Sekda Banten Akui Kecolongan Soal Pekerja Ilegal Asal Tiongkok
SERANG,SNOL Diamankannya puluhan pekerja asal Tiongkok oleh Polda Banten membuat Pemprov Banten kebakaran jenggot. Sekda Banten Ranta Soeharta mengakui pihaknya kecolongan dan kecewa.
Sekda Banten Ranta Soeharta mengaku kecewa dengan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Banten, menyusul ditemukannya puluhan TKA asal Tiongkok oleh Polda Banten. Padahal, dia mengklaim Pemprov Banten telah berupaya keras melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan Disnaker Kabupaten Serang atas keberadaan tenaga kerja asing (TKA).
Ketika ditanya adanya penangkapan 70 TKA olehTim Subdit 1 Industri dan Perdagangan Diretkrimsus Polda Banten di proyek pembangunan pabrik semen Pulo Ampel Kabupaten Serang, Ranta menuding bawahannya di Disnakertrans tak tahu tupoksi.
“Harusnya mereka (pejabat Disnakertrans,_red) tau tupoksi, lapor ke Sekda. Jangan nunggu dipanggil,”ujar Ranta, dengan nada tinggi.
Dari hasil temuan itu saat ini Polda Banten tengah meminta keterangan dari pejabat Disnakertrans. Karena sebelumnya Dirkimsus Polda Banten menghubunginya, menanyakan persoalan tersebut.
“Saya sudah minta Pak Widodo Hadi selaku Plt Kadisnakertans untuk ke Polda. Mungkin pejabat terkait juga ikut mendampingi. Nanti saya minta laporannya seperti apa,” terang Sekda.
Ketika ditanya kemungkinan pemanggilan terhadap pejabat Disnakertrans oleh pimpinan tertinggi, Ranta mengatakan kemungkinan itu bisa saja dilakukan.
“Ngapain saya dipanggil ke Polda, kan ada eselon II. Tapi mungkin saja nanti dipanggil oleh saya. Tapi nunggu kabar dari sana dulu,”tegasnya.
Diketahui Polda Banten melalui Diretkrimsus Polda Banten berhasil menangkap sebanyak 70 TKA di perusahaan proyek pembangunan semen di Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang.
Penangkapan mereka diduga lantaran tidak memiliki dokumen resmi untuk bekerja di Indonesia. Karena saat penangkapan tidak ada satupun buruh yang mampu menunjukan dokumen resmi seperti IMTA yang dikeluarkan dari Disnaker dan KITAS dari pihak Imigrasi. (rus/dwa/riu/bnn/satelitnews)