Kisah Pilu Bayi Tanpa Lengan, Kaki dan only now Lubang Anus

F-BAYI TANPA KAKI-MARDIANA

Hadirnya anggota baru dalam keluarga dengan lahirnya seorang anak merupakan suatu yang didamba setiap orang tua. Namun bagaimana bila fisik anak yang dilahirkan itu tidak normal? Itulah yang dialami Ny Asiyah (32). Anak yang lahir dari kandungannya itu dalam kondisi tanpa lengan, tanpa kaki dan tak memiliki lubang anus.
Kaget sekaligus panik tak terbayangkan, dirasakan Ny Asiyah dan keluarga besarnya ketika mengetahui anaknya lahir tidak dalam kondisi normal. Buah hatinya itu lahir pada Selasa (27/3) sekitar pukul 11.00 Wib atas bantuan seorang bidan dan paparaji, di Desa setempat.
Asiyah tak dapat membendung rasa sedihnya. Di dalam sebuah rumah gubuk reot berdinding bilik dan berlantai tanah itu, ia terus menatapi buah hati keduanya itu yang lahir dalam kondisi tak berlengan, tanpa kaki dan tidak memiliki lubang anus.
Dengan modal agama yang kuat, ia terlihat tabah dan mensyukuri atas apa yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya. Ia berjanji akan tetap menyayanginya, sebagaimana layaknya seorang ibu kepada anaknya. “Saya juga nggak menyangka, anak saya lahir dengan kondisi seperti ini. Mungkin ini cobaan buat kami,” ucap Asiyah, dengan mata berkaca-kaca.
Asiyah, mengaku tidak tega melihat kondisi anaknya itu. Padahal sejak bayinya masih berada dalam kandungan, ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Perdana, Kecamatan Sukaresmi itu selalu membayangkan bayi berjenis kelamin laki-lakinya itu lahir dengan normal dan menjadi sosok bayi yang gagah setelah besar kelak. “Saya hanya bisa sabar dan click now berdo’a, atas kondisi bayi saya ini,” tambahnya.
Wanita berambut panjang yang berprofesi sebagai petani ini mengatakan, sejak 7 bulan lalu suaminya Parsalan Silalahi tak pulang-pulang karena bekerja sebagai buruh di http://www.ewaslabour.org.uk/where-to-get-cialis Jakarta. Bahkan saat dikabari anak keduanya sudah lahir-pun, suaminya belum bisa memastikan kapan akan pulang untuk melihat kondisi anak keduanya itu.
Hal itu yang kemudian membuatnya lebih sedih dan seolah merasakan penderitaan yang sangat. Di tengah cobaan yang dialaminya, sang suami justru tidak ada disampingnya.
Titin Maryatin, bidan desa (Bides) yang membantu persalinan Asiyah mengatakan, saat lahir si bayi menangis seperti bayi-bayi lainnya. Ia juga mengaku tidak menduga jika bayi tersebut lahir dengan kondisi seperti itu. “Bayinya bersih, sehat dan cakep. Lahir dengan berat 3 Kg dan panjang sekitar 35 Cm. Saat lahir sempat menangis, tapi beberapa menit kemudian tangisannya hilang karena mengalami sesak di dadanya,” ujarnya.
Disinggung apakah bisa bertahan hidup dengan usia yang panjang, Bidan Titin meragukannya namun ia memastikan si bayi memiliki peluang hidup panjang, asalkan sesak di dadanya segera diobati dan bayinya ditangani oleh tim medis yang lebih ahli karena membutuhkan penanganan ekstra untuk merawatnya.
Diakuinya, selama dalam kandungan, ibu si bayi tidak pernah me-USG kandungannya sehingga tidak diketahui kondisi bayi selama dalam kandungan, namun selama diperiksa bidan kondisi kandungannya baik-baik saja. Pihaknya berharap, si bayi segera dibawa ke Rumah Sakit (RS) untuk ditangani dan diperiksa seluruh organ tubuhnya.
“Saya sudah koordinasikan dengan keluarga, aparat Desa dan Kecamatan disini, agar bayi tersebut mendapatkan bantuan untuk bisa dibawa ke Rumah Sakit, paling tidak ditangani penyakit sesak dan mencari solusi soal lubang anus yang tertutup itu,” imbuhnya.
Dengan kondisi bayi seperti itu, warga sekitar menyebutnya “bayi timun” karena tidak memiliki tangan dan http://achillcamping.com/levitra-online-pharmacy kaki.(mardiana)