Persatuan Islam Tetapkan Awal Puasa Ramadhan Jatuh Pada Hari Rabu

logo persisSNOL Dalam menentukan awal bulan hijriyah, Persatuan Islam (Persis) dan Muhammadiyah sama-sama menggunakan metode hisab. Dengan metode ini, Muhammadiyah dan Persatuan Islam sudah bisa bisa memprediksi awal bulan, termasuk awal Ramadhan, jauh-jauh hari, bahkan beberapa tahun sebelumnya.
Hal ini berbeda dengan ormas Nahdhatul Ulama (NU). Dalam menentukan awal bulan hijriyah, NU menggunakan metode rukyat hakiki atau melihat hilal secara kasat mata langsung. Namun meski sama-sama menggunakan metode hisab, Persis dan Muhammadiyah punya cara yang berbeda.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujud al hilal. Dengan metode ini, awal bulan hijriyah dapat ditetapkan jika setelah ijtimak, saat matahari terbenam posisi bulan berada di atas ufuk. Dalam menentukan ijtimak, Muhammadiyah juga menggunakan ijtimak qablal ghurub dawair al buruj yang sama ini menjadi pedoman menentukan masuknya bulan baru Qomariyah.
Sementara itu, Persis, meski menggunakan metode hisab, namun juga tidak meninggalkan metode rukyat sepenuhnya. Bagi Persatuan Islam, tidak mungkin ada hisab tanpa rukyat dan rukyat yang baik memerlukan panduan hisab. Metode inilah yang kemudian dikenal dengan istilah hisab imkan al rukyat, atau batas kemungkinan hilal untuk diamati dan di-rukyat.
Dengan metode ini, Persatuan Islam pun menentukan kriteria hisab. Awal bulan hijriyyah dapat ditetapkan jika setelah terjadi ijtimak, beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat (tidak seperti Muhammadiyah yang menilai 0 derajat pun bulan baru sudah nampak). Di sisi lain, bagi Persatuan Islam, jarak busur antara bulan dan matahari minimal sebesar 6, 4 derajat. Kedua kriteria ini sudah memperhitungkan kecerlangan langit, hamburan cahaya senja, umur bulan, beda azimuth, iluminasi bulan, serta faktor cuaca lainnya.
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan PP Persis dan ditandatangi Ketua Umum Dr KH Maman Abdurrhaman,  ijtimak akhir Syaban terjadi Senin siang ini (8/7) pukul 14:14 WIB. Di Palabuhanratu, tinggi hilal waktu magrib 00- 45- 58 dan sudut elongasi bulan-matahari 40- 34- 24. Sedangkan di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tinggi hilal waktu magrib 00- 06- 32 dan sudut elongasi bulan-matahari 40- 55-03. Pada Maghrib Senin nanti, setelah ijtimak, hilal belum imkan al ruk’yah, atau bulan tidak memungkinkan untuk dirukyat karena bulan belum wujud menjadi hilal.
Dengan demikian, bagi Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis, bulan Syaban ini harus digenapkan menjadi 30 hari atau istikmal. Karena itu, awal Ramadhan 1434 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, tanggal 10 Juli 2013. (ysa/rmol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.