Dua Pos Ormas FBR Dibakar
TANGERANG,SNOL—Kota Tangerang memanas lagi. Dua pos milik Forum Betawi Rempug (FBR) dirusak dan dibakar oleh kelompok orang yang tidak dikenal, Minggu (17/5) dinihari. Diduga ini merupakan aksi serangan balik buntut dari keributan yang menewaskan Purnama Ramdani (27), anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) pada Minggu (10/5) lalu.
Ketua Korwil FBR Kota Tangerang, Solihin menyebutkan, ada dua pos milik FBR yang dirusak dan dibakar oleh kelompok orang yang tidak dikenal pada Minggu (17/5) dinihari. Kedua pos tersebut yakni Pos Macan Ceper di Jalan Suryadarma, Kecamatan Neglasari dan Pos Tanah Merah Gardu 0351 di Gg Karyawan IV RT 01/02 Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah.
“Yang di Neglasari Pos Binaan Bakormas dibakar sekira pukul 02.00 wib. Warga yang mengetahui ada kebakaran di pos langsung memadamkannya. Sedangkan pelaku yang berjumlah lebih dari dua orang langsung melarikan diri,” kata Solihin saat dihubungi Satelit News, Minggu (17/5).
Insiden pengrusakan dan pembakaran juga terjadi di pos milik FBR Tanah Merah Gardu 0351 yang berlokasi di Kecamatan Karang Tengah. Aksi itu terjadi sekira pukul 03.30 wib. “Pelakunya diduga dari kelompok ormas. Saat kejadian kita mau benturin tapi mereka keburu lari,” ungkap pria yang akrab disapa Liking ini.
Solihin menjelaskan, pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan di Pos Tanah Merah diketahui pertama kali oleh seorang ibu yang merupakan istri dari Ketua Korlap FBR setempat. Mengetahui hal tersebut, dia langsung berteriak dan membangunkan suaminya. “Gardu itu berada pas di dekat rumah anggota kita. Istrinya memang belum tidur karena usaha pesanan katering. Pas lihat ada orang ngebakar pos langsung korlap kita turun dari lantai dua,” paparnya.
Menurut pria yang juga Ketua Komisi III DPRD Kota Tangerang ini, para pelaku pengrusakan dan pembakaran diketahui berjumlah 10 orang yang menggunakan kurang lebih lima kendaraan roda dua. Bahkan saat melakukan pengrusakan, puluhan orang tersebut juga menenteng senjata tajam dan menutupi wajah mereka dengan helm. “Mereka copot-copotin bendera, kemudian ditaruh di dalam pos dan dibakar. Setelah aksinya ketahuan mereka lari ke arah Kembangan sambil meneriakkan makian,” tuturnya.
Solihin sangat menyesalkan insiden yang mengakibatkan dua pos milik FBR rusak. Menurutnya, insiden ini merupakan kurangnya antisipasi aparat kepolisian yang hanya konsentrasi pada titik kejadian perantara (TKP) di Perum Puribeta II, Kecamatan Larangan. “Kami sebagai warga juga melakukan antisipasi, tapi sepertinya kalau begini ada unsur kesengajaan yang membiarkan kita terus berantem,” tukasnya.
Hingga kini pihaknya memang belum melaporkan secara resmi pengrusakan dan pembakaran ini ke pihak berwajib. “Pos kita sering banget dibakar tapi tidak ada tindaklanjutnya. Dilaporin juga percuma, polisi juga sudah tau,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Jakarta Barat, Hendra Yoshua mengaku pihaknya mendapat informasi ada pos FBR yang dirusak dan dibakar pada Minggu (17/5) dinihari. Namun, Hendra membantah pelakunya berasal dari kelompok Pemuda Pancasila. “Ya saya tau, tapi itu bukan dari Jakarta Barat. Saya tidak tahu pelakunya dan tidak kenal. Saya juga tidak ada instruksi seperti itu,” kata Hendra saat dihubungi tadi malam.
Hendra juga menyanyangkan kejadian pengrusakan dan pembakaran tersebut. Menurutnya aksi tersebut hanya akan menambah masalah dan akan berdampak luas. “Saya sudah sampaikan ke teman-teman, yang kemarin sudah terjadi biarkan berlalu. Sebaiknya kita fokus pengembangan organisasi ke depan, karena PP ini bukan organisasi kemarin sore tapi organisasi yang sudah internasional,” tuturnya.
