Listrik Masuk Desa Terkendala Kabel

TIGARAKSA,SNOL—Program pemasangan listrik masuk desa oleh Pemkab Tangerang belum berjalan maksimal. Pasalnya program dengan nama desa benderang yang diusung Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) tersebut, masih terkendala pengadaan material kabel.

         Kabid Energi dan Sumberdaya Mineral Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiarto mengaku program pemasangan listrik masuk desa hingga kini masih mengalami kendala pengadaan materialnya seperti kabel. Pasalnya, kabel yang digunakan untuk mengaliri listrik dari tiang ke rumah tersebut terkadang tidak sesuai dengan jarak rumah masyarakat.

            “Sistemnya itu sendiri kan perpaket, jadi ketika kami pesan ke PLN perpaket misalkan harga Rp420 itu isinya 15 meter kabel, MCB dan Travometernya. Nah ketika diukur ternyata jarak rumah warga dengan tiang 30 meter. Itu kan artinya ada kekurangan pada kabel. Kami tidak bisa menambahkan kekurangan tersebut dan tidak bisa juga membebankan kepada warga,” ungkapnya kepada Satelit News, kemarin.

            Menurut Ujang, hingga kini sudah ada 52 rumah yang terpasang listriknya. Jumlah tersebut masih jauh dari target yang sudah ditentukan untuk tahun 2015, yakni sebanyak 1500 rumah dari total rumah yang terdaftar sebanyak 3017. “Tahun 2014 sebanyak 2061 rumah yang terpasangkan listriknya, sedangkan untuk tahun 2015 rencananya 3017 rumah,” jelasnya.

            Lanjut Ujang, mekanisme pemasangan listrik program desa benderang itu sendiri harus melalui kecamatan terlebih dahulu. Namun karena program listrik ini gratis, maka warga yang menerima harus orang yang tidak mampu. “Dari kecamatan baru dibawa ke Kabupaten Tangerang. Cuma dalam pemasangan tersebut terkadang suka ada oknum yang bermain meminta bayaran. Nah itu sulit diawasi,” tukasnya.

            Kasi Energi dan Ketenagalistrikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Iswara menambahkan, masih banyak warga Kabupaten Tangerang yang belum teraliri listrik namun enggan melakukan pemasangan. Umumnya mereka lebih memilih menggunakan listrik dari tetangga atau saudaranya. “Bahkan tak jarang ada warga yang mencuri listrik dari tiang,” imbuhnya.

            Pihaknya juga sudah sering melakukan sosialisasi terkait masalah pemasangan tersebut. Namun warga menolak jika pemasangan listrik hanya menggunakan KWH 450 Watt dan memilih KWH 900 Watt. “Ini terjadi di seluruh pelosok daerah yang ada Kabupaten Tangerang. Jadi mereka lebih memilih listriknya gabungan sama keluarga terdekat,” pungkasnya. (mujeeb/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.