Gak Enak Kak, Belajar Satu Ruang Sama Adik Kelas…
PONDOK AREN, SNOL Siswa di SDN Jurang Mangu Barat 4, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), belajar dalam kondisi memprihatinkan. Siswa kelas II dan IV terpaksa belajar di satu kelas dan papan tulis yang sama.
Ya, sebanyak 20 siswa SDN Jurang Mangu Barat bejalar dalam kondisi tidak nyaman. Jumlah tersebut bukan untuk jumlah satu kelas, melainkan dua kelas yang melakukan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam satu kelas.
“Sepuluh siswa untuk jumlah kelas 4 berada di sebelah kiri kelas, dan sepuluh lainnya siswa kelas 2 duduk di kanan kelas,” kata Neneng, guru kelas 4 di sekolah tersebut.
Neneng mengaku ketika dia memberikan materi di dalam kelas, guru kelas dua harus diam seperti menyimak dan menunggu hingga selesai materi yang diajarkan. Begitu sebaliknya.
Bahkan, keadaan satu ruangan untuk dua kelas ini sudah berlangsung sejak delapan bulan lalu. Memang tidak nyaman ataupun tidak kondusif untuk proses KBM, namun perasaan pasrah lebih kuat demi mendidik siswa yang hanya berjumlah 10 orang setiap kelasnya itu. “Ya susah ngajar seperti ini, sangat menganggu konsentrasi. Bila guru satu menerangkan, yang satu lagi harus diam, agar kondusif,” keluhnya.
Keluhan yang sama juga dirasakan Laudri (9), siswa kelas 4 sekolah tersebut yang mengaku sudah lama merasakan ketidak nyamanan belajar dengan dibagi dua seperti itu. “Enggak enak kak, belajarnya satu kelas bersama adik kelas. Kasihan mereka,” katanya polos.
Tidak hanya ruang kelas yang hancur, rumput yang tumbuh di halaman sekolah tersebut pun dibiarkan tumbuh menjulang bak ilalang. Apalagi jika sudah lewat dari jam sekolah, suasana seperti sekolah mati pasti akan sangat terasa di sekolah ini. Situasi seperti ini sudah dirasakan para siswa dan guru sejak 8 bulan terakhir.
Kepala Sekolah SDN Jurang Mangu 4, Abdul Mutolip mengatakan, situasi seperti ini dikarenakan ruangan kelas yang biasa dipakai kelas 2 seluruh plafon atau atapnya ambruk. “Sudah tidak bisa dipakai. Kalau me-maksa, saya takut malah membahayakan anak-anak nantinya,” ujar Abdul, Rabu (17/7).
Dia mengatakan, berbagai upaya untuk meminta bantuan perbaikan sudah dilakukan. Bahkan selama dua tahun jabatannya sebagai kepala sekolah, Abdul mengaku sudah berkali-kali mendatangi dan melaporkan keadaan fisik bangunan sekolahnya ke UPT Pondok Aren.
“Selama itu pula tidak pernah ada petugas Dinas Pendidikan yang kemari menengok sekolah kami. Bayangkan, dari tahun 1983 sekolah ini berdiri, belum pernah ada perbaikan,” ucap Abdul sembari menggeleng.
Abdul pun sampai bingung sendiri akan masa depan sekolah yang dipimpinnya. “Apakah akan diperbaiki, atau digabungkan dengan sekolah lain? Kami tidak tahu, yang pasti kami minta jangan sampai dihilangkan,” katanya memelas.
Satu hal yang menjadi penyebab SDN Jurang Mangu Barat 4 sepi peminat, selain karena akses jalan rusak dan cukup terjal. Sebelum menuju sekolah tersebut pun ada sekolah dasar lain yang jauh lebih bagus dari segi kualitas fisik bangunannya.
Terkait kondisi SDN Jurang Mangu Barat 4, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie menjanjikan perbaikan sekolah dasar tersebut. “Kita lihat dulu sampai sejauh mana di dinas pendidikan prosesnya, apakah sudah diajukan di tahun ini atau belum,” kata Benyamin kepada Satelit News, Rabu (17/7).
Jika sudah dianggarkan di tahun ini, Benyamin mengaku akan bertanya kepada dinas pendidikan sudah sejauh mana perkembangannya. Jika belum dianggarkan, Pemkot Tangsel akan menganggarkannya di tahun 2014. “Harus dipantau kondisi sekolahnya, nanti akan saya tanyakan ke dinas sejauh apa prosesnya,” tandasnya. (pramita/deddy)