Bocah SD Larangan Tewas Misterius, Diduga Dianiaya Orangtuanya
LARANGAN, SNOL Warga Larangan Kota Tangerang geger. Dafa Mustakim, murid kelas 1 SD Larangan Utara II tewas mengenaskan dengan luka bekas setrika di kepalanya.
Diduga, bocah berusia enam tahun ini dianiaya oleh ibu tirinya. Saat ini, kedua orang tua Dafa tengah diperiksa secara intensif oleh Polsek Ciledug. Dafa sendiri telah dimakamkan di TPU Kober samping Perumahan Puribeta
Satelit News menyambangi kediamanan Dafa di Jalan Swadaya Larangan. Namun, kontrakan yang ditinggali bocah naas ini sepi. Hanya ada paman dan bibi korban yang mengaku datang untuk menjaga rumah korban.
“Kami juga baru tadi malam (Sabtu/22/10) disuruh datang kesini untuk menjaga rumah,” kata Neng, bibi korban, kemarin (23/10).
Menurut Neng, peristiwa tragis itu terjadi pada Kamis (20/10) sekira pukul 02.10. Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Dafa sempat mengalami demam tinggi dan kejang-kejang. Dia sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Ibu tiri Dafa bernama Yanti. Dia dinikahi Mustakim, kakak Neng. Yanti sendiri sudah memiliki satu anak hasil pernikahan dengan suaminya yang dulu. “Namanya Rama, dia masih kelas 1 SMP. Yanti berasal dari Magetan Jawa Timur,” tuturnya.
Dafa merupakan anak Mustaqim hasil pernikahannya dengan wanita asal Sukabumi. “Mustakim dengan Yanti baru 2 tahun menikah, dan baru 4 bulan tinggal dirumah kontrakan milik ibu Karsono,” ujarnya.
Ibu Karsono, pemilik rumah kontrakan yang ditinggali Mustakim dan Yanti mengatakan, Dafa adalah pribadi yang tidak nakal dan juga baik. Dafa juga dikenal anak yang cerdas serta ramah.
“Dafa sering main sama cucu saya. Kalau Dafa sudah SD kelas 1, sedangkan cucu saya masih TK,” ujar Ibu Karsono.
Di mata Ibu Karsono, Yanti adalah sosok yang tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga. “Paling hanya belanja saja kemudian masuk lagi ke dalam rumahnya. Saya juga tidak pernah mendengar suara tangisan Dafa, makanya saya terkejut dengan kejadian ini,” tukasnya.
Menurut wanita parubaya ini, Yanti juga orang yang sangat tertutup, sedangkan ayah Dafa kesehariannya bekerja sebagai sopir pribadi di komplek. “Dafa jarang keluar rumah, dia main di dalam rumah terus,” tutur wanita yang sudah 20 tahun tinggal di kawasan itu.
Pada bagian lain, Kapolres Metro Tangerang Kombes Irman Sugema mengaku pihaknya hanya menerima laporan berupa informasi dari orang tua teman sekolah Dafa. Pihaknya hingga kini belum mendapatkan laporan resmi yang dibuat di Polsek Ciledug.
Meski demikian, setelah mendapatkan informasi petugas kepolisian langsung me-nindaklanjuti dan memintai beberapa saksi untuk dimintai keterangan.
“Kami juga memerintahkan petugas PPA dari Polres Metro Tangerang untuk mem-backup terkait adanya dugaan informasi tersebut,” kata Kapolres saat dijumpai di Polsek Ciledug, Minggu (23/10).
Kabar bahwa anak yang berinisial DF dianiaya sehingga meninggal dunia, kata Kapolres, masih belum bisa dipastikan. Saat ini pihaknya masih mencari tahu sejauh mana informasi tersebut. “Kita sudah membuat tim, kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Kapolres, korban meninggal dunia pada Kamis (20/10) siang, namun pihaknya baru mendapatkan informasi pada Sabtu (22/10).
“Kami terus berupaya untuk menjadikan permasalahan ini terang, karena kami menerima informasi yang datang ke Polsek baru dugaan saja,” tukasnya.
Setelah melewati semua proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian dan sudah mendapat keterangan dari rumah sakit, pihaknya akan mengetahui langkah apa yang dilakukan selanjutnya.
“Kita akan melakukan autopsi, karena saat ini kami masih memintai beberapa saksi untuk pendalaman,” tuturnya.
Informasi tersebut, kata Irman, menurut pengakuan dari wali murid yang datang untuk mengadukan hal ini lantaran mengaku melihat kondisi Dafa sebelum meninggal.
“Menurut keterangan saksi, katanya mereka melihat ada luka di bagian kepala dan juga pembengkakan pada telinga,” pungkasnya. (iqbal/dm/satelitnews)