Pengusaha Tahu-Tempe Mogok Tiga Hari
TANGERANG, SNOL Jangan kaget jika hari ini tahu dan tempe menghilang di pasaran. Itu karena para pengusaha tahu dan tempe melakukan aksi mogok massal menghentikan produksinya sebagai bentuk protes melambungnya harga kedelai. Aksi mogok ini rencananya akan dilakukan selama tiga hari ke depan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Pengusaha Tahu Indonesia (Hipertindo) Pusat Johanda Fadhil membenarkan adanya rencananya mogok massal selama tiga hari itu. Hal ini dioicu gejolak harga kedelai yang berimbas pada teriaknya pengerajin dan pengusaha tahu.
“Pengerajin dan pengusaha tahu di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Banten selama tiga hari ke depan akan mengehentian produksi tahu dan tempe sementara waktu. Hal ini mereka lakukan seiring terus melambungnya harga kedelai di pasaran, dan terus meruginya para pengusaha tahu dan tempe se-Indonesia,” jelasnya.
Johanda mengatakan, kenaikan harga kedelai yang normalnya hanya Rp 5.500-Rp 5.800, menjadi Rp 7.000 pada Mei 2012 lalu dan meningkat lagi Rp 9.000 saat ini, membuat pengusaha tahu dan tempe merugi. Ruginya lagi, sudah harga kedelai naik begitu tinggi, kualitasnya pun sangat rendah, sehingga kerugian semakin membengkak. “Makanya, tujuan kami menyetop produksi tahu ini agar harga kedelai diturunkan. Kalau tidak kami akan terus melakukan boikot,” tegasnya.
Dia juga menganggap, dalam kenaikan harga kedelai ini ada yang janggal. Dia menilai bahwa kenaikan harga kedelai hanya permainan dari distributor dan memang untuk menjatuhkan pengusaha tahu dan tempe. Apalagi melihat kebutuhan kedelai yang sangat tinggi, yakni mencapai 4.000 ton/hari se-Jabodetabek, sangat menguntungkan penjual.
“Kenaikan ini sangat mencekik. Sebab, dengan kebutuhan bahan baku yang tidak menurun, harga kedelai terus naik. Ini yang membuat kami terus merugi. Makanya kami minta agar pemerintah segera mengambil alih harga jual tahu kalau tak ingin 15.000 anggota kami kolap dalam waktu sebulan mendatang,” katanya.
Sudah Berhenti Produksi
Puluhan pengrajin tempe di Kota Tangerang bahkan kemarin sudah menghentikan produksinya. “Harga kedelai yang jadi bahan pokok tahu dan tempe kenaikannya bukan main, tapi pemerintah kelihatan masih adem saja menyikapinya. Maka mulai hari ini (kemarin,red) kami menghentikan produksi hingga tiga hari mendatang,” kata Yuliani, pengrajin tahu dan tempe di Bulak Tempe, Cipondoh, Selasa (24/7).
Yuliani mengatakan, ia bersama pengrajin se-Jabodetabek, sudah sepakat untuk menghentikan produksi hingga pemerintah mengambil langkah yang berpihak pada pengrajin ini untuk meredam kenaikan harga kacang kedelai ini. “Kalau harga bahan pokoknya naik, lalu mau kita jual berapa tahu tempe ini,” tuturnya lagi.
Dengan rencana mogok produksi selama tiga hari ke depan, Yuliani sudah meliburkan pekerja hariannya, selain itu berbagai peralatan produksi tahu dan tempe dibiarkan tergantung untuk tidak digunakan beberapa hari kedepan. “Kalau tidak ada respon, kami yakin industri tahu dan tempe ini cepat gulung tikar,” singkatnya.
Selain di Kota Tangerang, aksi stop produksi juga terjadi di sejumlah pabrik tahu di Kabupaten Tangerang. “Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk protes harga kedelai yang sudah benar-benar di luar jangkauan kami. Awalnya kami berharap harga kedelai tidak melampaui Rp7.000/kg, tapi saat ini malah sudah Rp 9.000/kg,” keluh Wasdari, pengrajin tempe Kampung Ranca Sadang, Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa kemarin (24/7).
Senada,Toto, pengrajin tahu di Kampung Bidara, Desa Pasir Bolang, Kecamatan Tigaraksa mengaku melambungnya harga kedelai ini terjadi sudah sejak tiga bulan lalu. “Waktu itu harga kedelai Rp 5.700/kg, secara bertahap naik hingga mencapai Rp 9.000,” keluhnya.
Di Pandeglang, sejumlah pengusaha juga menjerit dengan kondisi ini. Marjuki, pengusaha tahu di Kelurahan Cikondang, Kecamatan Pandeglang Marjuki mengaku biasanya ia memproduksi sekitar 80-85 Kg tahu, tempe dan oncom setiap hari, namun sekarang produksinya itu terpaksa dikurangi karena mahalnya bahan baku. “Sejak kedelai naik, kami mulai mengurangi produksi,” kata Marjuki, kemarin (24/7).
Ketua Umum Koperasi Tahu Tempe Tangerang, Asep Hidayat mengungkapkan, sekitar lima ribu pengusaha tahu-tempe di Tangerang akan melakukan aksi mogok beroperasi. “Mulai besok hingga tiga hari kedepan, kita akan berhenti beroperasi memproduksi tahu tempe,” katanya.
Harga kedelai kini mencapai Rp 9.000/kg. Padahal, tiga minggu sebelum puasa, harga kedelai hanya mencapai Rp 6.000/kg. “Bisa-bisa nantinya pengusaha kedelai gulung tikar karena bukannya untung tetapi rugi sebab modal tidak balik,” katanya. (pane/aditya/mardiana/deddy)