Petani Bandeng Pilih Panen Dini

TIGARAKSA,SN—Para pembudidaya ikan bandeng di Kabupaten Tangerang memilih untuk panen dini. Ini dilakukan lantaran para pembudidaya khawatir tambaknya akan mengalami kekeringan. Pembudidaya ikan bandeng di Kecamatan Pakuhaji Muhammad Akbal (33) mengatakan, musim kemarau yang berkepanjangan ini membuat pembudidaya ikan bandeng harus panen lebih cepat,

karena takut merugi akibat kekeringan. Saat ini harga ikan bandeng masih mahal sekitar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu, yang tadinya hanya Rp45 ribu perkilogram.

            “Saya terpaksa panen lebih cepat karena takut merugi akibat air yang semakin menyusut karena musim kemarau,” ujarnya kepada Satelit News, Senin (3/8).

            Lanjut Akbal, saat ini musim angin timur yang membuat para nelayan takut berlayar karena anginnya kencang dan kurang bersahabat sehingga membuat air laut cepat surut. Ia berharap cuaca seperti ini cepat selesai agar para pengusaha tambak ikan bandeng bisa tenang berwirausaha.

            “Kalau hari biasa harga ikan bandeng tergantung kenaikan pakan ikan, tapi kalau sekarang harga bandeng terus mengalami kenaikan walaupun hanya Rp10 ribu perkilogram,” ungkapnya.

            Akbal mengaku, saat ini harga ikan bandeng isi 2 ekor Rp45.000 perkilo dan isi 4-5 ekor harganya Rp40.000 perkilo. Menurutnya, harga ikan kakap maupun bandeng bisa naik tergantung dari harga pakan ikan tersebut.

            Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang Herry Wibowo mengatakan, tambak-tambak yang dilakukan untuk budidaya ikan bandeng di wilayah ini mulai mengalami penyusutan volume air. Hal ini justru akan berdampak pada lebih cepatnya panen dari waktu yang ditentukan. Ini dilakukan karena para petani bandeng yang umumnya di wilayah utara takut tambak yang mereka gunakan mengalami musibah kekeringan.

            “Air kolamnya kian menyusut, sehingga banyak pembudidaya yang melakukan panen lebih dini. Walaupun tidak semua tambak yang melakukan panen lebih dini tapi sebagian dari mereka melakukan panen cepat. Karena takut tambak mereka kekeringan,” jelasnya.

            Lanjut Herry, kebutuhan air bukan hanya dirasakan oleh para petani padi tapi petani pun merasakan hal yang sama. Meski begitu, pihaknya tidak perlu merasa khawatir walaupun terjadi panen cepat tapi harga jual ikan bandeng masih tetap stabil di pasaran. Namun untuk ukuran ikan memang lebih kecil dari pada ukuran biasanya, sedangkan untuk jumlah produksinya sendiri tidak mengalami penurunya.

            “Sekarang kesulitan air tidak hanya dirasakan oleh petani padi, tetapi mereka yang bergerak dalam usaha budidaya ikan juga mengalami hal yang sama. Mudah-mudahan ini akan segera teratasi,” tandas pria yang khas dengan kumisnya ini.

            Sejauh ini pemerintah belum memberikan bantuan kepada petani tambak yang terancam kekeringan. Menurutnya, pemerintah melihat peristiwa ini bukan kejadian luar biasa dan para petani tambak tersebut belum mengalami kerugian. Hanya saja memang perlu adanya upaya untuk memcarikan solusi yang tepat bagi mereka yang mengalami kekeringan.

            “Kami sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk mencari solusi bagaimana mendapatkan air. Mudah-mudahan bisa membantu mereka yang kesulitan air,” pungkasnya. (harso/aditya/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.