Desa Pakuncen Diserang Penjajah
SERANG,SNOL–Desa Pakuncen Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang, dikepung penjajah. Warga kocar kacir mencari perlindungan dan menyelematkan diri, saat penjajah datang menggunakan tang baja dan membawa berbagai senjata perang lainnya untuk menghabisi warga sekitar.Akibat serangan itu, anak-anak, ibu-ibu bahkan para lansia menjadi korban kekejaman para penjajah berpakaian seragam Belanda, serta menggunakan senjata laras panjang dan persenjataan lainnya. Bahkan, tiada ampun. Semua wilayah diduduki penjajah, sampai warga sekitar tak bisa lari.
Hal itu terlihat dalam acara, simulasi perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 70 di Desa Pakuncen Kecamatan Bojonegara. Warga dengan sengaja membuat peralatan perang menyerupai jenis Scorpion, Tarantula, Leopard, dan Helikopter. Namun peralatan tersebut bukanlah sebenarnya, melainkan hanya replika yang dibuat oleh masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah peserta dari setiap RT menampilkan atraksinya masing-masing dengan memakai kostum ala TNI dan Belanda. Para peserta memperagakan sejarah perjuangan Indonesia, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) melawan pasukan Belanda yang telah menjajah Indonesia, peperangan juga melibatkan para kiyai dan santri.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat membangun nasionalisme masyarakat kami, dan dapat membangun kesadaran masyarakat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan,” kata Saefullah, Kepala Desa Pakuncen, Senin (17/8).
Dikatakan Saefullah, kegiatan tersebut dilaksanakan rutin setiap tahun dengan melibatkan masyarakat sekitar dari 11 RT yang ada di wilayah Desa Pakuncen dan Desa Mekar Jaya. “Kami berharap, kegiatan ini dapat terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Karena, kegiatan ini juga dapat mengikat persatuan dan kesatuan di masyarakat kami,” tambahnya.
Ribuan warga, dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa terpantau antusias mengikuti kegiatan HUT RI tersebut, sampai acara selesai. “Kegiatan Agustusan ini dimulai sejak tanggal 3 sampai hari ini (Senin, 17/8,red). Sebanyak 9 kegiatan di perlombakan, seperti, Sepak Bola, Bola Voly, Karaoke, MTQ, Tarik tambang, balap karung, catur, dan pencak silat,” ujar Ahmad Mamat Drajat, Ketua pelaksana kegiatan HUT RI ke 70.
Diakui Drajat, kegiatan tersebut mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar lingkungan Tanjung. Namun, masih minim dukungan dari aparat pemerintah. “Partisipasi pemerintah masih terbilang minim, hanya mendapat dukungan dari tingkat desa. Sementara, dari kecamatan sampai keatasnya belum ada. Padahal, banyak potensi yang dimiliki masyarakat kami yang perlu mendapat dukungan pemerintah,” imbuhnya.
Edi Junaezi (32), salah seorang warga dari RT Semboja mengaku, masyarakat membuat alat-alat untuk kegiatan Agustusan tersebut sejak akhir bulan Juli lalu. “Kalau membuat replika alat perang, dan yang lainnya. Sudah sejak tanggal 25 Juli, dan baru selesai semalam,” imbuhnya.
Upacara HUT RI Tidak Tertib
Sementara, pelaksanaan upacara HUT kemerdekaan RI di Kabupaten Serang, di Alun-alun Kota Serang, Senin (17/8). Masih diwarnai oleh ketidaktertiban peserta upacara. Ironisnya, hal itu dilakukan oleh peserta upacara yang berbaris mengenakan seragam Korpri.
Pantauan di lapangan, sejumlah peserta upacara yang berbaris mengenakan seragam Korpri warna biru nampak duduk-duduk ngobrol bersama rekan-rekannya yang berada dibarisan paling belakang . Bahkan, sebagian diantaranya ada yang berteduh dibawah pohon. Padahal, saat itu Pejabat Bupati Serang Hudaya Latuconsina sedang membacakan amanat.
Menanggapi hal tersebut, Hudaya Latuconsina mengaku akan menegur secara langsung jika melihat ada peserta upacara yang tidak tertib. “Kalau kelihatan, saya marahin. Seharunya nilai ini harus dijaga, kemerdekaan ini sangat tidak terukur nilainya. Jadi, kalau yang santai-santai selamat tinggal,” ujar Hudaya, kesal.
Secara terpisah, Kepala Bidang Bina Upaya Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi mengatakan, sebanyak tujuh orang peserta upacara dari kalangan pelajar tidak dapat mengikuti sampai selesai. “Ada tujuh orang kita boyong ke posko kesehatan, diantaranya dua orang pingsan, dan lima orang mengalami kelelahan,” ujarnya.
Di Kabupaten Pandeglang, suasana yang sama juga terlihat. Disaat upacara berlangsung sejak awal, sebagian peserta yang terdiri dari para pegawai dan berbagai kalangan lainnya tampak duduk-duduk, dan sebagian lainnya berteduh dibawah pohon serta saung yang ada disekitar Alun-alun.
Menanggapi hal itu, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi mengaku, akan segera memanggil seluruh pihak termasuk para kepala SKPD, guna mengevaluasi hal itu. Menurutnya, pegawai dan jajarannya harus menjadi contoh tauladan bagi generasi muda seperti pelajar dan yang lainnya.
“Tidak dibenarkan sikap seperti itu, peringatan upacara kemerdekaan ini sacral dan harus khidmat. Kita harus menghargai dan menghormati pengorbanan para pejuang dan founding father yang sudah mendahului dan berjuang demi bangsa ini,” ujar Erwan.
Di Kabupaten Lebak, Bupati Iti Octavia Jayabaya meminta, warganya untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Orang nomor satu di Kabupaten Lebak ini mengakui, percepatan pembangunan di Lebak tidak akan berjalan tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Mari kita bersama-sama jadikan momen perayaan HUT RI untuk saling bahu-membahu melakukan percepatan pembangunan di daerah kita, agar Lebak segera keluar dari status daerah tertinggal,” harap Iti.(sidik/mg29/ahmadi/mardiana/jarkasih)