Pemprov Banten Ajukan Rp 8,5 M untuk Recovery Pasca Banjir Carita-Anyer
SERANG, SNOL Pemprov Banten akan menganggarkan sekitar Rp 8,5 miliar untuk dana recovery usai bencana banjir dan longsor melanda wilayah Kecamatan Carita (Kabupaten Pandeglang) dan Anyer (Kabupaten Serang). Dana tersebut dialokasikan dalam APBD Perubahan TA 2016 mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) yang juga Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Banten Ranta Soeharta mengatakan, dana sebesar itu untuk perbaikan infrastruktur jalan di wilayah Kecamatan Carita dan Anyer, penataan hutan di kawasan Aseupan, Karang dan Pulosari (Akarsari), penataan jalan lingkungan yang rusak akibat longsor pada Minggu (24/7) lalu dan lain-lain.
“Dana sebesar itu hanya perencanaan awal, tergantung per-setujuan anggota DPRD juga nanti,” kata Ranta, Kamis (28/7).
Sementara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang akan langsung menangani recovery tersebut di antaranya Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR), Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (DSDAP), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan beberapa SKPD terkait lainnya.
“Dinas Kesehatan (Dinkes) juga dalam waktu dekat harus terjun ke lapangan, khawatir ada korban bencana banjir yang terserang gatal-gatal,” papar Ranta, seraya mengakui dana tanggap darurat bencana ke depan juga akan dikaji.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Sumawijaya menyatakan, dalam recovery tersebut, Pemprov juga akan melibatkan Pemkab Pandeglang dan Serang. Pasalnya, menata lingkungan pasca bencana bukan hanya tanggungjawab Pemprov Banten semata.
“Kita harus bekerja bersama-sama termasuk mencegah wilayah kita dari ancaman bencana, apalagi saat ini musim penghujan masih melanda wilayah Banten dan sekitarnya,” papar Sumawijaya.
Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah mengaku belum mengetahui terkait akan diajukannya dana recovery untuk menanggulangi bencana di wilayah Carita dan Anyer. Meski begitu, pihaknya tentu akan melakukan kajian. “Akan kita lihat dan hitung juga data kerusakan akibat bencana tersebut baik infrastruktur jalan maupun fasilitas yang lainnya,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Provinsi Banten Maisaroh Mawardi men-gatakan, penyebab banjir di sejumlah lokasi di wilayah Pantai Carita, Labuan dan Pantai Anyer di Serang diduga akibat lahan kritis. Maisaroh menjelaskan, lahan kritis tersebut yakni lahan yang tidak terpakai dan tidak ditana-mi apapun sehingga menimbulkan bahaya ketika terjadi hujan lebat.
”Bencana tersebut kita duga akibat lahan kritis sehingga saat hujan air langsung turun ke bawah tanpa diserap oleh tanaman dan pepohonan,” tuturnya.
Namun demikian, ia mengaku ada atau tidak adanya bencana Dishutbun Provinsi Banten telah melakukan pro-gram rehabilitasi lahan dan hutan sosial. Tapi menurutnya kondisi tersebut sangat ditentukan oleh masyarakat sekitar. Oleh karenanya ia mengajak masyarakat untruk menanami pohon di lahan kritis.
“Semua unsur masyarakat kita ajak saat ini kondisi di sana (lokasi bencana-red) terakhir saya lokasi jalan berlumpur sudah dibersihkan,”ujarnya.
Terkait penebangan liar yang terjadi di sekitar hutan, Maisaroh mengaku, bahwa penebangan tersebut terjadi di hutan milik masyarakat sehingga pihaknya tidak bisa melarang untuk tidak melakukan penebangan. Namun demikian pihaknya telah memberikan imbauan serta mengajak masyarakat untuk tidak menebang pohon di hutan tersebut karena dapat berakibat terjadinya longsor dan banjir bandang.
”Akibat longsor kemarin ada air kiriman dari gunung yang menyebabkan pepohonan tumbang terbawa arus hingga ke pemukiman warga dan jalan raya. Karena Daerah Carita dan Anyer itu wilayahnya dikelilingi pegunungan,”terangnya.
Maisaroh melanjutkan, dengan kejadian ini seharusnya setiap hutan dirawat dan dijaga seperti hutan konservasi tahura (Taman Hutan Raya) di Carita. Sehingga meskipun cuaca ekstrem melanda, namun daerah sekitar tidak akan terkena bencana.(mg9/ahmadi/made/satelitnews)