Ulama Banten Pimpin Kiai NU

TANGERANG,SNOL—KH Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai Rais Am Nadhlatul Ulama dalam Mukhtamar ke 33 di Jombang yang berakhir Kamis (6/8) dinihari. Ulama kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 itu akan memimpin para kiai organisasi massa terbesar di Indonesia itu bersama Rais Tanfidziah PBNU terpilih, KH Said Aqil Siradj.Kiai Ma’ruf Amin memiliki keterkaitan erat dengan warga Tangerang, Banten. Dia adalah Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, Banten. Pria yang belajar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur itu juga diketahui sebagai salah satu keturunan Syekh Nawawi al Bantani, ulama terkemuka dari Banten yang menjadi salah satu guru dari pendiri Nahdhlatul Ulama KH Hasyim Asyari.

Penetapan KH Ma’ruf Amin menjadi Rais Am dilakukan sembilan kiai yang tergabung dalam ahlul halli wal aqdi (AHWA) kemarin dini hari pukul 02.00 wib. Awalnya, para kiai AHWA menunjuk KH Mustofa Bisri dari Rembang, Jawa Tengah sebagai Rais Am dengan KH Ma’ruf Amin sebagai wakilnya. Namun, Gus Mus menyatakan tidak bersedia mengemban jabatan tersebut. Karena itu, AHWA kemudian memutuskan untuk mengangkat KH Ma’ruf Amin yang semula dipilih sebagai Wakil Rais Am. Penetapan ulama asal Banten itu berlangsung setelah penghitungan suara pada pemilihan bakal calon ketua tanfidziyah PBNU usai dilakukan.

Rais Aam PBNU terpilih, KH Ma’ruf Amin berjanji untuk membentuk pengurus yang mencerminkan keinginan muktamirin. “Kita berusaha agar tidak ada lembaga dan unit dari pusat ke daerah yang tidak jalan dan tidak bergerak, oleh karenanya kami akan konsolidasikan agar semua hasil kerja komisi-komisi bisa dijalankan,” ujarnya. Dia juga mengharapkan dukungan semua pihak agar kepengurusan PBNU masa khidmat 2015-2020 bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai cita-cita Nahdlatul Ulama.

Sementara itu, proses pemilihan Ketua Tanfidziah NU diikuti 417 perwakilan dari pengurus wilayah, pengurus cabang, dan pengurus cabang internasional NU. KH Said Aqil Siradj kembali menjadi Ketua Tanfidziyah PBNU dengan perolehan 287 suara. Kemudian diikuti Wakil Ketua Tanfidziyah 2010-2015 As’ad Said Ali dengan 107 suara, serta KH Salahuddin Wahid dengan 10 suara. Dua suara abstain, sedangkan sisanya terbagi antara Hilmi Muhammadiyah, Mustofa Bisri, Adnan, Idrus, dan Romli.

Sekretaris PCNU Kota Tangerang, Sobrun Jamil mengatakan, dengan selesainya Muktamar ke 33 NU, pihaknya berharap kedua pimpinan ini dapat berjalan seimbang yang saling menutupi kekurangan satu sama lain. Selain itu, terpilihnya KH Ma’ruf Amin sebagai Rais Am dan Said Aqil Sirdj sebagai Ketua PBNU sudah dinyatakan final dan mempunyai legalitas yang sah.

“Di sana tidak ada AD/ART yang dilanggar. Kalau Rais Am memang idealnya adalah Gus Mus, tapi karena tidak bersedia saat itu KH Ma’ruf Amin yang menjadi wakil akhirnya ditetapkan yang kebetulan juga mendapat poin tertinggi,” jelas Sobrun saat dihubungi, Kamis (6/8) malam.

Saat disinggung mengenai perpecahan di tubuh NU, Sobrun menegaskan, faktanya hampir semua perwakilan terlibat dalam pemilihan. Artinya, muktamar berjalan sukses. “Kalau ada isu mau membuat Muktamar lagi itu namanya muktamar liar dan tidak jelas. Dan yang ngomong itu juga bukan peserta,” ujar Ketua BKPRMI Kota Tangerang ini.

Sobrun mengungkapkan, perkumpulan yang dilakukan di Tebuireng menurutnya tidak representatif. Dikatakannya, hal itu hanya sedikit kekesalannya saja dan terlihat ambisius.

“Kita disini juga tidak ada yang prediksi dan berjalan alami. Yang terjadi adalah sesepuh itu kan masih ada tapi ada yang mau menggantuikan, itu kan tidak etis,” ungkapnya.

Dijelaskannya, di tata tertib musyarah mufakat dalam bentuk AHWA untuk menentukan Rais Am. Mekanisme AHWA itu akhirnya menutup adanya jual beli suara Rais Am.

“Saya ingin warga NU bersatu, tidak macam-macm karena NU bukan organisasi politik dan organisasi profit. Kita hanya ingin mencari keberkahan,” pungkasnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih KH Said Aqil Siradj berjanji akan memfokuskan periode kerja lima tahun kedepan untuk agenda sosial.

“Saya fokuskan NU pada pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan,” kata Said selepas pengumumannya menjadi Ketua Umum (terpilih) PBNU masa khidmat 2015-2020 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8).

Said mengatakan dirinya juga akan berusaha menjaga dan mengawal ideologi NU, Ahlussunah wal Jama’ah’ (Aswaja) dan menempanya pada generasi muda.

“Generasi muda nanti akan berhadapan dengan ideologi radikal. Itu tantangan kita, kami akan kawal Aswaja agar bisa menjadikan Islam yang moderat dan tolerans agar bermanfaat bukan hanya bagi warga NU tapi umat Islam di seluruh dunia,” ujar dia.

Selain itu Said mengatakan, tidak akan ada agenda politik dan hanya bakal bekerja selama lima tahun mendatang untuk memajukan NU sehingga tujuan organisasi massa Islam tersebut agar berguna demi bangsa dan negara tercapai. “Saya juga memohon doa restu pada seluruh warga negara Indonesia agar dapat menjalankan amanat muktamar dan cita-cita NU,” ujarnya. Sementara itu, struktur pengurus PBNU akan disusun oleh tim formatur yang terdiri dari beberapa orang yang dipercaya dari Pengurus Wilayah NU seperti dari Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Papua. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.