Penderita HIV dan AIDS Capai 706 Orang
TIGARAKSA,SN—Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatat hingga Maret 2013 jumlah penderita penyakit Human Immunodefeciency Virus (HIV) dan Acquired Immume Deficiency Syndrome (AIDS) mencapai 706 kasus atau 46,64 persen dari estimasi ODHA Kabupaten Tangerang sebanyak 1.516 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti mengatakan, kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Tangerang ditemukan sejak tahun 1998. Kasus terbanyak di wilayah Kecamatan Kosambi dan beberapa wilayah lainnya. Penyebaran kasus HIV dan AIDS ini lebih banyak disebabkan hubungan seksual baik antara lawan jenis maupun hubungan sejenis seperti homo dan waria, serta melalui jarum suntik Narkoba.
“Sisa dari estimasi data HIV dan AIDS sekitar 706 kasus, diantaranya penderita HIV ada 222 kasus dan AIDS ada 484 kasus lebih. Sisa dari 700-an ini yang akan menularkan, belum lagi yang tidak termasuk estimasi. Seperti orang-orang yang pernah berhubungan di tempat penjajakan seks seperti di Kecamatan Kosambi dan tempat lainnya,” ungkap Dr Yully kepada wartawan dalam sosialisasi pencegahan HIV dan AIDS, kemarin.
Yully mengaku, pihaknya bersama Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) terus melakukan sosialisasi terkait penyebaran dan pencegahan penyakit HIV dan AIDS ini. Sosialisasi dilakukan seperti di Kosambi, pabrik-pabrik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan tempat lainnya.
“Kenapa kami sering melakukan sosialisasi tentang HIV dan AIDS? Karena fenomena HIV dan AIDS ini seperti gunung Ees. Tidak terlihat dipermukaan tetapi sangat banyak yang menderitanya karena banyak orang yang tidak mau memeriksakan darahnya,” ungkapnya.
Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Tangerang banyak diketemukan akibat hubungan badan dengan orang yang terkena virus, bukan hanya berhubungan dengan Wanita Tuna Susila (WTS), homo, waria saja. Tetapi pasangan suami istri (Pasutri) juga diketemukan, sehingga menularkan virusnya ke istri dan anak-anaknya. “Ia mencontohkan, ada seorang ibu terkena virus HIV dan AIDS, virus itu ditularkan oleh suaminya, sebelumnya dia tidak tahu kalau suaminya itu terkena virus HIV dan AIDS. Bahkan dua buah hatinya juga terkena virus HIV dan AIDS,” katanya.
Penyebaran HIV dan AIDS ini harus diputus mata rantainya, yakni dengan tes darah supaya orang-orang yang terkena HIV dan AIDS tidak menyebarkan virus yang menyerang sel darah putih itu. Sedangkan sel darah putih untuk kekebalan tubuh. HIV itu hanya hidup dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi, terutama di dalam darah, air mani (pria), cairan vagina (perempuan) dan air susu ibu. “HIV tidak terdapat dalam cairan tubuh seperti air keringat, air mata dan air liur,” tandasnya. (aditya/jarkasih)