Baru 73,95 Persen Wajib KTP-el Direkam
TANGERANG, SN—Dinas Kependudukan dan cheap levitra online prescription Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang melansir, Cipondoh menjadi kecamatan yang paling banyak warganya belum melakukan rekaman KTP elektronik (KTP- el). Dari 145.044 wajib KTP eletronik, jumlah wajib KTP elektronik yang telah melakukan perekaman sebanyak 42.490 jiwa.
Kepala Bidang Kependudukan Sri Warsini mengatakan, secara keseluruhan, dari 1.321.897 jiwa wajib KTP elektronik di it's cool Kota Tangerang, jumlah yang telah direkam sebanyak 977.607 atau 73,95 persen (selengkapnya lihat tabel).
Selain itu, Walikota Tangerang juga telah mengeluarkan edaran dengan No 47.13/41/dukcapil/2015 yang ditujukan kepada Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil dan Kecamatan serta Kelurahan yang berisi tentang Pencatatan KTP dan peristiwa Kependudukan maka KTP non elektronik pencatatannya yang semula dihentikan sekarang bisa kembali diteruskan. “Iya sekarang sudah bisa direkam lagi bagi yang belum dapat KTP elektroniknya,” ujar Sri.
Untuk itu, guna menindaklanjuti surat edaran tersebut, pihaknya telah mengadakan rapat evaluasi kepada Camat dan Lurah yang ada di Kota Tangerang untuk mensosialisasikan surat tersebut. Sri menambahkan bahwa layanan perekaman kembali KTP elektronik sekarang sudah ada kembali di kecamatan.
Karenanya bagi warga yang dulu sudah pernah rekam tetapi belum mendapatkan KTP elektroniknya dapat mendatangi kembali kecamatan di domisilinya.
Terpisah Camat Cipondoh Maryono Hasan saat dikonfirmasi terkait masih banyaknya warga Cipondoh yang belum memiliki KTP elektronik mengatakan, sampai saat ini sosialisasi sudah dilakukan ke kelurahan dan RW dan sudah banyak warga yang datang kembali untuk merekam kembali data KTP elektroniknya.
Maryono menambahkan, pihaknya pernah mengalami kendala dalam perekaman kembali data KTP elektronik selain jumlah penduduk Kecamatan Cipondoh yang terbanyak di Kota Tangerang, salah satu mesin server yang ada di Kecamatan Cipondoh pernah mengalami kerusakan yang menyebabkan lambatnya proses pencatatan tersebut. “Jumlah penduduknya banyak, servernya pernah rusak waktu itu sekarang sudah betul mesinnya,”ujar Maryono. (mg28/made)