35 KK 16 Tahun Tanpa Listrik
KELAPA DUA Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua, berinisiatif mengirimkan surat kepada PT PLN Persero. Isinya meminta pemasangan listrik secara legal bagi 35 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Bambu Rt.01/09 yang belum menikmati penerangan listrik sejak tahun 1994.
“Warga Kampung Bambu membutuhkan penerangan listrik, sama seperti warga lainnya. Kami sudah membuat surat, rencananya hari Jumat (hari ini, red) kami kirimkan ke PT PLN Persero,” kata Sugani, Lurah Bojong Nangka kepada Satelit News, Kamis (8/3/2012).
Sugani mengaku sejak zaman kepemimpinan Kepala desa sebelumnya sudah pernah diajukan permintaan pemasangan aliran listrik. Namun hingga kini belum ada realisasinya. “Surat yang kami kirim ini untuk menindak lanjuti permohonan terdahulu. Bahkan perwakilan dari warga juga membantu dengan membuatkan proposal. Mudah-mudahan semua bisa terealisasi,” kata Lurah yang baru menjabat satu tahun ini.
Surat yang akan disampaikan pihak kelurahan dengan nomor: 671/35-Kel.Bjn, tentang permohonan aliran listrik ke PT PLN Persero ini akan dikawal hingga tuntas. “Dulu kata staff saya ada pertimbangan jumlah penduduk yang sedikit. Jadi akan memakan biaya besar dalam pemasangannya sehingga sulit teralisasi. Padahal, mereka juga warga Indonesia yang seharusnya bisa menikmati listrik,” tegasnya.
Hingga kini, sekitar 35 KK di Kampung Bambu, hanya mengandalkan petromax. Mereka juga terpaksa mencari pasokan listrik dari warga kampung yang sudah teraliri sambungan listrik. “Surat ini juga akan ditembuskan kepada pihak Kecamatan Kelapa Dua,” Imbuh Sugani.
Belum masuknya jaringan listrik ke Kampung Bambu juga membuat gerah kalangan politisi. Tokoh masyarakat Tangerang yang tinggal di Kecamatan Kelapa Dua, Gus Suyadi mendesak pemerintah dan DPRD Kabupaten Tangerang, membantu warga Kampung Bambu agar rumah-rumahnya teraliri sambungan listrik.
“Pemerintah itu penguasa. Mereka harus bisa menekan PT PLN, agar memenuhi kebutuhan pasokan listrik bagi masyarakat. Pemerintah dan DPRD jangan tutup mata,” tukas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini, kemarin. (fajar aditya/jarkasih)