Pengelola Sekolah TPA Siap Bertanggung Jawab

CILEDUG,SNOL – Suasana duka masih menyelimuti kediaman nenek Rangga Adi Permana (6) di Jalan Gang H.Thosin No.1, RT 02/05, Sudimara Barat, Ciledug, Kota Tangerang. Kedua orang tua Rangga, Dede Apriyani (30) dan Rian Permana (35), tampak terpukul atas peristiwa yang dialami anak keduanya itu.

“Ini sangat mendadak, kemarin Rangga masih terlihat bermain dan sangat ceria, tidak ada tanda-tanda dia akan pergi secepat ini,” ujar paman korban, Deri Wijaya (24) kemarin.

Kabar musibah yang dialami sang ponakan didapati keluarga saat Rangga akan dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Asih Ciledug. Seketika itu pula, keluarga langsung berangkat ke rumah sakit.

Sampai disana, keluarga mendapati si kecil Rangga sudah tidak bernyawa. Jenazah Rangga kemudian dibawa ke rumah sang nenek, yang juga tempat tinggal keluarga korban selama ini. Sore harinya, jenazah Rangga dimakamkan di taman pemakaman umum (TPU) Dukuh Sudimara, Kota Tangerang.

Ditambahkan Deri, pihaknya pun akan menuntut pertanggungjawaban TPA. “Ya kita minta sekolah bertanggung jawab,” ujarnya.

Sementara itu pihak sekolah mengaku siap bertanggung jawabnya atas kejadian tersebut. “Kami akan bertanggung jawab, mulai dari biaya pengobatan di rumah sakit dan pemakaman siswa kami,” kata Jaenal Arifin, perwakilan TPA Al-Bayini kemarin.

Jaenal pun mengakui kalau tembok yang rubuh tersebut bangunan lama dan tidak pernah direnovasi. Terlebih, tembok tersebut sering dipakai main siswanya. “Padahal kami menyediakan arena bermain untuk anak-anak, seperti ayunan dan jungkat jungkit, tapi jarang mereka ke sini untuk main,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga, Sri Wahyuni mengatakan, warga menginginkan permasalahan ini tidak lagi diperpanjang. Sebab TPA yang berada di tengah pemukiman warga tersebut hanya memungut bayaran siswa seiklasnya. “Anak-anak kami pintar ngaji dari TPA ini juga,” ucap Sri.

Kapolsek Ciledug, Kompol Abdul Harris mengatakan, aparat kepolisian Ciledug tetap menyelidiki kasus rubuhnya tembok sekolah TPA Al Baini yang menewaskan Rangga Adi Permana. Menurut Harris, keberadaan sekolah tersebut dianggap sangat membantu warga dalam memberikan pendidikan kepada anaknya terlebih pihak sekolah tak mengenakan uang. “TPA tersebut tidak memungut bayaran atau SPP sifatnya sosial, banyak dukungan dari warga,” ujarnya. (pramita/deddy/sn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.