Setahun 675 Kasus HIV/AIDS di Kab Tangerang

TIGARAKSA,SNOL Hingga September 2012, jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang mencapai 675 kasus. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di wilayah Kabupaten Tangerang termasuk salahsatu wilayah beresiko penyebaran sekaligus penularan virus tersebut.
Pengelola Program Komisi Perlindungan Aids (KPA) Kabupaten Tangerang, Hady Irawan mengatakan, wilayah utara Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan laut Jawa, memang menjadi sasaran persinggahan nelayan. Terlebih di lokasi tersebut terdapat tempat pelelangan ikan. Hal ini berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh KPA hingga diakhir tahun 2012.
“Nah, TPI merupakan wilayah beresiko penularan virus HIV/AIDS,” katanya kepada Satelit News, saat melakukan sosialisasi di Sekretariat Pokja Kabupaten Tangerang, Kamis (3/1).
Menurutnya, kawasan tersebut menjadi perpindahan nelayan yang mampir ke TPI untuk bongkar muatan, yang memakan waktu dari 7 hingga 14 hari lamanya. Tidak bisa dipungkiri aktivitas selama melaut yang lama dan adanya aktivitas perdagangan juga mendorong munculnya transaksi seksual. “Bayangkan saja berdasarkan data kami, ada 50 sampai 650 pekerja seks dalam setahun di Kosambi, ini yang masih terus dipantau,” tandas Hady.
Jumlah pekerja seks setiap tahun ada perpindahan hingga 50 persen, bisa ke daerah Cilegon atau bergeser ke Jakarta dan pantura. Sayangnya hingga kini belum ada penilitan yang pasti terkait aktivitas perpindahan para pekerja seks tersebut. “Alasan kepindahan si pekerja seks itu sulit diketahui. Sejak 1998 ditemukan kasus HIV kasus terbanyak ada di Kosambi, dengan faktor penularan utama dari jarum suntik dan seks,” tandasnya.
Hingga September 2012, kata Hady, jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang mencapai 675 kasus, meliputi HIV sebanyak 461 kasus dan AIDS sebanyak 214 kasus. Dari total tersebut paling banyak kontribusinya dari wanita pekerja seks dan pengguna Napza suntik. Namun, estimasi ODHA Kabupaten Tangerang sebetulnya mencapai 1.516 kasus. “Meski kasus dari jarum suntik trendnya menurun saat ini,” paparnya.
Pola sosial dan ekonomi mempengaruhi sebaran angka kasus HIV
di Kabupaten Tangerang. Menurutnya, mobilitas masyarakat dan migrasi penduduk cukup tinggi antar provinsi dan juga antar kota, dimana wilayah Kabupaten Tangerang menjadi daerah transit, daerah industri, pertanian dan menjadi daerah penyangga Ibu Kota Negara (DKI Jakarta).
“Pola ekonomi, sosial dan budaya masyarakat terpengaruhi oleh perkembangan informasi dan pola masyarakat pendatang baru yang menimbulkan dampak positif dan negatif.  Contohnya, terbentuknya tempat hiburan dan pasar-pasar tradisional dan malam sangat mempengaruhi timbulnya trend baru,” ungkapnya.
Sementara itu, Angga Kristian Petugas Pendamping KPA Kabupaten Tangerang menambahkan, jika sejak berdirinya KPA tahun 2007 hingga akhir 2012 sudah ada 30 anak yang terkena HIV/AIDS. Disebabkan penularan dari air susu ibu, persalinan dan lainnya. Berdasarkan data KPA pria beresiko tinggi di Kabupaten Tangerang mencapai 6466 orang. “Ini juga menjadi keprihatinan kami untuk terus memberikan pengarahan pentingnya pola hidup sehat. Ditambah lagi setiap tahunnya kasus penularan HIV/AIDS bertambah antara 40 hingga 50 kasus,” pungkasnya. (aditya/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.