Sempat Jualan Sayur, Kini Omsetnya Rp4 M Setahun
Sukses Bisnis Ayam Potong Zaenuddin di Pakuhaji
Di usianya yang mulai senja, H Zaenuddin (55) kini menghabiskan waktunya hanya untuk keluarga tercinta. Bercanda dengan cucu dan anak-anaknya. Dia sudah menuai hasil kerja kerasnya dari hasil usaha ayam potong yang dirintis sejak muda. Kini, omsetnya mencapai Rp 4 miliar setahun.
Saat Satelit News menyambangi rumahnya di Kampung Rawa Kepuh, Desa Buaran Bambu, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Kamis (15/3/2012), pria berperangai ramah itu asyik berkeliling peternakan ayam miliknya. Dia memang gemar menghabiskan waktu lengang untuk melihat perkembangan ayam-ayamnya.
Sukses yang diraih Zaenuddin sekarang tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu konsistensi, kerja keras dan keuletan. Pria yang sebelumnya berdagang sayuran di pasar itu memang di kenal sebagai pengusaha tulen di mata keluarga dan tetangganya. Jatuh bangun usaha pernah dilaluinya.
Usaha ayam potongnya dimulai tahun 2002. Ayah lima anak ini harus sempat tertatih menjalani bisnis tersebut, diantara terhimpit modal yang minim, hingga persaingan bisnis serupa. “Persaingan pasti ada akan tetapi, kita harus sehat dalam bersaing,” ujar laki-laki berlogat Betawi tersebut.
Awalnya, Zaenuddin mengajak para tetangganya yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga untuk berjualan produk ayam potongnya. Dia mengajarkan bagaimana cara memotong ayam agar bagian yang dipotong-potong merata, memberikan resep bumbu ketika sudah direbus, dan teknik penjualannya kepada masyarakat.
“Waktu itu ada tujuh orang tetangga saya ajari, kemudian ketika maju usaha saya, banyak yang berdatangan ingin berjualan. Dari tujuh orang itu, mereka menularkan ilmunya kepada yang lainnya, seperti multi level marketing (MLM),” kelakarnya.
Hebatnya, di tengah badai isu Flu Burung yang sempat meluluhlantakkan sektor bisnis unggas, justru Zaenuddin kokoh berdiri bahkan meraup keuntungan berlipat-lipat. “Ketika isu flu burung terjadi, para penjual ayam pada lari ke saya. Karena langganan mereka pada bangkrut, tapi saya yakin isu tersebut, tidak akan menjangkiti ayam ternaknya. Dan alhasil, dalam sehari saya bisa memotong ayam hingga 1.500 ekor,” bebernya.
Ya, Zaenuddin memang cerdik memanfaatkan peluang. Pada saat itu, dia bisa dibilang supplier tunggal ayam potong di wilayah Tangerang, sehingga ordernya mampu mencapai area Jabodetabek.
Bicara omset, Zaenuddin mengaku sehari mampu memotong ayam sekitar 700 ekor, perkilonya dihargai Rp16.200. Dalam sebulan, dia bisa mengumpulkan omset Rp340.200.000 dikalikan 12 bulan, maka mencapai Rp 4.082.400.000 setahun. “Dari bisnis ini, Allhamdulilah saya bisa membeli tanah, membangun kontrakan serta memberangkatkan anak saya haji dari hasil ayam,” bebernya.(supadi/susilo)