Anak Petani di Rajeg Derita Thalasemia

PENYAKIT THALASEMIA MAYOR BAYU (2)

Dua Diantaranya Sudah Meninggal Dunia

RAJEG,SNOL—Malang nasib Muhad Bayu, bocah 11 tahun warga Kampung Rajeg Tegal Rt 02 Rw 03 Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. Terlahir dari keluarga kurang mampu, Bayu menderita Thalasemia Mayor atau kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak. Thalasemia Mayor sudah merenggut nyawa dua kakak Bayu pada tahun 2014 lalu.

Ditemui di www.fundaciocatalunyaestat.cat rumahnya, tubuh Bayu terlihat kecil untuk ukuran anak 11 tahun. Perutnya tampak buncit. Saat ditanya, dia hanya tersenyum–senyum simpul tanpa bersuara.

Kepala Puskesmas Kecamatan Rajeg, Salmah Wati menjelaskan Bayu menderita Thalasemia Mayor. Siswa kelas IV SD Negeri Rajeg itu sudah sering dibawa ke RS Siloam untuk melakukan transfusi darah. Thalasemia, kata Salmah, kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal. Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang dan recommended site infeksi berulang.

Menurut Salmah, penderita thalasemia mayor memerlukan perhatian lebih khusus seperti transfusi darah dan pengobatan seumur hidup.

“Bayu membutuhkan problin darah atau penambahan darah. Itu semua tergantung fisik badan Bayu sendiri,”ujarnya saat ditemui di kantornya. Menurut Salmah, Puskesmas tidak bisa melakukan transfusi darah. Dengan demikian, Bayu harus sering kontrol ke rumah sakit.

“Puskesmas hanya bisa membantu dari sisi menyiapkan BPJS maupun surat pengantar lainnya. Selama ini, dengan menggunakan surat pengantar dari Puskesmas, Bayu menjalani penambahan darah di Rumah Sakit Siloam,”tandasnya. Nursid, ayah Bayu mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kelainan yang diderita anaknya. Pria yang bekerja sebagai buruh tani itu tidak bisa memberikan pengobatan maksimal karena keterbatasan penghasilan. Menurut Nursid, dua anaknya yang pertama sudah meninggal dunia karena Thalasemia pada tahun 2014 lalu. Istrinya juga sudah tutup usia terlebih dulu.

“Saya berharap ada bantuan pemerintah. Saya tidak ingin kejadian kakaknya meninggal dunia terjadi sama Bayu,”ujar Nursid menambahkan Bayu merupakan anak ke-4 dan saat ini hanya ada satu kakaknya yang masih bekerja.

Anggota Komisi IV Mohammad Ali mengungkapkan, ia akan ikut memantau kondisi Bayu. Ia juga akan mengusahakan adanya anggaran untuk pengobatan Bayu. Apalagi kecamatan Rajeg merupakan wilayah dapilnya.

“Saya akan terus memantau perkembangan Bayu,”ungkapnya. (mg26/gatot)