Tol BSD Lumpuh, Puspemkab Terendam

SERPONG, SNOL Hujan deras yang mengguyur kawasan Tangerang, Kamis (19/4) siang membuat sejumlah wilayah terendam banjir.  Ruas Tol BSD di KM 8 bahkan terpaksa ditutup sementara karena tergenang air setinggi 1 meter lebih. Akibatnya, ruas tol tak bisa dilalui dan kemacetan parah tak terhindarkan. Kendaraan yang terjebak kemacetan pun diarahkan untuk putar balik ke dua arah asal. Kendaraan yang telanjur masuk jalan tol dan terjebak dalam kemacetan panjang karena minimnya informasi dari pengelola jalan tol soal banjir tersebut.
Antrean panjang kendaraan itu terlihat di kedua ruas jalan, dari arah Serpong-Jakarta maupun arah Jakarta-Serpong. Tidak sedikit kendaraan yang telanjur masuk tol dari arah Serpong menuju Jakarta berbalik arah, dengan melawan arus, untuk kembali ke Serpong lagi. ”Tol banjir, tol banjir. Tidak bisa dilewati, sia-sia jika Anda memaksakan diri masuk tol. Tidak bakalan bisa lewat,” teriak salah satu pengemudi kendaraan itu.
Akibat banjir di KM 8 tol BSD-Bintaro, seluruh pintu masuk tol dari BSD menuju Bintaro-Jakarta ditutup. Polisi dari Polsek Serpong menutup pintu masuk tol di Rawa Buntu dan depan Pasar Modern sejak pukul 16.30 WIB. Akibatnya kemacetan panjang terjadi malam hari. Kemacetan terjadi di depan Pasar Modern menuju pintu masuk tol tersebut dan menuju Ciater. Buntut kemacetan sekitar 2 kilometer hingga melewati Polsek Serpong.
Sementara banjir yang melanda KM 8 tol BSD-Jakarta dan arah sebaliknya membuat petugas kepolisian mencegat kendaraan di pintu tol Rawa Buntu dan pintu tol Pasar Modern BSD, Jalan Letnan Sutopo, Tangsel. Hujan yang turun sejak siang kemarin mengakibatkan ruas tol KM 8 BSD-Jakarta terendam air sepanjang 300 meter dengan ketinggian 50 CM. Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di Tol BSD-Jakarta. Pada tahun 2010 lalu, kejadian serupa pernah terjadi di lokasi yang sama.
Dimas (25), seorang pengendara yang hendak masuk ke masuk ke tol BSD-Jakarta mengaku sudah hampir dua jam terjebak macet di Jalan Letnan Sutopo, depan Pasar Modern BSD. ”Macetnya panjang sekali. Saya tadi mau masuk tol, tapi karena tahu banjir tidak jadi,” kata Dimas.
Banjir di tol BSD KM 8 dan di beberapa wilayah lainnya di Kota Tangsel menurut Ketua Tim Rekasi Cepat (TRC) Badan Penagggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel Tomi Patria akibat jebolnya tanggul di kali Angke yang berada di belakang perumahan Villa Bintaro. Tanggul tak dapat menahan volume air saat turun hujan. Hingga pukul 19.30 WIB luapan air juga belum surut.  ”Banjir di jalan tol karena Tanggul kali Angke di Villa Bintaro jebol karena luapan air yang tidak terkendali,” katanya.

Perumahan Terendam
Banjir juga mengakibatkan terendamnya sejumlah perumahan. Anehnya, hingga saat ini, Pemkot Tangsel hanya berencana dan berjanji akan mengatasi banjir dengan cara memperbaiki jalan berlubang dan drainase air serta membuat tandon air, yang memakan biaya miliaran rupiah. “Sampai saat ini belum ada realisasi dari Pemkot Tangsel dalam pembuatan tandon air dan saluran air berfungsi dengan baik. Padahal banjir sering terjadi, jelas kami kecewa,” ungkap Reno (30), warga Perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI) yang kerap menjadi korban banjir saat musim hujan tiba, Kamis (19/4).
Selain BPI, komplek Perumahan Ciputat Baru juga mengalami banjir hingga sepinggang orang dewasa. Banjir bukan kali ini saja, menurut warga, banjir sudah menjadi langganan.

Sekolah Diliburkan
Tidak hanya jalan tol dan perumahan, banjir juga melanda SD Negeri Serua 1 dan 4, Kecamatan Ciputat. Sekitar 300 siswa terpaksa diliburkan akibat ruang kelas sekolah yang terendam hingga sepinggang orang dewasa. Akibatnya, seluruh kelas di Sekolah itupun terendam dan membuat bangku kelas mengapung dan buku pelajaran basah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari guru siswa, siswa yang diliburkan pihak sekolah yakni, dari SD Serua 1 kelas 3, 4 dan 5 serta SD Serua 4 kelas 4. ”Mereka yang diliburkan semuanya masuk siang,” ungkap Wali kelas 4 SDN Serua 4 Heni Sumarni kepada Tangsel Pos.
Menurut guru yang sudah mengajar dari tahun 1980 ini, sekolah ini memang merupakan langganan banjir ketika hujan deras mengguyur selama 1-2 jam. ”Kalau banjir, siswa yang masuk siang pasti libur,” tukasnya.

Kawasan Puspemkab Tergenang
Hujan yang mengguyur seharian kemarin juga membuat kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang tergenang air setinggi 1 meter. Ini akibat meluapnya Situ Tigaraksa yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Meluapnya air dari Situ Tigaraksa ini membanjiri ruas jalan menuju Masjid Al-Amjad, jalan menuju Mapolresta Tangerang, jalan depan Gedung Pekerjaan Umum(PU), kawasan Gedung Usaha Daerah (GUD), depan Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kantor Pos Tigaraksa dan wilayah sekitar Situ Tigaraksa.
Tampak, sejumlah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun empat terpaksa berhenti dan memperlambat laju kendaraannya. Bahkan, pelayanan publik di sejumlah pekantoran pun lumpuh, akibat warga kesulitan menuju gedung pelayanan lantaran banjir.
“Ini bukti buruknya drainase atau saluran air di kawasan Puspemkab. Sehingga, hanya diguyur hujan kurang lebih tiga jam, langsung banjir,” ujar Wakil Ketua Kadin Kabupaten Tangerang, Cecep Andipa, Kamis (19/4).
Banjir juga merendam puluhan rumah di Perumahan PWS Rt03/03 Desa Mergasari Kecamatan Tigaraksa setinggi paha orang dewasa. “Saya tidak sempat menyelamatkan barang-barang di rumah. Jadi pasrah saja saat air masuk,” ujar Nurhasanah warga setempat.
Nurhasanah berharap pemerintah bisa memberikan bantuan saat banjir tiba, serta solusi untuk meminimalisir banjir. “Kami khawatir kalau hujan deras lagi, bisa banjir lagi,” katanya.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Kadmita membenarkan kondisi ini dan sudah menerima laporan. “Kami juga sudah mengirimkan tim Tagana untuk melakukan pemeriksaan. Serta sejumlah bantuan. Jika dibutuhkan kami juga sediakan tenda untuk evakuasi warga,” katanya. (bam/fajar aditya/deddy/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.