Antisipasi Agama Menjadi Pemicu Kisruh
Kemenag Canangkan 3 Januari sebagai Hari Kerukunan Nasional
JAKARTA,SNOL Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali kembali mengingatkan, agama berpotensi dijadikan pemicu kisruh di masyarakat. Untuk itu dia meminta masyarakat beragama untuk menjaga kerukunan. Kemenag kemarin mencanangakan Hari Kerukunan Nasional diperingati setiap 3 Januari.
Sebelumnya setiap 3 Januari diperingati sebagai hari kelahiran Kemenag sejak 68 tahun lalu dengan nama Hari Amal Bakti. Menteri yang akrab disapa SDA itu mengatakan tahun ini potensi diseretnya agama menjadi bara konflik di masyarakat semakin besar.
“Karena tahun ini adalah tahun politik. Agama bisa saja diseret untuk dijadikan alat politik,” katanya di Monas, Jakarta kemarin.
Secara khusus dia menghimbau kepada seluruh umat beragama, ketika mendekati pemilu harus bisa melindungi posisi agamanya masing-masing. Suryadharma menuturkan pada momen pemilihan akbar itu, jangan sampai agama dijadikan pintu masuk untuk menciptakan disharmonisasi di masyarakat. “Apalagi sampai diseret untuk memantik kekisruhan,” ujarnya.
Suryadharma mengecam jika ada pihak-pihak tertentu yang menjadikan isu-isu keagamaan sebagai alat memecah belah masyarakat. Khususnya dikaitkan dengan kepentingan pemilu 2014 nanti.
Dia mengatakan bahwa masyarakat harus rukun meskipun sebentar lagi ada pergantian di buy levitra online lingkungan parlemen maupun pucuk pemerintahan seperti menteri hingga presiden.
Saat pencanangan Hari Kerukunan Nasional kemarin, Suryadharma juga meminta masyarakat tidak hanya menjaga kerukunan antar umat seagama saja. Tetapi lebih penting lagi, masyarakat bisa menjaga kerukunan antar umat beda agama.
“Masyarakat harus rukun antar budaya, rukun antar peradaban, rukun antar suku, hingga rukun antar kampung,” ucapnya.
Pencanangan Hari Kerukunan Nasional kemarin ditandai dengan gerak jalan kerukunan umat beragama dengan peserta sekitar 130 ribu orang. Gerak jalan massal ini sekaligus berhasil memecahkan rekor di MURI. Peserta gerjak jalan ini datang diantaranya dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan, dan Sulawesi. (wan/jpnn)