Banjir-Longsor Terjang Banten
BANTEN, SNOL Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Provinsi Banten dalam dua hari ini mengakibatkan puluhan jiwa di Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak kehilangan tempat tinggal. Sedikitnya 13 rumah dan satu unit bangunan sekolah terbawa longsor. Banjir juga melanda ratusan rumah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang.
Longsor terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu (17/11) malam. Peristiwa terjadi setelah wilayah itu diguyur hujan sejak pukul 15.00 WIB. Musibah yang terjadi mengakibatkan 10 rumah warga menjadi rusak, dan satu unit bangunan sekolah MDA juga rusak parah. Juga mengakibatkan sejumlah lumbung padi milik warga terkubur longsoran, dan jalanan yang menjadi akses menuju Kecamatan Sobang menjadi terisolir akibat tertimbun lumpur.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, musibah longsor terjadi di Kecamatan Sobang dan Kecamatan Lebakgedong yang meliputi tiga desa. Namun kondisi terparah terjadi di Kecamatan Sobang.
Di Desa Sobang sedikitnya sembilan rumah terbawa longsor, empat diantaranya mengalami rusak berat. Masing-masing milik Marhadi, Sahadi, Radan, dan Ruhdi. Sedangkan lima rumah mengalami rusak sedang, milik Asep Tatang, Ana, Adna, Ujang dan Madra. Tak hanya itu, musibah juga mengakibatkan satu unit bangunan sekolah MDA rusak berat.
Sedangkan di Desa Hariyang, longsor juga mengakibatkan dua rumah milik Marjaya dan Nurman mengalami rusak berat, dan dua rumah milik Sarta dan Ardin mengalami rusak ringan. Di desa ini longsor masih mengancam empat rumah lainnya. Masing-masing milik Samin, Jaka, Akudin, dan Saptani. Keempat kepala keluarga ini juga telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Di hari yang sama longsor juga terjadi di kecamatan Lebakgedong sekitar pukul 17.00 WIB. Musibah itu mengakibatkan satu rumah milik Marhali, warga Desa Lebak Sangka mengalami rusak parah.
“Saat ini semua korban sudah dievakuasi ke tempat-tempat yang aman. Mereka ditampung di rumah-rumah warga, dan posko-posko yang didirikan masyarakat dengan dibantu petugas TNI, Polisi dan BPBD ,” kata Muhamad Rusli, Kasi Trantib Kecamatan Sobang, saat hubungi, Minggu (18/11).
Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengaku mendapatkan informasi Minggu pagi sekitar pukul 08.00. Pihaknya langsung menerjunkan personil dan membawa serta bantuan untuk para korban, seperti beras, peralatan rumah tangga, makanan siap saji dan selimut. “Kami telah turun dan memberikan bantuan ke tempat tempat bencana,” kata Bernardi, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistic Kantor BPBD Kabupaten Lebak.
Bencana juga terjadi di Kabupaten Pandeglang, sedikitnya 213 rumah yang dihuni oleh 1.327 jiwa dan 400 hektar sawah, di Desa Kubangkampil, Kecamatan Sukaresmi terendam banjir. Satu rumah diantaranya, milik seorang janda tua bernama Kamsih (75), hancur lebur diterjang ganasnya air. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hingga Minggu (18/11) banjir masih menggenangi rumah-rumah warga di desa itu.
Sejumlah warga yang berhasil dijumpai di lokasi bencana mengaku shock dan dihantui rasa was-was akibat peristiwa itu. Terlebih Kamsih, yang rumahnya hanyut dibawa air. “Saya sedih dan bingung, mau tinggal dimana lagi. Kalau rumah satu-satunya roboh dan hancur akibat banjir ini,” terang Kamsih, seraya mengaku diselamatkan tetangganya ketika banjir menerjang.
Camat Sukaremi, Saefful Aries di lokasi kejadian menyatakan sebanyak 213 Kepala Keluarga (KK) yang meliputi 1.327 jiwa tergenang banjir. Banjir ini sendiri terjadi akibat buangan air hujan dari lima desa yang ada di sekitar Desa Kubangkampil. Sebelum air buangan mengalir ke sungai Ciliman, justru air itu meluap dan menerjang rumah-rumah penduduk, peternakan dan persawahan mereka. Ke-5 desa yang menjadi daerah aliran banjir itu diantaranya Desa Pasirkadu, Desa Waru, Desa Simpangtiga, Desa Patia dan Desa Sukaresmi.
“Lokasi Desa Kubangkampil yang berada lebih rendah dari lima desa lainnya secara otomatis menjadi daerah yang terakhir menampung air. Terdapat empat kampung yang paling parah direndam banjir itu, yakni Cijenkol, Cibungur, Sanggoma Udik dan Kampung Cijeruk Hilir, ” ungkap Saefful.
Selain adanya kiriman banjir dari lima desa lainnya, kondisi banjir juga diperparah dengan meluapnya Sungai Sanggoma anak Sungai Ciliman yang membelah Desa Kubangkampil. Untuk mengantisipasi musibah yang lebih besar, pihak Kecamatan Sukaremi dibantu tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, siaga di lokasi bencana. Di lokasi banjir juga telah disiapkan perahu karet, tenda, obat-obatan dan makanan siap saji untuk korban banjir.
“Hingga saat ini, kami masih terus mamantau ketinggian air. Sore tadi (kemarin, red), ketinggian air di beberapa titik, di Desa Kubangkampil sudah mencapai 1,5 meter. Kalau terus menerus diguyur hujan, banjir dipastikan akan meluas ke beberapa desa yang ada di sekitar lokasi. Mengantisipasi itu, kami juga telah mempersiapkan truk untuk mengangkut pengungsi,” harap Saeful.
Kepala DPBD Kabupaten Pandeglang, Encep Priyadi menyatakan pihaknya telah menerjunkan anggotanya untuk terus berjaga-jaga dan membantu mengevakuasi warga yang tertimpa musibah. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan penyisiran lokasi untuk memastikan warga yang terkena musibah itu dan mempersipakan tenda serta dapur umum. “Saat ini telah berdiri dapur umum. Kami juga telah mendirikan tenda, untuk penampungan sementara. Masing-masing warga mendapat air bersih, makanan ringan, selimut dan obat-obotan, agar mereka tidak kelaparan dan kedinginan,” ujar Encep Priyadi. (mardiana/k-2/ris/mam/dam/deddy/bnn)