Perang Kandidat Cantik di Tangsel
TANGERANG,SNOL—Pilkada Kota Tangerang Selatan bakal jadi ajang persaingan para politikus berparas rupawan. Mantan Puteri Pariwisata Indonesia yang kini menjabat Ketua DPD Golkar Tangsel Airin Rachmi Diany harus bersaing dengan dua wanita cantik lainnya yakni politisi Gerindra Li Claudia Chandra dan mantan anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Intan Nurul Hikmah.Para pesaing Airin itu mulai bermunculan setelah lebaran. Nama Li Claudia Chandra secara tiba-tiba mencuat setelah DPP Gerindra mengusungnya sebagai calon Wakil Walikota Tangsel berpasangan dengan Ikhsan Modjo dari Partai Demokrat. Sedangkan Intan Nurul Hikmah mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Arsid yang digadang-gadang diusung PDIP, PPP dan Hanura.
“Saya baru tiga hari ini berkomunikasi dengan pak Arsid terkait ini. Itu pun by phone. Saya baru pulang dari luar kota dan belum bertemu secara langsung. Rencananya besok atau lusa baru akan membahas ini,”ungkap Intan Nurul Hikmah saat dihubungi via telpon, kemarin malam.
Intan yang juga kader Partai Golkar Kabupaten Tangerang itu mengaku masih akan mempertimbangkan tawaran tersebut. Adik kandung Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar ini mengaku ada pertimbangan yang harus dipikirkan karena saat ini sedang beristirahat dari dunia politik.
Rencana Arsid menggandeng Intan diperkuat pernyataan Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soed¬jono, Kamis (23/7). Nusyirwan memastikan, surat rekomendasi pasangan Arsyid-Intan telah ditandatangani oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDI-P, dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
“Dengan merekomendasi¬kan pasangan tersebut, maka PDIP telah menjawab suara masyarakat Tangsel, agar pasangan yang dicalonkan memiliki rekam jejak yang baik, dan berkomitmen kuat di dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih,”ujar Nusyirwan.
Jika Intan masih pikir-pikir, maka lain halnya dengan Li Claudia Chandra. Perempuan yang pernah dicalonkan sebagai anggota DPR RI itu memberi kejutan hebat di kalangan kader Gerindra Tangsel setelah ditunjuk untuk maju dalam Pilkada bersama Ikhsan Modjo. Penyebabnya, penunjukan Li dianggap menyalahi lmekanisme penjaringan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Tangsel Zaid El Habib mengata¬kan, dua nama tersebut memang diusung oleh Partai Gerindra untuk Pilkada Desember nanti. Na¬mun keduanya sama sekali tidak mengambil formulir ataupun ikut penjaringan di DPC Tangsel.
“Ikhsan Modjo tidak pernah ambil formulir ke Gerindra. Li Claudia ambil formulir tapi tidak mengembalikan dan tidak ikut visi dan misi. Itu saja yang bisa saya jelaskan,”katanya saat dihubungi, Kamis (23/7). Zaid menilai keputusan mengusung calon tanpa melalui mekanisme bisa saja menimbulkan perpecahan di tingkat bawah. Dia mensinyalir kader Gerindra kecewa atas munculnya dua nama itu.
“Melalui penjaringan, para kader di tingkat akar rumput tahu siapa saja calon yang mendaftar dan juga yang akan diusung. Tetapi dengan munculnya dua nama ini bisa saja nantinya ada kekecewaan di kader bawah karena keduanya tidak ikuti aturan partai,” paparnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Banten Budi Heriyadi mengaku terkejut dengan kepu¬tusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Dia tidak menyangka keputusan DPP sama sekali tidak mempertimbangkan mekanisme partai dalam merekrut calon wali kota dan wakil wali kota yang bakal diusung oleh Gerindra.
“Kami hanya mengusulkan tiga nama yang memang mengi¬kuti mekanisme dari tingkat DPC. Mulai dari pendaftaran, pemaparan visi misi dan penilaian. Dua nama itu tidak pernah masuk dalam tiga nama yang diusulkan dari DPC ke DPD dan ditembuskan ke DPP,” ujarnya.
Budi menganggap, muncul¬nya dua nama tersebut sama saja mencederai mekanisme kepartaian yang dibuat. Padahal mekanisme penjaringan mulai dari tingkat DPC dibuka seluas-luasnya kepada para kandidat yang mau menggunakan Gerindra sebagai kendaraan politik.
Dijelaskannya, laporan dari pengurus DPC, Ikhsan Modjo tidak pernah mendaftar ke DPC sebagai calon. Sementara Li Claudia hanya mengambil formulir namun tidak pernah mengembalikan. “Karena itulah kami sedikit heran dengan isu yang beredar bahwa Ikhsan Modjo dan Li Claudia telah ditetapkan oleh DPP sebagai calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung oleh Gerindra di Pilkada Tangsel,” jelasnya.
