Proyek Jabodetabekjur, Jokowi Akui Kurang Komunikasi

Eky-F-Jokowi kuliah umum (5)

TANGERANG, SNOL—Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengatakan, belum maksimalnya proyek kerjasama pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan loneoakchurchofchrist.com Cianjur (Jabodetabekjur) lantaran minimnya komunikasi antar daerah dan panitia. Jokowi meyakini program itu penopang Ibukota Negara itu masih tetap berjalan.

Hal ini dikatakan Jokowi saat mengisi kuliah umum di Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/4). Menurut mantan Walikota Solo ini, selama ini Jabodetabekjur memang mengalami sedikit kesulitan komunikasi. “Hanya perlu diperbaiki saja komunikasinya, terutama panitianya. Ini juga bukan program per daerah saja, bukan milik Jakarta atau Jokowi, tapi seluruh daerah,” kata Jokowi.

Jokowi enggan apalagi sampai berfikir harus membubarkan kerjasama Jabodetabekjur. Sebab terbaru, DKI Jakarta sudah bertemu dan berkoordinasi dengan pemerintah Banten, terutama pada pihak Kota Tangerang.

Selain mengungkapkan soal program Jabodetabekjur, dalam kuliah umum itu, Jokowi juga bercerita kisah masa lalunya saat menjadi Walikota Surakarta. “Dulu, ketika saya menjabat sebagai Walikota Solo saya pernah memiliki ajudan. Entah siapa yang memilih, yang pasti ajudan saya itu jauh lebih segala-galanya dari saya. Tinggi, putih bersih, berbadan tegap dan ganteng. Kenyataan ini membuat saya tersiksa. Ya, gimana tidak. Setiap kali ada tamu, selalu saja ajudan saya yang disalami duluan. Mereka anggap saya ajudannya dan ajudan saya walikotanya,” cerita Jokowi disambut gelat tawa mahasiswa.

Dikatakan Jokowi, selama satu bulan ia masih bertahan, dua bulan juga masih tetap memakai ajudan itu. “Dan tiga bulan, akhirnya saya gak tahan dan minta diganti ajudan. Dari situ, saya belajar dan memilih ajudan yang lebih jelek dari saya,” ceritanya.

Jokowi juga menegaskan, jika ingin menjadi pemimpin harus tahan banting. “Wong ada yang bilang saya kurus kering, gak sehat, ndeso ya gak apa-apa lah. Memang begini keadaannya kok,” terangnya dengan logat jawa yang masih kental terdengar.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga kagum dengan desain UPH yang disebutnya dengan kampus super modern. “Saya kaget pertama kali masuk ke sini. Maklum lah, namanya juga dari kampung. Ini sih bukan kampus modern namanya, tapi super modern. Saya berharap jika ke depannya akan semakin banyak kampus yang seperti ini, agar dunia pendidikan di Indonesia juga semakin maju,” tandasnya. (kiki/pramita/deddy/sn)