggup lagi untuk tetap beroperasi jika harga kedelai masih di atas Rp 8 ribu per kilogramnya.
“Harga kedelai masih sangat tinggi, bahkan untuk di Tangerang mencapai harga Rp 8 ribu per kilogramnya, sedangkan di DKI Jakarta dan Jawa Barat masing-masing Rp 7,8 ribu dan Rp 7,9 ribu per kilogram. Perajin yang rata-rata berskala kecil dan menengah tidak bisa bertahan,” kata Kasbari kepada Satelit News, Senin, (2/9).
Knaikan harga bahan baku ini tidak bisa langsung disikapi dengan menaikkan harga tempe maupun tahu. Hal ini disebabkan sebagian besar konsumen produk kedelai ini dari masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Kalau harga langsung dinaikkan, pembeli bisa menjerit. Mereka kan maunya murah aja, tidak mau tahu harga bahan bakunya gimana. Makanya kami sebagai pengusaha kecil menengah sangat berpikir keras agar bisa menyiasati hal ini,” tukasnya.
Menurut Kasbari, selama ini perajin mencoba menyiasati kenaikan harga bahan baku ini dengan mengurangi volume potongan tempe dan tahu yang dijual. Misalnya, jika tiap potong yang dijual seberat 150 gram, maka dengan kenaikan harga ini menjadi hanya 140 gram.
“Tapi ini agak sedikit sulit dilakukan, karena kita kan sudah biasa dengan ukuran standar. Kalau tiba-tiba dikecilin agak sedikit bikin bingung,” terangnya.
Saat ini permintaan tempe dan tahu di pasaran juga mengalami penurunan. Namun, dia tetap berharap jika kondisi itu disebabkan siklus tahunan pasca Lebaran serta menguatnya harga dolar di pasar Internasional.
“Mudah-mudahan ini tidak berlangsung lama. Jadi kita bisa melanjutkan usaha ini tanpa mikirin harga yang tidak turun-turun. Sekarang mah bisa balik modal aja sudah untung,” tandasnya.
Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) berencana menggelar mogok produksi mulai 9 hingga 11 September mendatang. Hal tersebut dilakukan akibat terus melonjaknya harga kedelai.
Dalam jumpa persnya, Minggu (1/9) lalu, Ketua Gakptindo, Aip Syarifudin mengatakan, sejak Agustus lalu tidak sedikit perajin tempe dan tahu di Indonesia yang sudah tak berproduksi atau mengurangi produksinya. Bahkan, para perajin terpaksa merumahkan sebagian karyawan mereka.
Gakoptindo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menurunkan dan menyetabilkan harga kedelai. Terlebih, mereka meminta pemerintah segera merealisasikan program swasembada kedelai. (kiki/deddy)