Setelah Polisi, Giliran Anak Ketua DPRD Banten Ditembak

SERANG, SNOL—Aksi penembakan kelompok peneror dengan senjata api (senpi) mulai masuk ke wilayah hukum Polda Banten. Tidak seperti aksi teror di Tangerang yang mengincar polisi sebagai targetnya, di Serang, anak Ketua DPRD Provinsi Banten Aeng Haerudin ditembak orang tidak dikenal saat berada di depan Giant, Sempu Seroja, Kecamatan Serang, Kota Serang pada Rabu (28/8) sekitar pukul 23.30 WIB.

Beruntung, nyawa Afiz M Putra (23) yang saat itu bersama Mutia (22), teman perempuannya selamat dan tidak mengalami luka serius, karena penembakan yang dilakukan dua orang tidak dikenal tersebut tidak mengenai tubuh keduanya. Peluru yang diduga dari senjata jenis air soft gun tersebut hanya mengenai kaca mobil korban.

Saat ditemui usai melaporkan kejadian itu di Polres Serang, Mutia mengatakan, sebelum penembakan terjadi, dia bersama Afiz baru saja membesuk saudaranya yang tengah sakit di RS Budi Asih di kawasan Cijawa, Kota Serang. “Pas mau pulang beli nasi goreng dulu buat orang rumah di Sempu Seroja,” ujar Mutia, Kamis (28/8) dinihari.

Nah, di saat menunggu nasi goreng di dalam mobil jazz warna putih dengan nopol B 1909 WFI dengan kaca jendela tertutup, tiba-tiba datang dua orang tidak dikenal yang mengendarai motor dari arah berlawanan dan langsung menembakkan peluru ke arah mobil.

“Saya duduk di samping, saya lihat datang motor yang ditumpangi dua lelaki pake jaket, dan langsung memepet mobil kami, terus terdengar ledakan senjata yang mengenai kaca mobil,” ujar Mutia menceritakan kronologis kejadian.

Setelah kedua pelaku yang tidak dikenali tersebut menembakan senjatanya, korban tidak lagi melihat pelaku kabur. Selain shock mendengar ledakan senjata serta semburan pecahan kaca ke dalam mobil, pelaku yang poisisinya di seberang jalan itu pun terhalangi kendaraan truk yang pas kejadian melintas.

“Saya tidak lihat lagi pelaku larinya ke arah mana, karena waktu itu saya shock dan panik, juga kehalang truk. Yang saya lihat keduanya pakai jaket aja,” ujar wanita cantik bertubuh semampai ini.

Di tempat, Ketua DPRD Provinsi Banten Aeng Haerudin yang juga ayah korban Afiz M Putra mengaku akan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke pihak kepolisian untuk mengusut tuntas. Kendati demikian, Aeng heran dengan peristiwa tersebut, karena menurutnya, selain anaknya yang menjadi target penembakan, kasus tersebut juga terbilang baru terjadi di wilayah hukum Polda Banten.

“Kalau di Jakarta atau Tangerang, mungkin kita kerap mendengarnya seperti halte ditembak atau polisi ditembak dan lainnya. Tapi di Serang baru kali ini. Saya berharap warga lain juga harus lebih hati-hati, dan tentunya terhadap aparat kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini,” kata Aeng yang menemani pelaporan yang dilakukan anaknya ke Polres Serang.

Bagaiamana dengan muatan polisiti? Aeng yang juga politisi Partai Demokrat ini belum bisa menyimpulkan. Namun dirinya meyakini bahwa kasus tersebut adalah murni kriminal umum. Apalagi, dirinya tidak punya riwayat masalah hingga menimbulkan target penembakan oleh pihak lain, baik di kelompok kegiatan politik maupun lainnya. “Saya kira ini hanya kejahatan murni, yang sengaja membuat daerah tidak stabil. Apalagi saat ini tengah musim politik menghadapi Pilkada Kota Serang,” ungkapnya.

Saat ini, Aeng tidak mau berspekulasi terkait kasus ini. Dia akan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus penembakan terhadap anaknya tersebut ke pihak kepolisian, agar polisi fokus dan segera mengungkap pelaku dan motifnya. “Biarkan polisi mengungkap kasus ini, nanti kalau pelakunya sudah ketangkap baru bisa diketahui motifnya,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Kapolres Serang AKBP Yudi Hermawan menyatakan, pihaknya belum bisa mengungkap kasus penembakan yang menimpa anak Ketua DPRD Banten tersebut. “Ya belum lah, ini masih kita mintai keterangan untuk mencari bukti-bukti dan keterangan lainnya,” ujar Kapolres usai memeriksa saksi korban Afiz M Putra di ruang Sat Reskrim Polres Serang, Kamis (29/8) dinihari.

Kapolres mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, pihaknya sudah menemukan alat bukti berupa dua peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. Dari peluru yang ditemukan polisi menduga bahwa senjata yang digunakan pelaku adalah jenis air soft gun. “Kalau motif kami baru akan bisa mengetahui jika pelaku sudah tertangkap. Saat ini tidak bisa menduga-duga,” tukasnya.

Kasus penembak misterius di wilayah Banten bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, hanya dalam rentang tiga pekan di bulan Juli dan Agustus 2013, tiga polisi tewas dan satu luka setelah ditembak orang tidak dikenal di tiga lokasi berbeda di wilayah Kota Tangerang Selatan. Hingga kini, kasus yang diduga dilakukan oleh jaringan teroris itu belum terungkap. (bagas/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.