Pesta Miras Campur Obat Nyamuk, Dua Tewas

CILEGON, SNOL Pertemuan dua sahabat berakhir tragis. Niat hura-hura melepasn kerinduan yang dirayakan dengan pesta minuman keras (miras) oplosan, Mustofa (25) dan Adefis (24), warga Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, meregang nyawa setelah mendapat pertolongan intensif tim medis Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, Kamis (5/7).
Ajal menjemput keduanya setelah mereka meluapkan kerinduan dengan menenggak minuman keras oplosan. Tak hanya berbagai merek minuman yang dijadikan bahan racikan, keduanya pun mencampurkan obat serangga ke dalam minumal berkalkohol kadar tinggi tersebut. Sedikitnya, empat jenis minuman dicampur aduk berikut lotion obat anti nyamuk.
Mustofa baru saja pulang kerja dari Sulawesi setelah sekian lama tidak pulang kampung. Sesampainya di kampung halaman, dia langsung menemui Adefis yang merupakan teman karib lamanya. Usai bercerita pengalamannya merantau ke wilayah Indonesia bagian timur, Mustofa pun mengajak Adefis untuk merayakan pertemuannya tersebut.
Selasa malam (3/6) malam, pesta miras pun dimulai di depan rumah Adefis. Berbagai macam minuman beralkohol dicampur menjadi satu, termasuk tuak dan lotion obat anti nyamuk. Gilanya lagi, perayaan lepas kangen itu pun dilangsungkan hingga dua hari dua malam. Keduanya pun mabuk hingga Rabu malam (4/7), sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya, kedua korban sempat ditangani di sebuah klinik tak jauh dari tempat tinggalnya. Namun karena kondisinya sangat kritis, keduanya pun dilarikan ke RSKM Cilegon. Di rumah sakit milik PT Krakatau Steel itu nyawa keduanya tak tertolong. Pesta lepas kangen itu mengakhiri cerita singkat persahabatan keduanya.
Kapolsek Pulomerak, Arian Colibrito saat dijumpai di sela-sela kegiatan operasi simpatik di Gerem, Kecamatan Grogol, membenarkan peristiwa tersebut. Bahkan katanya, kedua korban sudah diingatkan oleh orangtua Adefis, namun keduanya tidak menghiraukan nasehat orangtuanya itu. “Padahal mereka sebelumnya sudah diingatkan oleh H Kholil (orang tua Adefis, red),” katanya.
Sebelum dilarikan ke RSKM, ungkap Atian, kedua pemuda mengaku mengalami pusing-pusing dan akhirnya munta-muntah. “Mereka sempat dibawa ke Klinik dr. Budi dan mendapatkan perawatan, namun korban malah tidak sadarkan diri. Akhirnya di rujuk ke RSKM, namun nyawanya tidak bisa terselamatkan,” ungkapnya.
Kedua korban langsung disemayamkan di kediaman masing-masing. Lantaran keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan penyelidikan kepolisian setempat. “Keluarga korban beralasan keduanya yang salah dan tidak ada dugaan kejahatan. Itu menjadi sebuah pembelajaran bagi kita,” tandasnya. (man/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.