Mahasiswa Tangerang Bentrok Lawan Polisi
TANGERANG,SNOL Puluhan mahasiswa terlibat bentrokan dengan pihak kepolisian dari Polsek Tangerang dan http://bhutandirectory.com/100-mg-cialis Polres Metro Tangerang.
Bentrok pada Kamis (13/11) siang terjadi setelah mahasiswa menyandera mobil tangki milik Pertamina di Jalan Jenderal Sudirman Kota Tangerang dalam aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Mahasiswa dan aktivis dari yang tergabung ke dalam Forum Mahasiswa Tangerang (FMT) memulai aksinya dengan berorasi di Kawasan Pendidikan, Cikokol Kota Tangerang. Mereka kemudian melakukan longmarch dengan menutup jalan dan kembali berorasi di Bunderan Adipura, Jalan TMP Taruna.
Setelah 15 menit kemudian, mahasiswa kembali longmarch menuju Flyover di Jalan Jendral Sudirman. Mereka membentangkan dua buah spanduk berisikan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
Aksi tersebut membuat kemacetan yang cukup panjang karena mahasiswa melakukan aksi treatikal dengan mendorong motor. Aksi tersebut pun mendapat pengawalan yang ketat dari pihak kepolisian.
Sesampainya di Flyover, mahasiswa kembali berorasi dan menutup bahu jalan yang kembali memacetkan jalan. Saat itu, tiba-tiba datang satu unit mobil tangki pertamina dari arah Jalan MH Thamrin menuju Jalan KH. Hasyim Ashari yang kemudian disandera oleh mahasiswa di bawah flyover tersebut.
Namun, aksi sandera membuat petugas kepolisian melakukan tindakan tegas membebaskan truk tangki BBM dari tangan ma-hasiswa. Langkah kepolisian menimbulkan kericuhan karena terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan petugas keamanan.
Seorang mahasiswa berhasil diamankan aparat. Namun tak lama berselang, aksi kembali dilanjutkan setelah polisi membebaskan mahasiswa yang ditahan.
Bentrokan kembali pecah ketika mahasiswa ingin membakar ban dengan bensin di click here tengah jalan. Aparat kepolisian langsung merebut ban dan bensin dari tangan mahasiswa sehingga terjadi kericuhan. Tak habis akal, mahasiswa kembali membakar sebuah spanduk yang juga membuat polisi geram.
“Kami menolak keras rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM,” teriak para mahasiswa.
Koordinator aksi, Ryan Erlangga mengatakan, rencana kenaikan harga BBM bukan sebuah solusi yang tepat untuk menanggulangi devisit APBN. Menurutnya apabila BBM dinaikan akan menimbulkan efek domino yang hanya menambah jeritan kesengsaraan rakyat.
“Kenaikan harga BBM bukanlah sebuah solusi, seharusnya pemerintah menasionalisasikan aset-aset nasional yang dikuasai asing untuk kesejahteraan rakyat Indonesia sesuai pasal 33 UUD 1945,” tegasnya.
Ryan mengungkapkan dalam pasal 33 merupakan prinsip mendasar bagaimana seharusnya sumber daya perekenomian dikelola. Kemudian, dia meminta untuk mencabut UU yang meliberalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia, seperti UU Migas No 20 tahun 2001. Pemerintah juga harus menegakan sistem pengelolaan energi nasional yang pro rakyat dan segera melaksanakan reforma agraria sejati.
Setelah berorasi selama satu jam di bawah flyover Jalan Jendral Sudirman, mereka menuju taman Skateboard di dekat bunderan adipura dengan berjalan kaki. Aksi menutup jalan membuat kemacetan sehingga lagi-lagi kepolisian membubarkan massa dengan mencoba mengamankan salah satu peserta unjuk rasa. Mahasiswa yang tidak menerima membuat perlawanan yang mengakibatkan insiden antar pukul memukul terjadi.
“Teman kami sebanyak dua orang mengalami luka ringan saat bentrokan tersebut karena terjatuh. Tak sedikit pula yang mendapat pukulan dari kepolisian,” jelas Ketua GMNI Tangerang, Taufik Hidayat.(uis/gatot/satelitnews)