Gara-gara Banjir, Proyek Alam Sutera Terancam

SERPONG,SNOL Konflik banjir yang melanda komplek Alam Sutera dan Duta Bintaro, memancing Ketua DPRD Kota Tangerang angkat bicara. Herry Rumawatine menginstruksikan untuk menghentikan pembangunan keduanya, bila bencana banjir tetap melanda di sekitar perumahan tersebut.
“Distop saja pembangunannya, banyak membangun tapi malah menyusahkan pemukiman sekitarnya,” ujar Herry, Rabu (2/5/2012).
Musibah banjir yang melanda warga Duta Bintaro, Kunciran Indah, Pinang, atau yang melanda kawasan elit Alam Sutera, bukan lagi karena debit hujan yang tinggi. Namun kedua pengembang tidak memperhatikan jumlah atau presentase resapan air dan tandon yang dibangun di kedua perumahan tersebut.
Sebagai langkah awal, DPRD bersama Pemerintah Kota Tangerang akan memanggil para developer besar itu. “Jika perlu kami sidak, bila ditemukan kurangnya resapan air, stop saja izin pembangunannya,” kata Herry.
Pemkot juga diminta tegas. Misalnya, bila tidak ditemukan kelengkapan syarat mengenai presentase dibangunya tandon, lebih baik tidak dikeluarkan izin pembangunan.
Suparman Iskandar, Kepala Sumber Daya Air Dinas Pekerja Umum Kota Tangerang, menerangkan, sebenarnya sudah dua minggu lalu pihaknya melakukan panggilan pada tiga developer besar. “Kami memanggil pengembang Alam Sutera, Kunciran Indah, dan Duta Bintaro. Namun pihak Duta Bintaro tidak datang pada saat pemanggilan,” ujarnya. Dalam pertemuan itu disepakati harusnya dibangun tandon pada masing-masing pengembang.
Permasalahan banjir antar kedua pengembang besar di Tangsel dan Kota Tangerang itu diawali dari aksi penutupan saluran air sepanjang satu meter dengan lebar dua meter, oleh pengembang Duta Bintaro. Akibatnya, kawasan elit Sutera Onyx mengalami kebanjiran hingga sebatas pinggang orang dewasa.
“Namun jika tidak ditutup, yang sudah-sudah warga Kunciran Indah kebanjiran,” kata Suparman.
Sudah dari 2007 lalu, pemkot Kota dan pengembang Kunciran Indah menerima surat resmi keluhan warga, mengenai banjir setinggi dua meter. Warga menilai, banjir tersebut diakibatkan pembangunan Alam Sutera. Menurut Suparman, Alam Sutera disyaratkan untuk membangun tandon seluas lima hektar untuk kawasannya.
Hingga saat ini, baru menyelesaikan tiga hektar tandon saja. Hal inilah, mengakibatkan bencana banjir yang terjadi semakin parah. “Pengembang Duta Bintaro pun menutup saluran air dengan beton, Alam Sutera pun belum memenuhi dua hektar lagi pembangunan tandon,” katanya.
Sementara itu, penutupan saluran air oleh pihak pengembang Duta Bintaro memaksa pengembang Alam Sutera menaikan pipa pembuangan air ke saluran semula melalui atas tembok batas kedua perumahan elit itu. kejadian pada malam hari itu, diketahui warga dan membuat warga Duta Bintaro, Cluster Tapak Siring D24 marah dan melakukan aksi pelepasan selang.
“Kami takut banjir malah melanda kawasan Duta Bintaro dan Kunciran,” kata salah seorang warga yang tidak mau disebutkan identitasnya itu. Namun di balik bentuk kekhawatiran itu, warga Duta Bintaro menginginkan adanya penyelesaian secara damai dalam permasalahan tersebut.
Warga tidak ingin berbenturan dengan warga di kompleks lain, terutama terkait pembuangan air dari Alam Sutera. ” Warga sini sebetulnya setuju saja jika tutup saluran dibuka, tapi tolong rapikan dulu saluran air hingga Kunciran,” kata Agus Hendra selaku Ketua RT 11/RW 08 Komplek Tampak Siring, Duta Bintaro Ciledug, Rabu siang.
Agus mengatakan, protes warga terhadap pembuangan air melalui pompa air Alam Sutera yang diarahkan ke perumahan Tampak Siring, Duta Bintaro Ciledug, pada Senin (30/4) malam dilakukan karena warga menilai tidak ada itikad baik dari pengembang Alam Sutera untuk mengatasi banjir di Alam Sutera.
Dia berpendapat bahwa warga Alam Sutera dan Duta Bintaro sebetulnya menginginkan agar pengembang kedua perumahan itu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. (pramita/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.