Pengadaan Rangka Baja SD Disoal

PANDEGLANG,SNOL Kepolisian dan kejaksaan diminta turun tangan menyelidiki dugaan pemotongan anggaran pengadaan rangka baja pembangunan Sekolah Dasar (SD) yang pelaksanaannya tahun 2012 ini. Pembangunan SD dengan atap rangka baja itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2011.
Didapat informasi, khusus untuk SD, Dindik melaksanakan pekerjaan rehab total sekitar 741 ruang kelas dengan atap rangka baja. Program itu akan berlanjut di tahun 2012 ini. Pembangunan yang berasal dari DAK 2011 yang diluncurkan di tahun 2012 digabungkan dengan DAK 2012.
DAK 2011 dialokasikan 46 persen dari Rp49 miliar, diperuntukan untuk infrastruktur pendidikan, sedangkan DAK 2012 sebanyak 85 persen dari Rp49 miliar dialokasikan untuk infrastruktur, yakni rehab ruang kelas sebanyak 800 unit untuk SD dan SMP.
Desakan penyelidikan kasus itu disampaikan sejumlah massa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Marhaenis (FMM). Dalam aksinya di depan kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pandeglang, yang terletak di komplek perkantoran Cikupa, Kecamatan Pandeglang, Rabu (9/5) mereka membawa sejumlah poster berisi tuntutan dan membagi-bagikan selebaran berisi penjelasan atas tuntutan yang mereka sampaikan.
“Kami minta, Kepala Dinas Pendidikan pak Abdul Azis, keluar memberikan penjelasan atas dugaan pemotongan anggaran pengadaan rangka baja pembangunan SD dan sejumlah persoalan lainnya di dinas pendidikan ini,” teriak Restu Sugrining Umam, salah seorang orator aksi.
Selain diduga adanya pemotongan, massa juga menduga ada oknum pejabat yang bermain dalam proyek itu. “Kami banyak menemukan kejanggalan di lapangan terkait proyek Dinas Pendidikan, dan kami ingin Dindik transparan soal itu,” pintanya.
Orator lainnya Karsidi mengatakan, rangka baja yang digunakan dalam pembangunan gedung itu diduga tidak sesuai spek. Pihaknya khawatir kualitasnya tidak akan bertahan lama atau bahkan rusak sebelum waktunya. “Kami juga sudah investigasi ke lapangan. Kami bawa sampel rangka bajanya. Kualitasnya sangat diragukan,” ujarnya.
Usai membacakan pernyataan sikapnya di Dindik, pendemo bergeser ke Pendopo Bupati dengan harapan ditemui oleh Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi, namun, lagi-lagi mereka kembali dengan tangan hampa, karena Bupati Erwan sedang tidak ada di tempat. (mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.