Siswa Dipungut Rp 850 Ribu Untuk Beli Seragam
Ciputat Timur, SNOL–Sejumlah orang tua SDN 01 Cirendeu di Kecamatan Ciputat Timur, mengaku keberatan atas kebijakan sekolah yang dirasa mencekek mereka. Pasalnya, pihak sekolah mengenakan pembelian seragam sekolah kepada peserta didik baru sebesar Rp 850 ribu per siswanya.Ketua Komite SDN 01, Syamsuddin, menceritakan biaya pembelian seragam sekolah yang dibebankan kepada peserta didik baru. Biaya sebesar itu untuk pembayaran pakaian muslim, batik, olah raga, serta topi dan dasi.
“Semua biaya pendidikan, semuanya diputuskan secara sepihak tanpa melibatkan komite sekolah dan wali murid. Banyak orang tua yang merasa terbebani dengan mahalnya biaya yang dibebankan,” kata Syamsuddin, Rabu (30/9).
Menurutnya, Pemkot Tangsel hanya mengalokasikan kas daerah untuk membebaskan biaya pendidikan. Syamsudin sangat mengapresiasi kebijakan tersebut. Maka sangatlah wajar jika setiap tahun ajaran baru para orang tua atau wali murid harus menanggung beban pengeluaran untuk biaya seragam sekolah.
Hanya saja, pada kenyataannya biaya yang dibebankan saat ini terbilang cukup besar. “Seperti mengambil untung, tapi yah kira-kira. Apalagi masalah seragam kan tidak bisa dibeli di luar, sementara beli di sekolah mahal. Bagaimana nasib murid yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah,” keluhnya.
Belum lagi biaya akhir tahun bagi murid kelas VI. Dimana pungutan dimaksud terdiri dari biaya persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan ujian akhir sekolah (UAS) dan lain sebagainya.
Lalu biaya kenang-kenangan dan akhir tahun. Jika ditotalkan maka tiap peserta didik diwajibkan membayar iuran sebesar Rp680 ribu yang dapat dicicil tiap bulan. Syamsudin menambahkan, pihaknya pernah melaporkan ke UPT pada 10 Agustus 2015 lalu.
Saat hari yang sama juga datang sekelompok orang yang mengaku pihak keluarga sekolah dan mengancam. “Udah diem aja, kalau sampai ramai masalah ini, lu punya masalah sama kita. Kepala sekolah kebetulan memang orang asli sini,” tambahnya menirukan ucapan yang diduga berasal dari orang dekat pimpinan sekolah.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SDN 01 Cirendeu, Saubi membenarkan besaran biaya pembelian seragam sekolah yang mencapai Rp 850 ribu. Terkait hal itu, dia mengambil keputusan berdasarkan penyesuaian harga dari pihak penyedia pakaian rekanan sekolah.
“Memangnya kenapa, jadi masalah? Namanya dagang wajar saja. Sekarang apa-apa mahal mau gimana. Saya sih terserah orang tua murid, mau beli atau tidak, tidak pernah paksa. Kalau tidak mampu ya tidak usah beli,” ketusnya.
Namun untuk pungutan lain diluar itu, Saubi mengaku tidak pernah meminta ke orang tua murid. Dia hanya berharap kepada para orang tua murid untuk bekerjasama membantu kelancaran jalannya kegiatan pendidikan di SDN 01 Cirendeu.
Menurutnya saat ini, di sekolah tersebut dana bos lebih dari Rp 1 miliar yang diterima tiap tahunnya. Dan itu diperuntukan bagi 1.340 murid, jadi diluar untuk pembelian seragam ataupun kebutuhan pribadi siswa tersebut.
“Sama masalah kurban itu enggak perlu dibesar-besarkan, sifatnya kan ibadah. Tiap yang berkontribusi pastinya dapat balasan nanti dari Tuhan. Untuk anggaran BOS sudah kita sampaikan ke murid,” pungkasnya. (pramita)