Sebagai ketua DPD Gerindra Provinsi Banten, pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI ini melihat putusan DPP sama saja mengibarkan bendera putih sebelum berperang dalam Pilkada Kota Tangsel. Pasalnya, dari beberapa survei yang dilakukan, dua nama ini hanya calon yang meramaikan dan tidak populer maupun memiliki elektabilitas yang tinggi.
“Setahu kami, Gerindra in¬gin menang bukan hanya sekedar ingin tampil. Tapi apabila keputusan ini benar, jelas mengecewakan para kader di bawah,”tegasnya. Meski begitu, Budi mengatakan sebagai Ketua DPD yang dipercaya membawahi DPC Tangsel, dirinya akan menjalankan perintah DPP.
“Bisa saja kader memilih untuk mendukung calon lain atau memilih tidak bergerak karena calon yang diusung tidak dikenal dan mengikuti mekanisme partai mulai dari tingkatan DPC. Tapi sebagai Ketua DPD saya akan coba mempersatukan kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Ikhsan Modjo saat dikonfirmasi lewat telpon gengamnya,membantah tidak mengikuti aturan yang ada di Partai Gerindra dalam hal pengusungan calon. Dia menegaskan, di Gerindra ada tiga mekanisme penjaringan, yaitu penjaringan di tingkat DPC, DPD, dan di tingkat DPP.
Dan pria yang akrab disapa Bang Ican ini mengaku mengikuti mekanisme di tingkat DPP Partai Gerindra. “Tidak benar kalau saya tidak mengikuti mekanisme penjaringan di Gerindra. Saya ikut mekanisme penjaringan yang dibuka di DPP Gerindra, seluruh aturan partai saya ikuti karena saya tahu aturan itu memang harus dijalankan,” tegasnya. Dia juga mengatakan, jika tidak mengikuti aturan yang ada di Gerindra tidak mungkin bisa mendapatkan rekomendasi sebagai calon walikota. “Karena saya ikuti aturannya maka saya diberikan amanah untuk maju dari Partai Gerindra,” paparnya.
Saat ini dia telah memegang rekomendasi dari Partai Gerindra dan Partai Demokrat sebagai Calon Walikota, dan Li Claudia sebagai calon wakil walikota. “Saat ini rekomendasi itu sudah di tangan. Dan saya akan bergerak bersama dengan seluruh kader Gerindra Tangsel untuk melakukan perubahan di Tang¬sel,” pungkasnya.
PKS Sudah Pasti Usung Airin
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah pasti akan mengusung Airin Rachmi Diany pada Pilkada Tangsel. PKS juga tetap merekomendasikan kader internalnya maju sebagai wakil Airin.
Rekomendasi disodorkan karena Airin masih belum juga menentukan calon wakilnya meski nama Benyamin Davnie sering disebut-sebut akan kembali mendampingi. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Tangsel Unggul Wibawa mengatakan, hingga saat ini PKS masih terus mendorong kader internalnya maju sebagai wakil Airin. Mengingat dua kader internalnya yaitu Ruhamaben dan Budi Prayogo merupakan kader yang berpotensial sebagai wakil.
“Kita sudah usung Airin se¬bagai calon walikota tapi kami tetap akan mendorong kader internal kami untuk maju seba¬gai wakil Ibu Airin. Karena kader kami lebih berpotensi untuk memajukan Tangsel,” tuturnya.
Unggul juga mengatakan, alasan lain memilih wakil dari kader internalnya karena ke depannya Walikota Tangsel dan Wakilnya harus lebih banyak membuka komunikasi dengan partai-partai pengusung agar kinerja yang kurang optimal segera dibenahi. Sehingga dengan mendorong politisi PKS jadi wakilnya, Airin sangat cocok untuk di pemerintahan selanjutnya.
“Pasangan walikota dan wakil walikota ke depannya harus bisa lebih baik lagi dalam membangun komunikasi dengan parpol. Karena dengan begini pembangunan pemerintahan ke depannya akan jauh lebih baik lagi,” ujarnya. Kendati demikian, Unggul mengaku tetap menyerahkan kepada Airin untuk menentukan siapa wakilnya nanti.
Koordinator tim Airin, Rahmat Hidayat mengatakan hingga saat ini Airin masih istiqarah dalam menentukan wakilnya yang akan maju bersama di pilkada. “Ibu masih istiqarah karena tidak ingin asal-asalan dalam menentukan wakilnya. Kita lihat saja nanti siapa yang akan dipilih ibu di pilkada ini,” ungkapnya. (dra/pramita/jarkasih/gatot)