WH: Pernyataan Badawi Emosional
TANGERANG, SNOL Walikota Tangerang Wahidin Halim (WH) angkat bicara terkait protes Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Badawi perihal mutasi seorang kepala sekolah. Wahidin menilai, pernyataan Badawi tidak lebih sekadar luapan emosional.
“Protes Badawi jelas pernyataan emosional. Kita lakukan mutasi kepada kepala sekolah atas dasar kompetensi,” ujar Wahidin kepada Satelit News, Kamis (18/10) usai mengikuti rapat paripurna dengan agenda Jawaban Walikota Atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi tentang RAPBD Tahun Anggaran 2013.
WH meminta agar Badawi tidak perlu mencampuri urusan Pemerintah Kota Tangerang. “Badawi nggak usah ngurusin Pemerintah Kota Tangerang, atur saja UMT,”ujarnya.
Dikatakannya, dirinya memang melarang sekolah-sekolah negeri di Kota Tangerang dijadikan ruang perkuliahan dengan alasan apapun. “Kalaupun mau disewakan, harus dengan persetujuan Walikota dan bila perlu bersama DPRD, sebab biaya sewanya harus masuk kas negara, dan itu dipertanggungjawabkan” jelasnya.
Ungkapan yang sama juga ia sampaikan di hadapan peserta paripurna DPRD. “Kalau mau nyewa, mending nyewa ruko saja. Kayak yang di Ciledug itu ada program S2-nya kelasnya di ruko, jangan mempergunakan fasilitas negara” ujarnya.
Wahidin juga mensinyalir sejumlah sekolah SDN di Kota Tangerang banyak disalahkan gunakan, yakni dijadikan tempat perkuliahan kelas jauh. “Lagi pula, ruang-ruang kelas SD-kan dibangun untuk anak-anak, terus kalau dipakai untuk kuliah bagaimana, apa tidak rusak itu bangku meja?” tambahnya.
Menurut WH, dirinya yakin Badawi protes lantaran setelah Kepsek SMPN 13 sebelumnya, yakni Nazarudin dimutasi, pihaknya tidak dapat mempergunakan fasilitas itu kembali. “Penggunaan SMPN 13 untuk ruang kuliah tidak ada izin kepada saya, jelas itu tidak melanggar,” katanya seraya menambahkan, bukan tidak mungkin pihaknya akan melakukan pengusutan atas penggunaan fasilitas pemerintah tersebut.
Sebelumnya, Rektor UMT Ahmad Badawi memprotes kebijakan Walikota yang memutasi Kepala SMPN 13 Nazarudin menjadi pengawas. Sebab, mutasi tersebut dinilai tidak mengindahkan estetika dan prestasi kepala sekolah yang sudah mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Dia juga menduga, bahwa mutasi itu lebih didasari unsur suka dan tidak suka (like and dislike). Terlebih, Nazarudin selama ini sudah banyak membantu pengembangan dunia pendidikan yang bukan hanya mengembangkan sekolah SMPN 13, tetapi juga membantu perkembangan pendidikan tingkat sekolah tinggi, seperti yang diberikan untuk UMT. “Ada indikasi dia (Nazarudin) dipindahkan karena memberikan fasilitas SMPN 13 untuk perkuliahan UMT. Itu yang kami sayangkan,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Padahal kata Badawi, jika dilihat dari kiprah Muhammadiyah bagi dunia pendidikan di Kota Tangerang, tidak sedikit yang sudah diberikan. Khususnya dalam membantu sarana dan fasilitas tempat proses belajar mengajar bagi siswa didik yang dinaungi Dinas Pendidikan Kota Tagerang.
“Asal tahu saja, Muhammadiyah tidak sedikit membantu Pemkot, seperti memberikan sarana dan fasilitas SDN Muhammadiyah Gondrong kepada Dinas Pendidikan selama enam bulan. Jadi, kalau bantu membantu dalam pengembangan pendidikan harusnya didukung, bukan disingkirkan,” keluhnya. (made)