Hendra juga menyayangkan insiden pengroyokan yang menyebabkan tewasnya salah satu anggota. Seharusnya, kata dia, itu tidak perlu terjadi karena hanya masalah kecil yang dibesarkan. “Harusnya itu bisa dihindari dan diantisipasi. Tapi itu sudah terjadi, kita hanya minta pelaku segera ditangkap semuanya. Saya juga berharap teman-teman tidak terpancing untuk aksi balasan. Serahkan ini kepada kepolisian dan diproses secara hukum,” tambahnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Ciledug, AKP Afendi tidak membenarkan adanya kejadian pengrusakan dan pembakaran yang menimpa Pos FBR di Tanah Merah Gardu 0351, Gg Karyawan IV RT 01/02 Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, pada Minggu (17/5) dinihari. “Tidak ada laporan ada pengrusakan pos FBR, apalagi pembakaran. Kita kan melakukan antisipasi sampai dinihari tidak ada kejadian apa-apa,” kata AKP Afendi.
Jawaban yang sama juga disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo. Menurutnya, kejadian seperti itu (pengursakan dan pembakaran terhadap dua pos FBR) tidak ada. “Tidak ada kejadian itu, jangan ngarang buat keruh,” kata AKBP Sutarmo membalas pesan singkat yang dikirimkan Satelit News, tadi malam.
Terpisah, Kepala Seksi Politik Dalam Negeri Kesbangpol Kota Tangerang, Kaonang mengatakan, berdasarkan UU Nomor 17 tahun 2013, pemerintah daerah bukan satu-satunya yang bertanggungjawab membina ormas, melainkanharus dilakukan pembinaan secara internal. “Kita rutin pembinaan, tapi ormas itu kan anggotanya ratusan, kalau kita undang semua pastinya ada kendala. Anggaran kita terbatas, maka setiap pembinaan tidak semua kita undang,” kata Kaonang kemarin.
Menurut Kaonang, upaya yang juga harus dilakukan saat ini adalah mengkaryakan anggota ormas supaya dapat bekerja sesuai keahliannya. Pimpinan ormas bisa mengirimkan anggotanya ke Balai Latihan Kerja (BLK). “Peningkatan wawasan kebangsaan juga rutin kita berikan. Kesbangpol juga sudah pernah memfasilitasi kedua ormas yang sering bentrok pada tahun 2013. Malah di situ ditandatangani kesepakatan apabila ada anggota yang melanggar untuk diberhentikan,” tukasnya.
Menurut Kaonang, semua pihak diminta untuk mendukung dan mempercayakan kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. “Kita ingin ciptakan wilayah Kota Tangerang yang kondusif. Kejadian ini jangan sampai ada agenda balas dendam. Kita juga minta kesadaran para ormas untuk tidak membangun pos atau gardu di tanah yang tidak sesuai peruntukannya,” tegasnya.
Polisi Masih Buru 4 Pelaku
Polisi terus mengembangkan kasus tewasnya Purnama Ramadhan yang tewas dikeroyok seminggu lalu. Bahkan dari pantauan Satelit News pada Sabtu (16/5) malam hingga Minggu dinihari, kepolisian masih berjaga-jaga di seputar Perum Puribeta II Kecamatan Larangan. Kepolisian dari Polsek Ciledug juga sempat mencurigai dua anggota ormas yang membawa senjata api.
“Ya kita sempat periksa dua orang saat petugas melakukan giat operasi di kawasan Ciledug dan sekitarnya. Awalnya kita curigai dua anggota ormas ini membawa senpi, ternyata hanya korek api berbentuk senpi. Akhirnya kita lepaskan,” kata Kapolsek Ciledug, Kompol Ali Joni kepada Satelit News, Sabtu (16/5) malam.
Polisi juga juga masih memburu empat orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) karena diduga terlibat ikut melakukan pengroyokan. “Empat DPO kasus tersebut masih dicari untuk ditangkap dan dilakukan proses hukum,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo, Minggu (17/5).
Sutarmo juga menjelaskan, untuk motif pengeroyokan yang menyebabkan satu anggota ormas tewas itu belum bisa dipastikan. Menurutnya, kalau pelaku sudah tertangkap semua baru ketahuan setelah berdasarkan keterangan atau pengakuan para tersangka. “Bagaimana membaca motif kalau para tersangkanya belum ditangkap semua. Penyidik juga tidak bisa berandai-andai tapi harus berdasarkan fakta, jadi jangan asumsi,” tandasnya. (uis/dm)