Populasi Badak di Ujung Kulon Terus Menurun
UJUNG KULON, SNOL Populasi badak Jawa atau Badak Cula Satu (Rhinoserus sondaicus) di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang Banten kian hari makin kritis.
Badak Jawa semakin berkurang lantaran menipisnya pakan (makanan) badak dan banyaknya perburuan dari masyarakat sekitar. TNUK berada di wilayah Kecamatan Sumur dengan luas sekitar 36 ribu hektar.
Pernyataan ini disampaikan oleh salah seorang pegiat dari Perhimpunan Hanjuan Mahardika Nusantara (PHMN) Wahyudin. Menurut dia, pada tahun 1965 jumlah badak jawa ada 27 ekor, tahun 1990 meningkat menjadi 60 ekor. Penghitungan populasi badak menggunakan video trabehav-ior (video yang dipasang untuk memantau aktivitas badak).
“Sementara tahun 1998 hingga sekarang menurun menjadi 45 hingga 50 ekor. Berkurangnya jumlah badak Jawa ini saya kira karena adanya perburuan dan menurunnya ketersediaan makanan,” kata Wahyudi.
Kendati demikian, Wahyudi optimis pada masa yang akan datang jumlah Badak Jawa akan kembali normal bahkan bertambah. Pasalnya, Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) saat ini rutin menggelar reboisasi (penghijauan) di sekitar TNUK dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tentang pentingnya melestarikan satwa langka yang diakui dunia tersebut.
“Beberapa waktu yang lalu BTNUK juga mengundang masyarakat Desa Ujung Jaya Kecamatan Sumur dan perwakilan NGO (LSM PHMN, red), agar bersama-sama memikirkan popuasi badak yang berada di kawasan TNUK,” ungkapnya.
Ketersediaan pakan badak berkurang, antara lain karena banyaknya pohon pengganggu yang tumbuh di kawasan TNUK. “Di TNUK banyak tumbuh pohon langkap (sejenis pohon aren,red), sehingga tanaman tersebut mengganggu semak belukar. Padahal semak belukar itu adalah makanan utama Badak Jawa,” ujar Wahyudi.
Upaya mencegah berkurangnya makanan Badak Jawa antara lain dengan mengoptimalkan pelestarian madu hutan di kawasan TNUK. “Madu ini kan disukai oleh serangga. Sementara serangga adalah hewan yang paling aktif dalam proses penyerbukan tanaman (perkawinan,red). Sehingga saya harapkan ke depan akan tumbuh lebih banyak lagi semak belukar untuk makanan badak,” tuturnya.(ahmadi/made)