Dinas Pendidikan Klaim Kelulusan SMA 100 Persen

TIGARAKSA,SNOL—Dinas Pendidikan mengklaim seluruh peserta didik SMA/SMK lulus ujian nasional (Unas). Meski tidak seluruh siswa mendapatkan nilai yang sempurna. Sekretaris Dinas Pendidikan, Abdul Ghani mengatakan, pihaknya memastikan semua anak didik tingkat SMA/SMK mendapat kelulusan sekolah.

Menurutnya, sesuai dengan peraturan menteri yang sudah dikeluarkan, bahwa kelulusan siswa-siswi yang mengikuti Unas dikembalikan kepada sekolah masing-masing.

            “Hasilnya itu dilihat bukan berdasarkan nilai ebtanas atau NEM mereka. Melaikan dilihat dari perilaku mereka selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Apakah siswanya bandel atau tidak, sering bolos atau tidak. Nanti diakumulasikan sikap mereka oleh sekolah masing-masing, berdasarkan pengamtan mereka selama memberikan pengajaran kepada anak didiknya,” jelasnya kepada Satelit News, Minggu (17/5) malam.

            Menurut Ghani, jika siswa-siswi yang merasa tidak puas karena mendapat nilai yang jelek, mereka bisa mengikuti Unas pada tahun berikutnya. Namun bukan berarti dengan mengikuti ujian tersebut siswa tersebut dianggap tidak lulus, tetapi hanya untuk melakukan perbaikan nilai ujian semata.

            Ia mencontohkan, tingkat kelulusan sekolah di Kecamatan Sepatan tidak bisa dibandingkan dengan sekolah yang ada di daerah perkotaan. Karena teknik pengajaran sekolah yang ada di daerah tentu berbeda dengan sekolah yang umumnya ada dipemukiman elit.

            “Kalau dulu itu kan masih mengunakan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) sebagai bukti kelulusan. Nah kalau sekarang itu berbeda. Jadi ketika mereka lulus mendapatkan nilai yang jelek bisa memperbaikinya dengan mengikuti ujian ulang tahun berikutnya, tapi kalau tidak pun mereka tetap lulus. Namun untuk masuk di perguruan tinggi tentunya akan menjadi pertimbangan juga bagi pihak universitasnya jika nilainya jelek,” jelas pria yang akrab disapa Ghani ini.

            Pihaknya sejauh ini belum mengetahui secara pasti mengenai peringkat kelulusan Kabupaten Tangerang di tingkat Provinsi Banten. Menurutnya, hasil kelulusn tersebut perlu diakumulasikan dengan beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang. Jika hasilnya baik, tentunya peringkat tersebut juga akan baik.

            “Kelulusan para siswa juga tidak menentukan akreditasi di satu sekolah, yang menentukan akreditasi adalah bagaimana sekolah tersebut mampu memberikan proses belajar mengajar selama di sekolah itu, serta menjadi yang terbaik diantara sekolah-sekolah lainnya,” tegasnya.

Terpisah, anggota komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Syarifullah berharap, perayaan kelulusan tidak harus dilakukan dengan cara corat-coret baju seragam. Karena hal tersebut bisa saja memicu terjadinya tawuran antar pelajar.

“Umumnya karena kebiasaan pada nongkrong di pinggir jalan akhirnya begitu ada sekolah lain lewat langsung diteriakin. Menurut saya bisa saja merayakannya dengan cara memotong kue atau mungkin pengajian di sekolah dengan cara sujud syukur mungkin atau hal-hal sejenis lainnya yang positif,” pungkasnya. (mg27/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.