Sudah Capek Kerjakan Soal, Eh UN Dibatalkan
PANDEGLANG,SNOL Peristiwa unik terjadi di SMA 3 Pandeglang, Labuan di hari pertama pelaksanaan UN, Senin (15/4) lalu. Semua siswa terpaksa harus mengikuti ujian susulan pada 22 April, meski sudah mengerjakan soal.
Batalnya siswa SMA 3 Pandeglang mengikuti UN di hari pertama itu bukan karena keterlambatan distribusi soal UN, tapi karena kesalahan teknis panitia setempat yang memfotocopy soal Bahasa Indonesia dari satu barkot saja. Padahal, UN tahun ini menggunakan sistem berkode dengan 20 barkot.
“Setelah saya cek ke kepala dinas Pandeglang, ternyata sekolah tersebut mengerjakan soal Bahasa Indonesia dari satu barkot saja atau dari satu lembar soal yang sama. Ya saya batalkan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Banten Hudaya Latuconsina, Selasa (16/4).
Berantakannya pelaksanaan UN hari pertama, diakui Hudaya mendapat perhatian serius dari masyarakat dan sekolah. Sebab, layanan email yang dibukanya untuk pengaduan, pada Senin (15/4) menerima lebih dari seratus keluhan tidak beresnya pelaksanaan UN. Hudaya pun memprediksi, di tiap kabupaten dan kota di Provinsi Banten, terdapat 10 hingga 15 sekolah yang mengalami permasalahan kurangnya soal atau tidak kebagian soal.
“Ini masalah teknis, kami berharap hanya dihari pertama saja. Tidak akan terjadi lagi hingga pelaksaan UN terakhir,” ucap Hudaya.
Sedikitnya 15 sekolah di Kabupaten Pandeglang, dipastikan akan mengikuti UN susulan yang akan digelar pada 22 April mendatang. Itu karena ke-15 sekolah itu merupakan sekolah yang mengalami persoalan dengan UN tahun ini sejak hari pertama UN digelar, yaitu pada Senin (15/4) lalu.
Ke-15 sekolah itu yakni, SMAN 15 Pandeglang, SMA Islam Pagelaran, MAN Pandeglang, MAN Darul Iman, MAN Darul Huda, MA Muhammadiyah Kubang Kondang, SMK Dwi Putra Bangsa, SMK Pelita Cibitung, PKBM Bakti Putra, PKBM Annisa Harapan, SMAN 16 Pandeglang, MAN Cihideung, MA MALNU Menes, MAN Panimbang, dan SMK PGRI Labuan.
Koordinator Tim Penyelenggara Ujian Nasional (TPUN) Kabupaten Pandeglang Nandang Kosim mengatakan, UN susulan yang akan diselenggarakan di sekolah-sekolah tersebut, tidak semua mata pelajaran dan semua program study, tetapi disesuaikan dengan mata pelajaran dan program study yang memang tidak ada naskah soal atau lembar jawabannya saja.
“Ini merupakan data sementara, karena kami masih merekap. Seperti di MAN Pandeglang, UN susulan hanya akan dilaksanakan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 34 peserta, di MA Darul Huda UN susulan hanya untuk mata pelajaran Geografi saja sebanyak 60 peserta, dan di MAN Cihideung UN susulan hanya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saja sebanyak 44 peserta, begitu juga di sekolah-sekolah lainnya,” kata Nandang, kemarin.
Permasalahan yang ditemukan, katanya, tidak secara keseluruhan di suatu sekolah tidak ada bahan ujian atau naskah soal UN, terkecuali di SMK PGRI Labuan, untuk hari pertama UN, semua mata pelajaran tidak ada, sehingga harus susulan untuk semua mata pelajaran, dengan jumlah peserta 28 orang.
“Dihari kedua juga, permasalahan yang ditemukan tidak jauh berbeda dengan hari pertama, masih seputar kekurangan naskah soal dan kekeliruan atau kesalahan penempatan soal,” tambahnya. (mardiana/deddy)