KMP Nusa Jaya Kandas

Akibat Cuaca Buruk

MERAK, SN—Akibat cuaca buruk yang melanda Perairan Selat Sunda sejak tiga hari lalu, membuat sejumlah Kapal Motor Penumpang (KMP) yang biasa melayani jasa penyeberangan lintas Merak-Bakauheni mengalami kesulitan saat hendak berangkat dan bersandar.
Minggu (11/3) dinihari kemarin, KMP Nusa Jaya terhempas ke tepian pantai dan kandas di sekitar Terminal Terpadu Merak (TTM) saat hendak bertolak menuju Pelabuhan Bakauheuni, Lampung. Kapal tersebut baru bisa dievakuasi kurang lebih selama dua jam kemudian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Banten Pos (Satelit News Group) , akibat insiden tersebut para penumpang yang berada di kapal tersebut panik dan ketakutan. Sungguhpun demikian, tak ada korban dalam peristiwa tersebut.
PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak mengintruksikan agar kapal tersebut kembali dermaga dan tidak melanjutkan perjalanan. Sekira pukul 04.00, KMP Nusa Jaya bersandar dengan selamat di Dermaga IV dan seluruh penumpang berhasil dievakuasi.
Selain KMP Nusa, malam itu dua kapal roro juga sempat mengalami insiden yang cukup menegangkan. KMP Baruna yang hendak bersandari di Dermaga III dihantam angin kencang secara tiba-tiba. Kapal berbalik arah dan berjalan mundur menjauh dari dermaga.
Karena tak terkendali, KMP Baruna yang sarat penumpang itu nyerempet KMP Menggala yang juga hendak sandar di Dermaga II Pelabuhan Merak. Kendati begitu kedua kapal tersebut tidak mengalami kerusakan yang berarti.
Pelaksana harian (Plh) Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Didi Juliansyah membenarkan insiden tersebut. Dia mengatakan, pihaknya tidak ingin mengambil resiko dan langsung mengintruksikan untuk langsung membongkar muatannya. “Kapal Nusa Jaya langsung kami diintruksikan untuk membongkar muatannya. Kemudian penumpang kami alihkan ke kapal lainnya. Kami tidak ingin penumpang terjadi apa-apa,” ujarnya.
Sementara itu, cuaca ekstrem juga mengakibatkan sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara terdampar dan menumpahkan muatannya di Pantai Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Sabtu (10/3) dinihari lalu. Kapal bernama AMB Theodarus 01 Batam itu sedang dalam perjalanan untuk memasok batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Pantauan wartawan, Minggu (11/3) di lokasi kejadian, kapal bermuatan ribuan ton batu bara itu belum dievakuasi dan menjadi tontonan warga sekitar. Kondisinya sudah miring dan terjebak di laut dangkal dan berkarang, sekitar 20 meter dari bibir pantai.
Bahkan sebagian batu bara yang tumpah ke laut dimanfaatkan warga. Mereka mengumpulkan batu bara yang berserakan di tepi pantai untuk dijual ke pengepul.
Dahlan (50), salah seorang warga mengatakan, kejadian terdamparnya tongkang itu pas menjelang subuh. Saat itu angin sedang besar-besarnya, ombak dari Selat Sunda sudah mencapai jalan raya. “Sejak magrib memang angin sudah besar. Tapi angin paling besar itu sekitar pukul 03.00. Air laut juga sampai ke jalan raya.
Sekitar pukul 05.00  saya lihat tongkang sudah terdampar di sini,” kata Dahlan yang jarak rumahnya dengan lokasi kejadian hanya sekitar 100 meter saja.
Menurutnya, saat melihat lokasi kejadian itu, kapal tug boat yang biasanya menarik tongkang sudah tidak ada di lokasi. “Sudah gak ada kapal boatnya, hanya tongkang aja,” ujarnya seraya mengaku sudah mengumpulkan sekitar enam karung batu bara.
Hal tersebut dibenarkan oleh warga Desa Pasauran lainnya, Entus (40). Cuaca di sekitar Pantai Pasauran sejak beberapa hari ini ekstrim. Dua malam terakhir, ombak Laut Pasauran bahkan naik ke jalan raya. Ia meyakini angin dan ombak besar itu yang membuat tongkang batu bara itu terdampar. “Warga baru mengumpulkan batu bara hari ini. Kita belum tahu siapa pemiliknya, sebab perwakilan dari PLTU Labuan juga belum ada. Kalau sudah ada pemiliknya, ya terserah nanti mau dibeli lagi atau warga dibayar berdasarkan upah mengumpulkan,” ungkap Entus.
Dihubungi di kantornya, Kanit Reskrim Polsek Cinangka, Aiptu Sudarto mengatakan bahwa dari informasi yang dikumpulkannya ia membenarkan bahwa kapal tongkang tersebut dalam perjalanan ke PLTU II Labuan. Akan tetapi hingga saat ini, baik dari pemilik kapal ataupun dari PLTU belum ada yang melaporkan kecelakaan tersebut ke Polsek Cinangka.
“Beberapa hari ini kondisi di Perairan Cinangka memang lagi tidak bagus. Sejak mendapatkan laporan dari warga terkait tongkang yang terdampar, kita langsung cek ke lokasi. Sampai di sana, kapal boat penariknya juga sudah tidak ada entah pergi ke arah mana. Hingga saat ini juga belum ada laporan dari pemilik batubara tersebut. Entah itu PLTU ataupun pihak pengirimnya,” ungkapnya.
Terkait dengan aktivitas puluhan warga yang mengumpulkan batu bara itu, ia mengatakan pihaknya belum bisa berbuat banyak. “Rencananya nanti ada pertemuan dengan pihak desa terkait hal ini. Mudah-mudahan pemiliknya juga jelas nanti dibuktikan berdasarkan surat-surat pengiriman. Jangan sampai nanti ada yang mengaku-aku sebagai pemilik,” pungkasnya.(zal/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.