Airin Disarankan Ikuti Jejak Benazir Bhutto

TANGSEL,SNOL Masyarakat kota Tangerang Selatan telah memercayakan Airin Rachmi Diany sebagai pemimpinnya. Karena itu, Airin jangan sampai mengecewakan rakyat. Dalam hal suaminya, Tubagus Chaeri Wardana, yang terjerat kasus korupsi, Airin juga harus bisa membedakan urusan pribadi dan http://celtic-irish.co.uk/news/generic-cialis-from-canada urusan publik.

Demikian saran Direktur Eksekutif Banten Care Institute (BCI), Heriyono. Saran lain Heriyono, Airin harus bisa membuktikan kepada para penegak hukum, terutama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bahwa dirinya tidak terlibat dalam sejumlah kasus yang menimpa suaminya.

“Meskipun Wawan adalah suami Airin, namun belum tentu semua yang dilakukan Wawan diketahui oleh Airin. Nah, Airin juga mesti jujur dan terbuka soal aktivitas suaminya yang dia ketahui,” kata Heriyono dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 27/2).

Bila Airin tidak terlibat dalam kasus suap dan korupsi yang menjerat suaminya, lanjut Heriyono, Airin bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Benazir Bhutto. Bhutto adalah perempuan pertama yang memimpin sebuah negara muslim di masa pasca-kolonial Pakistan.

Bhutto, masih kata Heriyono, dituduh korupsi. Bhutto juga dituduh melakukan pencucian uang negara di bank-bank Swiss, dalam sebuah kasus yang masih tetap berada di buy cialis soft online pengadilan Swiss. Sementara suami Bhutto, Asif Ali Zardari, mendekam selama delapan tahun di penjara karena dituduh mencuri ratusan juta dolar dengan meminta komisi atas kontrak-kontrak pemerintah dan urusan lain-lainnya.

Selama lebih dari 10 tahun, suami-istri ini telah menghadapi sekitar 90 kasus bersama-sama. Namun belakangan, naman Bhutto dibersihkan dari segala tuduhan.

“Benazir Bhutto bangkit dari keterpurukan yang menimpa diri dan suaminya. Bahkan, Benazir menjadi ikon dan pahlawan bagi Pakistan dan dunia. Kalau Airin tidak bersalah, Airin mesti mencontoh Benazir yang bisa bangkit dan memimpin rakyatnya dengan benar dan penuh cinta kasih,” demikian Heriyono. (ysa/rmol)