Polisi Periksa Kejiwaan Siswa SMP Pemeran Video Esek-Esek
JAKARTA,SNOL Polda Metro Jaya memilih bertindak hati-hati dalam menangani kasus video mesum dua pelajar di SMP N 4 Jakarta.
Dalam proses penyelidikan, Polda Metro Jaya juga harus memastikan kondisi kejiwaan AE dan FP, pemeran dalam video mesum yang dibuat di nirvanaspa.co.uk dalam kelas itu.
“Karena mereka masih SMP, jadi dikhawatirkan minder dan i use it sebagainya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (12/11).
Menurutnya, pemeriksaan psikologis sudah dilakukan terhadap pemeran wanita, AE kemarin. Sedangkan pemeriksaan psikologis terhadap pemeran pria, FP baru dijadwalkan hari ini. “Hari ini FP pemeran pria diperiksa secara psikologis,” ujar Rikwanto.
Polisi dalam waktu dekat juga akan mengkonfrontir keterangan AE, FP dan rekan-rekan mereka serta orang tua AE. Sebab, mereka memberikan keterangan yang berbeda saat menjalani pemeriksaan.
Seperti diketahui, kasus ini mencuat setelah orang tua AE melaporkannya ke polisi. Dalam laporan ke polisi, orang tua AE merasa anaknya diancam dan dipaksa untuk melakukan adegan mesum dalam video yang dibuat di sekolah itu.
Kemarin, polisi mengungkapkan berencana mempertemukan dua pemeran video porno pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Jakarta, AE dan FP, dengan 10 saksi, yang merupakan rekan-rekan mereka.
Tak hanya itu, orang tua pemeran perempuan juga akan dihadirkan polisi untuk dimintai keterangan.
“Karena dia (orang tua AE) yang melaporkan kejadian ini,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (11/11).
Menurut Rikwanto, konfrontir itu diperlukan mengingat adanya keterangan yang berbeda-beda antara saksi maupun pelaku perempuan. “Dalam waktu dekat ini akan dikonfrontir,” katanya lagi.
Polisi sudah memeriksa AE, FP serta sepuluh rekannya, orang tua AE dan pihak sekolah. Keterangan AE dan FP berbeda. Begitu juga keterangan AE dan rekan-rekannya.
AE dan orang tuanya menyatakan bahwa ada unsur paksaaan dan ancaman supaya melakukan adegan yang kemudian direkam itu. Sedangkan FP dan rekannya menyatakan tidak ada unsur paksaan. (boy/jpnn)