PHRI Sebut Pariwisata Banten Memprihatinkan

SERANG, SNOL Kondisi pariwisata di Provinsi Banten saat ini dinilai memprihatinkan. Beberapa faktor seperti kondisi infrastruktur, minimnya SDM dalam bidang kepariwisataan dan promosi diduga sebagai pemicunya.

Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten mengingatkan perlunya kerjasama banyak pihak untuk kembali menggeliatkan dunia kepariwisataan di Banten.

Ketua PHRI Provinsi Banten, Ahmad Sari Alam mengatakan, untuk kembali meningkatkan tingkat kunjungan wisata di Provinsi Banten, perlu ada sinergi dari semua pihak. Owner restauran ASA Japannes tersebut mengatakan bukan saja pemerintah yang harus bertanggungjawab tetapi juga pelaku usaha kepariwisataan dan juga masyarakat.

”Ini menjadi keprihatinan kita, kita harus bangkit dari kondisi ini, untuk kembali meningkatkan oku untuk melakukan promosi-promosi pariwisata, selain itu juga peran semua pihak sangat dibutuhkan sekarang ini,” ujar Ahmad Sari ALam pada acara Halal Bihalal Pengusaha Restaupansi perlu peran pemerintah rant dan Hotel Provinsi Banten tersebut di Hotel Ratu Bidakara, Kamis (8/4).

Dia juga menyoroti bencana tanah longsor dan banjir bandang yang menimpa kawasan wisata Anyer dan Carita beberapa waktu lalu. Walaupun diakuinya bencana tersebut banyak menimbulkan efek negatif terhadap dunia pariwisata termasuk menurunkan jumlah kunjungan namun dirinya optimisi dunia pariwisata Banten bisa kembali bangkit.

“Untuk itu kita perlu berusaha lebih keras lagi untuk mengembalikan kejayaan pariwisata ini, semua aspek perlu kita benahi termasuk untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, oleh karena itu kita patut bersyukur karena telah ada MoU dengan Polda terkait ini, “imbuhnya.

Persoalan pariwisata bukan saja masalah pembenahan resort atau tempat rekreasinya saja, tetapi juga faktor penunjang lain seperti infrastruktur jalan dan rest area. “Saya tidak ingin mencari ini kesalahan siapa tetapi mari kita bersama-sama untuk memperbaiki ini.

Banten memiliki potensi besar di bidang ini, tetapi tidak cukup itu perlu faktor pendukung lain, seperti infrastruktur jalan yang memadai, tempat istirahat yang ada toiletnya, jangan sampai orang mau pipis aja susah,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya truk-truk yang membawa material industri untuk Ciwandan dan Cilegon yang melintasi di jalur wisata Carita-Anyer juga sempat dikeluhkan masyarakat, pelaku wisata dan wisatawan yang berkunjung di dua destinasi wisata pantai unggulan di Provinsi Banten tersebut.

Hal ini baru diketahui PHRI Provinsi Banten. PHRI akan meminta pihak terkait untuk membuat regulasi terkait lalu lintas kendaraan bertonase besar tersebut. “Wah saya baru tahu itu, nanti kita kan minta ke Dishub untuk membuat aturan melarang aktifitas lalu lintas truk saat weekend, karena memang kalau seperti itu pasti meng-ganggu aktifitas pariwisata,” tegasnya.

Ketua Pengurus Harian PHRI Banten, Ashof Umar menargetkan uang yang akan masuk dari bisnis pariwisata di Banten ini mencapai Rp 600 miliar lebih. Hal ini berpatokan pada rekap omset pengusaha hotel dan restoran yang terhimpun dalam PHRI Banten tahun lalu yang mencapai Rp 500 miliar, namun hal ini sangat bergantung pada kondisi parawisata dan faktor pendukungnya.

”Kalau pariwisata ini baik maka pengaruhnya bukan saja pengusaha hotel dan restaurant yang diuntungkan tetapi juga masyarakat yang berjualan es atau ikan asin misalnya dan yang menggantungkan hidupnya dari sini pasti akan menikmati,” ujar owner Sanghyang Indah Spa resort Anyer, saat ditemui pada kesempatan yang sama.

Faktor penunjang lain juga dibutuhkan untuk kembali menggairahkan dunia pariwisata Banten, salah satunya adalah sumber daya manusianya, ini juga yang menjadi tolak ukur pelayanan kepariwisataan, pembangunan SDM perlu agar wisatawan bisa dilayani dengan baik. (mg10/made/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.