Didatangi Turis Tiongkok, Walikota Sumringah
TANGERANG, SNOL—Festival Cisadane yang digelar oleh Pemkot Tangerang Sabtu (30/5) resmi ditutup dengan kemeriahan karnaval fashion. Dalam karnaval tersebut, ditampilkan berbagai busana daur ulang dari sampah busana tradisional serta berbagai atraksi di Kawasan Pasar Lama.
Walikota Tangerang Arief R Wismansyah menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan kegiatan Festival Cisadane. “Keberhasilan festival ini berkat kerjasama kita semua. Sampai jumpa dan ayo kita buat semakin baik lagi di tahun depan ,” ujar Arief.
Dikatakannya, dalam Festival Cisadane tahun ini, berhasil menyedot perhatian banyak orang, termasuk warga negara Tiongkok yang datang menyaksikan. Apalagi ditambah dengan hadirnya Parade Cisadane Fashion Carnival yang baru pertama kali digelar. Hal ini membuat suasana semakin semarak serta nuansa berbeda, sebab katanya tak hanya sekadar ajang fashion biasa, akan tetapi ingin turut mengajak masyarakat agar semakin peduli lingkungan. ”Tak hanya seremoni, tapi kami ingin memberikan makna dan mengajak masyarakat untuk semakin peduli dan cinta kepada budaya, lingkungan dan kota ini,” paparnya.
Sebelum menutup kegiatan secara resmi Arief mengajak rombongan turis dari Tiongkok untuk berkeliling dan melihat secara langsung sungai Cisadane dengan dilanjutkan dengan melakukan pelepasan puluhan bibit ikan bersama seluruh unsur Muspida Kota Tangerang. Arief menjelaskan perihal kedatangan tamu dari Giangxi tersebut. Katanya, kehadiran mereka (turis asing) menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang pada umumnya.
Walikota juga menyampaikan bahwa dirinya juga diundang oleh Federasi Olahraga Provinsi Guangxi untuk hadir kesana bulan September, karena akan diadakan lomba perahu naga tingkat internasional. “Mereka sangat respek dengan kota Tangerang dan ingin kedepannya menjalin kemitraan dengan kita, agar bisa saling bertukar kebudayaan.” tegasnya.
Sementara Presiden Federasi Olahraga Provinsi Guangxi, Ron Xiaoning menyatakan tertarik dengan acara Festival Cisadane. “Sangat menarik, ini kedatangan pertama saya ke Indonesia, terkejut saya melihat salah satu kebudayaan (perahu naga) kami bisa terakulturasi baik dengan budaya lokal di sini,” ujar Ron Xiaoning. Xiaoning juga menambahkan dirinya sangat tidak menyangka bahwa antusiasme masyarakat terhadap lomba perahu naga ini begitu besar, dan tidak kalah dengan yang ada di negaranya.
Namun begitu, penyelenggaraan Festival Cisadane juga bukannya tanpa kritik. Aktivis dari Jaringan Nurani Rakyat (Janus) Ade Yunus menilai, setiap tahunnya Kota Tangerang terlalu sering melaksanakan kegiatan yang bersifat seremonial dan dengan tema yang sama yaitu festival. Dia menyebut seperti seperti Benteng Art Festival, Festival Tangerang Bersih, Job Fair, Education Fair, UMKM Fair, Culinary Night Festival dan lain-lain.
“Kedepan kami minta kepada Pemerintah Kota Tangerang agar meleburkan seluruh festival yang sudah ada, melebur menjadi satu ke dalam Festival Cisadane. Anggaran untuk perhelatan tersebut bila perlu ditambah lebih besar dan waktunya di perpanjang menjadi 30 hari. Namun acara tersebut harus menjadi gelaran festival internasional yang dapat menarik wisatawan asing dan lokal,” jelasnya. (mg28/made)