Krisis Air Seminggu Lagi

TANGERANG,SNOL—Pelanggan PDAM Tirta Kerta Raharja dan PDAM Tirta Benteng harus bersabar. Proses perbaikan pintu ke-6 dari Bendungan Pasar Baru Irigasi Sungai Cisadane yang menjadi persoalan utama minimnya bahan baku air bersih ditargetkan selesai pekan depan Rabu (19/8). Selama proses belum selesai, produksi air bersih di Tangerang belum kembali normal.Krisis air bersih warga Tangerang akhirnya mendapatkan perhatian pemerintah pusat. Kepala Balai Besar Ciliwung Cisadane T. Iskandar dan Direktorat Bina OP Dirjen Sumber Daya Alam Loly Martiter mendatangi Bendungan Pasar Baru Irigasi Sungai Cisadane yang sering dikenal dengan nama Pintu Air 10, Rabu (12/8). Di sana, keduanya menggelar pertemuan membahas pengendalian air pada musim kemarau dan perbaikan salah satu pintu Bendungan Cisadane yang jebol bersama Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar.

Kepala Balai Besar Ciliwung Cisadane, T. Iskandar menjelaskan pihaknya tidak berpangku tangan terhadap kerusakan pintu air ke-6 di Bendungan Pintu Air 10. Upaya perbaikan telah dilakukan sejak Minggu (9/8). Saat ini, sedang ada proses pembuatan balong (pelat baja-red) pintu ke-6 yang mengalami kerusakan. Seharusnya, kata Iskandar, perbaikan pintu air ini membutuhkan waktu dua bulan. Namun karena sudah mendesak maka diambil jalan darurat yang membutuhkan waktu 12 hari terhitung dari hari pekan kemarin.

“Ini sudah masuk hari ke empat. Proses pembuatan balong itu sudah 70 persen. Besok tim penanganan juga sudah turun memulai persiapan pelaksanaan di lapangan. Target kami, dalam delapan hari ke depan proses perbaikan sudah selesai dilakukan,”ungkap Iskandar di lokasi Bendungan Pintu Air 10, Rabu (12/8).

Dia membantah tudingan pihaknya lamban dalam bekerja. Menurut Iskandar, sejak pertama kali jebol pada 27 Juli 2015 siang, pihaknya mencoba melakukan penanganan. Kemudian pada 28 Juli 2015 dilakukan penanganan darurat. Saat itu, persoalan kebocoran air akibat Balong rusak sempat bisa diatasi namun akhirnya kerusakan terjadi lagi.

“Secara teknis sudah kita lakukan kajian selama dua hari pada tanggal 6-7 Agustus. Kemudian sejak 9 Agustus sudah mulai pelaksanaan proses perbaikan. Tapi pabrikasi tidak bisa disini, harus workshop. Jadi bukan nganggur tidak diurusin. Kita masih nunggu barangnya,”tegasnya.

Direktorat Bina OP Dirjen Sumber Daya Alam Tangerang, Loly Martiter menambahkan untuk membantu dan mengantisipasi krisis air, ada beberapa kondisi penanggulangan yang dilakukan dengan sistem sementara. Dinas Bina Marga melalui Balai Besar Ciliwung Cisadane sudah menempatkan pompa air. Untuk di Kota Tangerang ada 7 pompa dengan 1 pompa kapasitas 80 liter/detik sehingga menghasilkan 560 liter/detik. Untuk Kabupaten Tangerang yang berada di Cikokol difungsikan 3 pompa.

“Jadi kita itu sudah tanggulangi, bukan tidak ada kegiatan. Mohon itu juga ditulis bukan kita tidak pernah memperbaiki,” pungkasnya.

Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar menjelaskan, pertemuannya dengan Balai Besar Ciliwung Cisadane dan Dirjen SDA untuk sebagai tindak lanjut untuk memperbaiki pintu air ke 6 di Bendungan Pintu Air 10. Menurutnya, Kabupaten Tangerang sudah masuk dalam kondisi darurat air. Bahkan bukan hanya irigasi tapi krisis air bersih untuk masyarakat. Bupati mengungkapkan, PDAM TKR Kabupaten Tangerang yang harusnya memproduksi 1500 liter per detik, sekarang berada di posisi 150 liter per detik. Itu hanya 10 persen dari dari biasanya.

“Masyarakat yang sudah pasang pipa saja tidak kebagian air, apalagi masyarakat yang kekeringan sejak sebulan lalu. Ini menjadi maslaah yang besar karena irigasi saja dilihat sudah tidak ada airnya semua. Ini darurat sudah lampu merah, diperlukan kejelasan pemerintah pusat, kalau kabinet kerja, kerja yang mana,”ungkap Zaki, kemarin.

“Ini sudah berlangsung dua minggu terakhir. Janji Pak Iskandar dari Balai Besar dan Dirjen, hari Rabu sudah diselesaikan. Kita berharap ini segera diimplementasikan untuk pengendalian air berjalan lagi. Kita tunggu janjinya Rabu selesai. Kalau tidak selesai, Kamis kita datang lagi,”tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih bagi para pelanggan PDAM Tirta Kerta Raharja dan PDAM Tirta Benteng memuncak sejak tiga hari terakhir. Dua perusahaan air minum itu tidak maksimal mengolah bahan baku air bersih karena Sungai Cisadane menyusut. Kondisi itu diperburuk bocornya pintu ke-6 dari Bendungan Pintu Air 10. Pada Selasa (11/8), PDAM TKR hanya sanggup memproduksi air 150 liter per detik. Perusahaan air milik Pemkab Tangerang itu hanya mengirimkan air kepada 15 ribu pelanggan dari 125 ribu pelanggannya. Itu pun radius maksimal 6 km.

Sementara PDAM Tirta Benteng menghentikan aktivitas instalasi pengolahan air untuk wilayah Kecamatan Benda dan Batuceper karena ketiadaan bahan baku. Sebanyak 5000 pelanggan tidak mendapatkan air bersih selama tiga hari terakhir.

“Permasalahan ada di bahan baku. Air yang disedot tidak ada. Selain karena hujan yang tak kunjung turun di Tangerang, penyebab lainnya adalah pekerjaan pintu yang rusak belum juga rampung,”ungkap Tomy Herdiansyah, Kepala Seksi Produksi PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.